Liputan6.com, Bandung - Kelangkaan minyak goreng curah mulai dirasakan pedagang di pasar tradisional di Kota Bandung. Bahkan, stok di grosir yang menjual minyak goreng tersebut kosong.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Dari pantauan Liputan6.com di Pasar Kosambi, salah satu kios milik Dedi (60) yang sering menjual minyak goreng terlihat beberapa jerigen minyak curah sudah kosong.
Dedi mengaku sudah tiga hari minyak goreng di tempatnya langka. Selain itu, kiriman dari agen juga sangat sedikit, sehingga stok sangat terbatas dan selalu habis.
"Sudah tiga hari minyak goreng curah sulit didapatkan. Di beberapa grosir, stoknya juga sudah enggak ada," ucap Dedi, Senin (21/3/2022).
Menurut dia, kondisi minyak goreng curah langka sudah lama terjadi. Namun semakin parah sejak beberapa hari terakhir. Tak hanya itu, harganya pun cukup mahal Rp18.000 per kg.
“Di tingkat grosir, harganya dijual Rp10.500 per liter. Untuk per kilogramnya dijual Rp18 ribu,” katanya.
Kelangkaan minyak curh tersebut, diakui Dedi membuat banyak orang cukup merasa gelisah. Apalagi, saat ini menjelang bulan Ramadan.
“Kami pedagang kecil tergantung stok, kalau barang di grosir ada kami jual,” ungkapnya.
Adapun pemerintah pusat sudah mencabut aturan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng premium atau kemasan yang sebelumnya dibanderol Rp14.000 per liter. Dedi pun enggan menjual minyak goreng premium sebab saat ini melambung tinggi.
"Bagaimana mau jualan harganya sampai Rp50 ribuan, itu berapa mau jual ke pembeli," tuturnya.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak Video Pilihan di Bawah Ini
Giatkan Operasi Pasar
Terpisah, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung terus berupaya menyediakan stok minyak goreng curah dengan cara operasi pasar di pasar tradisional. Adapun pendistribusian minyak curah kali ini menyasar Pasar Ciwastra.
"Karena Kota Bandung ini sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat dengan 37 pasar, maka kami mohon ini operasi pasar bukan yang terakhir dan kita akan terus berjuang," ujar Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Wasliah.
Menurut Elly, penjualan minyak goreng curah dengan harga HET sangat dinantikan konsumen khususnya pedagang kecil. Contohnya, pedagang gorengan atau penjualan makanan rumahan yang butuh minyak goreng untuk memasak.
"Sekarang pedagang gorengan saja bisa butuh sampai enam kilogram per hari. Ada juga pedagang lain yang usaha mikro itu butuh yang lebih murah," tuturnya.
Advertisement