Mengungkap Latar Belakang Insiden Bocah Pamer Alat Vital di Purbalingga

Polres Purbalingga telah mengindentifikasi ketiga anak yang pamer alat vital. Selain menyelidiki kasus ini, kepolisian juga memberikan pendampingan untuk tiga bocah itu

oleh Rudal Afgani Dirgantara diperbarui 07 Mei 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2022, 19:00 WIB
Tangkapaan layar vide bocah pamer alat vital di GOR Purbalingga. (Foto: Istimewa/Liputan6.com)
Tangkapaan layar vide bocah pamer alat vital di GOR Purbalingga. (Foto: Istimewa/Liputan6.com)

Liputan6.com, Purbalingga - Polres Purbalingga memberi perhatian serius pada kasus tiga bocah pamer alat vital di komplek GOR Goentoer Darjono Purbalingga. Kasus ini viral setelah videonya menjadi kontroversi di media sosial.

Polres Purbalingga telah mengindentifikasi ketiga anak yang pamer alat vital. Selain menyelidiki kasus ini, kepolisian juga memberikan pendampingan untuk tiga bocah itu.

Pendampingan dilakukan melalui program Konseling Psikoterapi Polres Purbalingga (Kopi Braling) oleh psikolog dari Polres Purbalingga.

"Kami lakukan pendampingan psikologi terhadap tiga anak yang videonya viral beberapa saat lalu. Tujuannya bisa mengetahui penyebab perilaku tersebut dan mencegah mereka mengulangi perbuatannya," ujar Psikolog Polres Purbalingga, Ipda Teguh Susilo SPsi MPsi saat dikonfirmasi pada Sabtu (7/5/2022).

Menurutnya, pola asuh anak yang kurang tepat melatarbelakangi tindakan negatif anak. Tiga anak yang pamer alat vital itu itu selama ini dititipkan kepada neneknya karena ibunya bekerja.

Ia dititipkan kepada neneknya dari pukul 08.00 - 21.00 WIB. Sedangkan neneknya juga berjualan di komplek GOR Goentoer Darjono.

"Selama neneknya berjualan tiga anak ini ikut beraktivitas di komplek GOR Goentoer Darjono tanpa pengawasan yang ketat. Sehingga sangat mudah menyerap perilaku lingkungan yang beraneka macam atau mudah dipengaruhi orang-orang di sekitarnya," katanya.

 

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini

Saksikan Video Pilihan Ini:

Pola Asuh

Ipda Teguh, Psikolog Polres Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Polres Purbalingga)
Ipda Teguh, Psikolog Polres Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Polres Purbalingga)

Perilaku negatif anak bisa muncul akibat pola asuh yang tidak tepat dari orang tuanya. Selain itu, lingkungan yang tidak tepat mempengaruhi perilaku anak untuk melakukan perbuatan negatif. Oleh sebab itu, perilaku anak harus mendapat perhatian cukup dari orangtuanya.

Dari pendampingan yang sudah dilakukan, upaya awal yaitu untuk memperbaiki pola asuh anak agar sesuai dengan semestinya.

Ibu dari tiga anak tersebut menyampaikan untuk sementara akan berhenti bekerja. Tujuannya agar fokus mengasuh ketiga anaknya sehingga tidak salah pergaulan atau melakukan tindakan negatif seperti yang sudah terjadi.

"Pendampingan psikologi terhadap ketiga anak tersebut akan terus dilakukan Polres Purbalingga. Termasuk juga terhadap orangtuanya," ucapnya.

Setelah kasus ini, diharapkan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya tidak mengucilkan tiga anak tersebut. Masyarakat justru harus ikut memotivasi dan mendukung pencegahan perilaku negatif anak terulang kembali.

"Seluruh pihak mulai dari pemerintah, para tokoh dan masyarakat harus berperan serta untuk menciptakan lingkungan ramah anak. Agar perilaku negatif anak bisa dicegah sejak dini," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya