Kisah Mahasiswa Disapa Kuntilanak Penunggu Kamar Asrama Kampus Swasta di Yogyakarta

Kampus swasta di Yogyakarta ini telah berdiri sejak tahun 1945 ini memiliki berbagai cerita mistis yang cukup tersohor.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 08 Apr 2022, 03:00 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2022, 03:00 WIB
Kuntilanak
Ilsutrasi kuntilanak (YouTube)

Liputan6.com, Yogyakarta - Kampus swasta di Yogyakarta ini telah berdiri sejak tahun 1945. Kampus tersebut memiliki berbagai cerita mistis yang cukup tersohor. Seperti halnya kisah mistis yang berasal dari kamar 308A di rusunawa kampus swasta itu.

Dikutip dari berbagai sumber, kejadian mistis ini menjadi awal mula kamar rusunawa kampus tersebut terkenal angker. Berawal dari kegiatan para mahasiswa kampus swasta Yogyakarta tersebut yang mengharuskan seluruh mahasiswa baru tinggal di rusunawa selama kegiatan berlangsung.

Konon hampir semua mahasiswa kampus itu telah mendengar kisah mistis ini. Kamar 308A yang terletak di lantai 3 gedung dan berdekatan dengan kamar mandi itu, tak pernah dibuka bertahun-tahun. Hingga saat ini pun tempat tersebut tetap terkunci dan seluruh mahasiswa dilarang memasukinya.

Konon ada seseorang yang meninggal bunuh diri di kamar tersebut. Sayangnya, tak ada yang tahu siapa dan kapan kejadian bunuh diri itu terjadi.

Cerita ini dikisahkan seorang mahasiswa baru berama Eric. Malam itu, setelah kegiatan selesai, ia kembali ke rusunawa untuk menemui Bima selaku pembina untuk pembagian kamar.

"Kalian tidur di kamar 301A dan 301B. Jangan ada yang boleh tidur di kamar lain selain dua kamar itu ya. Termasuk 308A, mengerti?" ucap Bima.

"Kalau kalian mau ke kamar mandi, lebih baik bersama-sama. Jangan sampai pergi sendirian," ucap Bima lagi.

Semua orang di sana pun mengangguk mengiyakan perintah Bima. Kemudian mereka pergi ke kamar masing-masing. Seperti halnya Eric yang satu kamar dengan Bima.

Di dalam kamar, Eric pun kembali mempertanyakan alasan di balik perintah Bima tadi. Sementara itu, temannya yang lain hanya bersikap acuh.

Eric merasa heran, bila memang cerita mistis itu tidak benar adanya, kenapa mereka tidak boleh tidur di sana. Melihat Eric masih sangat penasaran bahkan tampak ingin mengajukan pertanyaan lagi, Bima pun menyuruh Eric tidur.

"Tidak usah tanya-tanya lagi dan tidak usah coba-coba ke sana. Sepenasaran apa pun kamu mending sekarang tidur," ucap Bima yang sudah lelah dengan Eric.

Akhirnya Eric dan teman-teman satu kamarnya tidur setelah mendengar perintah Bima yang tampak mulai emosi. Namun, dalam hati Eric tetap penasaran dengan kamar 308A dan misterinya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Suara Benda Jatuh

Pukul 00.01 dini hari. Semua orang yang tinggal di lantai 3 telah terlelap dalam tidur mereka. Termasuk Eric dan Bima yang terbuai oleh mimpi indah.

Sementara itu, di luar kamar suasana sepi dan sunyi, dengan lampu-lampu yang temaram menerangi lorong lantai 3 rusunawa tersebut. Entah dari mana asalnya udara dingin menyelimuti lorong dengan kabut yang entah muncul dari mana.

Pencahayaan mulai temaram dan lampunya berkedip-kedip, suasana lorong semakin mencekam terutama di area kamar kosong di sekitar kamar mandi.

Kreek…Gedebukk…

Sebuah suara jatuh terdengar nyaring memenuhi lantai 3, bahkan seluruh orang di lantai tersebut dapat mendengarnya, termasuk Bima dan Eric. Keduanya melonjak kaget setelah mendengar suara jatuh itu.

Mereka saling menatap dan kemudian keluar dari kamar. Bima dan yang lain pun menuju kamar di seberang mereka, kamar 301B.

Sesampainya di sana Bima mengecek keberadaan seluruh mahasiswa yang ada di kamar 301B. Ia menghitung jumlah mahasiswa yang ada, dan ternyata hanya ada tujuh termasuk dirinya.

"Wah, kayaknya ada yang hilang nih," seru Eric.

Eric tampak senang sedari keluar dari kamar mereka. Entah kenapa ia tampak menikmati kejadian dini hari itu.

"Siapa yang enggak ada?" tanya Bima.

Mereka yang tidur di kamar 301B saling menatap ketakutan. Tidak ada satupun yang berani menjawab pertanyaan Bima. Hingga seorang pemuda berambut klimis dengan mata sipit maju.

"I-itu ya-yang nggak ada di-di sini A-Abi," ucapnya terbata-bata.

"Ke mana dia? Masa enggak tahu? Kan kalian sekamar," ucap Bima.

"Ka-katanya tadi ke kamar mandi," kata pemuda tersebut.

Mendengar itu Bima kaget, wajahnya memerah manahan amarah. Padahal, ia sudah mengatakan untuk tidak pergi sendirian. Tapi, ternyata Abi malah pergi sendiri dan teman-temannya ini hanya menunggu di kamar.

"Kan sudah dibilangin, harusnya kalian temani Abi, jangan sampai pergi sendirian," ucap Bima berang bukan kepalang.

Dengan kesal Bima pun meninggalkan para adik tingkatnya itu menuju kamar mandi tempat Abi berada. Sebenarnya kamar mandi tersebut tidak jauh dari kamar mereka.

Namun, entah kenapa langkah Bima, Eric, dan yang lainnya terasa berat. Seperti suasana di lorong itu berubah seketika. Bahkan, terasa lebih dingin dari biasanya. Padahal, di lantai 3 tidak ada jendela sama sekali, yang ada hanya jendela balkon di setiap kamar.

Akhirnya setelah sampai di kamar mandi, mereka pun langsung memanggil Abi dan mengetuk setiap pintu biliknya.

"Abi…," panggilnya. Namun, tidak mendengar sahutan apa pun.

Sementara itu, yang lainnya juga mencari Abi dengan mengintip dari celah bilik kamar mandi.

"Mungkin saja kan dia ada di sana," ucap Eric, sambil menunjuk sebuah pintu yang terbuka sedikit.

Ya, sebuah pintu terbuka dan pintu itu adalah kamar 308A yang terlarang. Bima yang semakin gusar tanpa babibu langsung lari menuju kamar itu. Padahal, pintu itu selalu terkunci, bahkan penjaga rusunawa juga tak pernah memegang kunci kamar tersebut.

"Abiii!" teriak Bima yang melihat adik tingkatnya duduk lemas di dalam kamar itu.

Abi duduk dengan wajahnya yang sudah pucat pasi, tubuhnya penuh keringat dingin, bahkan kulitnya sudah mendingin seperti mayat hidup. Tatapannya pun kosong seperti nyawanya baru terserap oleh sesuatu.

"Abi…Abi…sadar. Abi!" ucap Bima sambil menepuk pipi Abi.

Perlahan telunjuk Abi mulai bergerak ke jendela balkon kamar 308A. Bibirnya tampak bergetar ingin mengatakan sesuatu pada Bima dan teman-temannya.

"Di-di sana…di-dia di sana…," ucap Abi.

Semua orang menatap ke balkon yang ditunjuk Abi. Tidak ada apa pun di sana, hanya jendela yang terbuka dengan angin berembus ke dalam kamar.

Tok…tok…tok…

Suara ketukan pelan terdengar dari arah pintu kamar 308A. Semua orang menatap ke arah pintu dan tak ada siapa pun. Semuanya mengernyit heran. Bahkan, Bima mengira bila Eric yang melakukannya. Sementara, yang dituduh malah mengendikkan bahunya.

Tok…tok…tok…

 

Penampakan di Balkon

Suara ketukan pelan kembali terdengar, tetapi kali ini berbeda. Bukan dari pintu, akan tetapi dari jendela balkon. Semua orang manatap ke arah sumber tersebut.

"Hihihihi..." terdengar tawa cekikikan menggema di seluruh kamar.

Tampak seorang wanita berambut panjang dengan pakaian putih melekat di tubuhnya. Wajahnya tertutup dengan rambut hitam miliknya yang kusut. Namun, bibirnya tertarik ke atas membentuk senyuman mengerikan.

"Su-geng nda-lu (selamat malam)," sapa hantu perempuan itu dengan terbata-bata sambil melambaikan tangannya.

Semua orang di sana terdiam membisu. Mereka menatap lekat sosok menakutkan itu dan tak menyangka bahwa si misterius yang berada dalam kamar 308A adalah sosok legendaris, kuntilanak.

Kini terjawab sudah rasa penasaran mereka akan cerita mistis kamar itu dengan kejadian menyeramkan malam itu. Eric dan kawan-kawannya tidak akan kembali lagi ke kamar tersebut dan cerita itu pun menyebar luas di kampus tersebut hingga saat ini.

 

Penulis: Tifani

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya