Liputan6.com, Mamasa - Sebuah rumah milik warga Desa Bombong Lambe, Mamasa, Sulawesi Barat ambruk setalah tanah tempat rumah itu dibangun longsor. Rumah itu ambruk dan hampir masuk ke aliran sungai bersama sebuah tiang listrik pada Senin (18/07/22) sekitar pukul 05.00 Wita.
Ani pemilik rumah mengatakan, dirinya beserta keluarga tengah tertidur sebelum bencana longsor terjadi. Namun, ketika rumah dalam kondisi miring dan hampir ambruk, menantu Ani terbangun sehingga mereka sekeluarga bisa selamat.
Advertisement
Baca Juga
"Setelah dibangunkan menantu, saya bangunkan semuanya (keluarga) kemudian lari keluar dari rumah. Saya menangis, hampir jatuh pingsan," kata Ani kepada wartawan.
Meski rumah semi permanennya itu ambruk bersama longsor, ada rasa syukur yang dia panjatkan, sebab delapan orang yang menghuni rumahnya selamat. Rumah itu dihuni dua kepala keluarga, yakni Ani sendiri dan anaknya yang sudah menikah.
"Semoga segera ada bantuan untuk kami sekeluarga," harap Ani.
Bongga Minanga, kepala dusun setempat mengatakan, ada dua rumah lainnya juga terancam ambruk seperti rumah Ani, sebab kondisi tanah di bantaran sungai yang labil. Dia berharap pemerintah segera menindaklanjuti kejadian longsor ini dan memberi bantuan kepada warga.
"Ada tiga yang kena dampak tanah labil, yang parah satu. Semoga bisa cepat mendapatkan bantuan dari pemerintah, khususnya kebutuhan pokok," harap Bongga.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
BPBD Mamasa
Kepala BPBD Mamasa, Labora Tandipuang mengatakan, hujan yang terus-menerus terjadi di wilayah Mamasa menjadi penyebab utama longsor itu. Apa lagi, aliran sungai juga ikut meluap sehingga tanah labil dan terjadi longsor di bantaran sungai.
"Kami mengimbau ke masyarakat untuk selalu waspada khususnya bagi yang berada di lokasi rawan bencana. Misalnya, di bantaran sungai dan permukiman di lereng-lereng perbukitan," kata Labora.
Labora menambahkan, dirinya memberi imbauan dalam rangka pencegahan bencana alam yang terjadi khususnya bencana hidrometeorologi. Sebab, bancana alam merupakan tanggungjawab bersama.
"Diperlukan kesadaran untuk selalu bergotong royong dalam penanganannya. Bahu membahu menghadapi bencana," tutup Labora.
Advertisement