Pascagempa Magnitudo 6,4 Mentawai, Ribuan Warga Siberut Masih Mengungsi

Warga takut jika sewaktu-waktu terjadi gempa susulan dan mengakibatkan tsunami.

oleh Novia Harlina diperbarui 31 Agu 2022, 19:14 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2022, 18:54 WIB
Pengungsi Gempa Mentawai
Warga di Dusun Simalegi, Kecamatan Siberut Barat, berlarian mencari tempat yang lebih tinggi. Sampai saat ini mereka masih bertahan dan memilih mengungsi karena gempa terus terjadi. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Mentawai - Gempa bumi magnitudo 6,4 dengan pemutakhiran M 6,1 mengguncang Kepulauan Mentawai Sumatera Barat pada Senin (29/8/2022), pukul 10.29.14 WIB.

Diketahui hingga 30 Agustus 2022, setelah gempa M 6,1 terdapat gempa susulan sebanyak 13 kali yang tercatat oleh BMKG.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mentawai mencatat setidaknya hingga 30 Agustus 2022, terdapat 3.277 warga terdampak gempa, di antaranya 2.326 jiwa di Desa Simalegi dan 951 di Desa Simatalu Siberut.

Kepala BPBD Mentawai, Novriadi mengatakan, pada 31 Agustus 2022 ini, sekitar 80 persen warga terdampak masih mengungsi di daerah yang lebih tinggi.

"Masyarakat khawatir gempa susulan dan tsunami," ujarnya, Rabu (31/8/2022).

Novriadi menyebut untuk kebutuhan logistik pengungsi di dataran yang lebih tinggi saat ini masih mencukupi. Dinas sosial dan BNPB telah menyalurkan bantuan untuk pengungsi.

"Untuk tenda pengungsi memakai terpal," sebutnya.

 

Kerusakan Akibat Gempa

Sementara untuk kerusakan, dari data BPBD Mentawai terdapat 3 rumah warga di Desa Simalegi dan SDN 11 Simalegi mengalami rusak berat akibat gempa.

Selain itu, rusak sedang satu gedung gereja Santo Petrus Simalibbeg, 5 rumah warga di Simalegi, dan 1 rumah warga di Simatalu.

Kemudian rusak ringan terjadi di 7 fasilitas umum seperti sekolah dan kantor camat di Simalegi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya