Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengklaim arus balik Lebaran di Jabar hingga Kamis (5/5/2022) malam masih dalam situasi terkendali. Semua pihak mulai dari kepolisian, dinas perhubungan, dan pemda kabupaten/kota, serta pemangku kebijakan pendukung lain telah melakukan tugasnya sesuai dengan skenario.
Baca Juga
Advertisement
"Alhamdulillah hingga saat ini relatif lancar. Hal ini saya kira berkat dari berbagai upaya yang dilakukan seperti pemberlakuan satu arah kendaraan di jalan tol, contraflow, relatif berhasil," katanya, Jumat (6/5/2022).
Hal yang menjadi fokus Jabar saat ini adalah pergerakan wisatawan lokal dan luar. Jabar selain sebagai daerah perlintasan juga sebagai tujuan pariwisata.
"Fokus kami sekarang penanganan wisata karena jutaan orang bisa jadi berpikiran yang sama setelah Idul Fitri, ya ke mana lagi selain wisata. Maka untuk mengantisipasi Covid-19, semua tempat wisata diminta mengetatkan screening pengunjung (dengan aplikasi PeduliLindungi)," ujar pria yang akrab disapa Emil itu.
Dengan mobilitas dan aktivitas para pemudik, Emil berharap tidak ada peningkatan kasus Covid-19 seperti tahun-tahun sebelumnya. Sehingga skenario pandemi menjadi endemi tetap berjalan di jalur.Â
"Sampai hari ini saja berdasarkan data (BOR) di rumah sakit hanya 0,8 persen, kasus per hari hanya di bawah 40-an. Mudah-mudahan jika setelah arus balik nanti datanya relatif sama dengan hari ini, itu menunjukkan pandemi sudah berubah menjadi endemi," katanya.
Sementara itu, terkait fenomena pendatang baru setelah Lebaran yang biasa terjadi, Emil meyakini hal itu di Jabar trennya terus menurun berkat berbagai upaya yang dilakukan Pemprov Jabar untuk mencegah urbanisasi.
"Kita sudah mengupayakan mengubah mindset terutama generasi milenial yang mau mencari kerja di kota dengan berbagai program seperti Petani Milenial, digitalisasi desa, satu desa satu perusahaan, dan lain-lain. Berbagai program itu bisa melahirkan pemikiran baru yaitu tinggal di desa, rezeki kota," tuturnya.
Selain itu, Emil juga berharap investasi di Jabar yang menduduki ranking satu nasional bisa membantu lapangan pekerjaan.
"Investasi kami tahun lalu mencapai Rp136 triliun, bisa mendorong bertambahnya lapangan kerja, karena logikanya dengan Rp1 triliun rupiah investasi, bisa menyerap 800-1.000 lapangan pekerjaan. Selain itu, akibat disrupsi 4.0 dan disrupsi pandemi memaksa gaya hidup baru dalam ekonomi, di antaranya dengan digitalisasi," katanya.
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.