Liputan6.com, Rembang - Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor, KH M Luthfi Thomafi, wafat pada Kamis dini hari (9/6/2022). Pria yang akrab disapa Gus Luthfi itu tutup usia setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam (RSI) Arafah, Kabupaten Rembang.
Kabar ini dibenarkan Ketua DPC PPP Kabupaten Blora M Ahmad Faishol Najib. Menurutnya Gus Luthfi dikabarkan sakit mendadak usai mengajar.
"Mendadak karena kecapekan," ujar Gus Fais, sapaan Ketua DPC PPP Kabupaten Blora, kepada Liputan6.com.
Advertisement
Gus Fais mengatakan, kakak iparnya itu merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hamidiyah, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang.
"Mohon sambungan doanya, semoga almarhum husnul khotimah, diterima segala amal ibadahnya dan diampuni segala khilaf. Aamiin YRA," katanya.
Sementara itu, Sekjen DPP PPP M Arwani Thomafi yang merupakan kakak kandung almarhum Gus Luthfi menambahkan, pada 28 September mendatang, usianya genap 45 tahun. Namun, takdir Allah memiliki jalannya sendiri.
"Hari ini, Kamis (9/6/2022) dini hari pukul 01.30 Muhammad Luthfi Thomafi kembali ke haribaan Allah SWT. 'Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian' begitu Allah berfirman. Kami ikhlas atas takdir ini," jelas Gus Arwani, melalui keterangan tertulisnya.
Ia membeberkan perjumpaan secara fisik terakhir dengan adik kandungnya itu pada 28 Mei 2022 dalam kegiatan wisuda ke V di STAI Al-Anwar, Rembang.
Di kampus tersebut separuh waktu almarhum Gus Luthfi digunakan untuk mengabdi di dunia pendidikan. Baginya, almarhum semasa hidupnya menjadi sparing partner yang cukup baik dengan Rektor STAI Al-Anwar, KH Abdul Ghofur Maimoen Zubair.
"Khidmat Luthfi di STAI Al-Anwar ini juga atas perintah KH Maimoen Zubair," terang Gus Arwani.
Dirinya mengungkapkan, Gus Luthfi memiliki komitmen terhadap dunia pendidikan khususnya di STAI Al-Anwar penuh totalitas. Serta merupakan petugas haji pada tahun 2022 ini.
"Luthfi yang sedianya menjadi petugas haji pada musim haji tahun ini, urung dijalani. Luthfi memilih tetap beraktivitas di STAI Al-Anwar daripada meninggalkan aktivitas di kampus sekitar 70 hari dengan menjadi petugas haji di Mekah," jelas Gus Arwani.
Separuh waktu lain, lanjutnya, Gus Luthfi adalah penerus orangtuanya sebagai 'penjaga gawang' di Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hamidiyah yang berkhidmat di jalur ilmu. Kata dia, Lasem-Sarang menjadi saksi atas khidmat Gus Luthfi di jalur pendidikan.
Gus Arwani menjelaskan sekilas biografi pendidikan Gus Luthfi. Dia merupakan alumnus Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Solo yang sejak awal memiliki minat yang besar di jalur keilmuwan. Setelah lulus dari madrasah aliyah, melanjutkan jenjang pendidikannya di Al-Azhar, Kairo Mesir.
"Sepeninggal Abah pada awal tahun 2007, praktis Luthfi menjadi penerus Abah di jalur pendidikan. Hari-harinya dihabiskan untuk memikirkan keberlanjutan dan kemajuan atas amanah orangtua di jalur pendidikan," jelasnya.
Menurutnya di tangan Gus Luthfi, Pondok Pesantren Al-Hamidiyah dan unit pendidikan formal mulai jenjang MI, MTs, dan SMK Avicena menunjukkan kemajuan yang signifikan.
"Luthfi yang merupakan magister ilmu pendidikan ini benar-benar memikirkan dan memperjuangkan pendidikan peninggalan orangtua kami ini dengan penuh sungguh-sungguh, tidak main-main dan tidak setengah-setengah. Penuh totalitas," katanya.
Mayoritas materi diskusi yang Gus Arwani lakukan dengan sang adik tidak jauh-jauh dari tema pendidikan, khususnya di lingkungan keluarganya.
"Luthfi bermimpi lahirnya ekosistem pendidikan yang baik di lingkungan Pondok Pesantren Al-Hamidiyah. Luthfi telah melakukannya itu dengan cukup baik. Pondok Pesantren Al-Hamidiyah dan unit pendidikan di dalamnya saat ini menunjukkan kemajuan yang cukup baik," katanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sepak Terjang di Nahdlatul Ulama
Khidmat Gus Luthfi di jalur pendidikan disempurnakan dengan khidmat di Nahdlatul Ulama (NU). Hingga akhir hayatnya, Luthfi menghabiskan aktivitas organisasinya di Gerakan Pemuda Ansor. Bahkan, ia didapuk sebagai Ketua PP GP Ansor. Ia menjadi salah satu tim skuad Ketum GP Ansor Gus Yaqut.
"Luthfi aktif menjadi instruktur dalam pelatihan pengkaderan di PP GP Ansor," ungkap Gus Arwani.
Lebih lanjut, Sekjend DPP PPP ini mengatakan bahwa takdir Allah menggariskan Luthfi meninggal di usia muda.
"Kami sangat sedih. Tapi kami percaya atas takdir Allah. Insya Allah, khidmatmu di jalur pendidikan dan NU akan menjadi amal jariyah yang senantiasa mengalir dan menjadi bekal menghadap ke haribaan Allah," katanya.
"Kenangan di masa kecil bersama Luthfi masih lekat dalam pikiran ini. Luthfi lahir terpaut dua tahun dengan saya. Sebagai adik kandung persis, Luthfi dan saya kerap menghabiskan masa kecil secara bersama-sama. Seperti mandi di sungai, main sepeda, main di tumpukan jerami di sawah sekitar rumah. Luthfi, kami akan selalu merindumu. Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dan masuklah pada surga Allah," Gus Arwani memungkasi.
Advertisement