Kisah Sedih Peternak Koi di Lombok, Banjir Bandang Hanyutkan Miliaran Rupiah

Selain hanyut, ada belasan ikan koi besar yang harga per ekornya mencapai puluhan juta rupiah juga mati karena air kolam tercemar air bah.

oleh Hans Bahanan diperbarui 04 Jul 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2022, 13:00 WIB
Peternak koi
Para peternak ikan koi di Lombok mengalami kerugian hingga miliaran rupiah karena banyak ikan yang mati akibat banjir bandang.

Liputan6.com, Lombok - Para peternak ikan koi di Lombok mengalami kerugian hingga miliaran rupiah karena banyak ikan yang mati akibat banjir bandang. Disinyalir banjir bandang melanda akibat mega proyek Bedungan Meninting.

Para peternak ikan koi ini mengaku luapan air yang keluar dari penampungan bendungan tersebut merusak fasilitas peternakan mereka dan menghanyutkan ribuan ikan koi.

"Banjir itu menjebol tembok dan airnya masuk. Kami saat itu sedang kasih pakan ikan dan terseret. Kami berusaha selamatkan semua ikan tapi enggak bisa," kata Dewi, salah seorang peternak koi, Minggu (4/7/2022).

Dewi mengaku mengalami kerugian Rp 1,5 miliar. Sebab selain hanyut, ada belasan ikan koi besar yang harga per ekornya mencapai puluhan juta rupiah juga mati karena air kolam tercemar air bah.

"Yang mati itu sekitar 15 ekor harganya mahal-mahal,  ada yang Rp 75 juta ada yang Rp 80 juta per ekornya. Belum lagi yang saat ini sakit, dan setiap hari pasti ada yang mati, fasilitas dan pakan ikan serta mesin kami yang rusak," ucap Dewi.

Akibat kejadian itu, Dewi menuntut ganti rugi kepada pemerintah. Bahkan ia sempat mendatangi kantor Balai Wilayah Sungai (BWS) NT-1 dan melemparkan ikan koi yang mati.

Aksi Dewi ini merupakan bentuk kekesalan. Sayangnya, apa yang dilakukan Dewi ini mengundang reaksi keras dari pihak BWS dengan melaporkannya ke Polsek Narmada. Meskipun belakangan laporan tersebut ditarik kembali oleh pihak BWS.

Selain dewi, peternak lainnya Ardan juga mengeluhkan kolam koinya yang hancur akibat disapu banjir. Dia mengaku rugi hingga Rp 500 juta karena ikan koi yang semulah berjumlah ratusan hanya tersisa puluhan ekor saja.

Meski banjir sudah terjadi seminggu lalu, namun hingga saat ini Ardan dan keluarga masih mencari ikan koinya dengan mengeruk lumpur yang menutupi kolam yang baru dibikin tersebut.

"Harap-harap aja mas, kalau ketemu saya selamatkan. Intinya gara gara banjir akibat proyek bendungan itu, kami merugi total," kata Hamdan.

Ia juga menampik anggapan orang yang mengatakan banjir tidak berdampak terhadap peternak ikan koi.

“Kalau ada yang bilang enggak berdampak, suruh dia ke sini, biar saya lihatin keadaan kolam ikan kami. Ini semua kami utang untuk beli bibit tapi semuanya habis. Kami sangat terdampak," kata Ardan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya