Liputan6.com, Palangka Raya Dalam mitologi Yunani, Pegasus adalah sejenis hewan yang menyerupai kuda memiliki tanduk dan sayap. Sedangkan di Indonesia, hewan mitologi yang menyerupai Pegasus tersebut disebut Sembrani.
Sembarni tidak memiliki tanduk seperti Pegasus, namun dalam cerita pewayangan Sembrani dikisahkan kuda yang berani sebagai tunggangan Batara Wisnu. Sementara menurut hikayat rakyat Jawa, Sembrani merupakan alat transportasi bagi raja, ratu dan senopati.
Konon para petinggi kerajaan di Nusantara menggunakan Sembrani agar lebih muda dan cepat sampai tujuan. Kemampuan terbang Sembrani dikenal luar biasa, dalam sekali kepakan sembrani dapat melesat jauh hingga ratusan kilometer.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir melaui situs resmi pemerintah Kabupaten Sumenep, Jumat (30/9/2022). Sembrani bagi masyarakat Sumenep merupakan sosok yang melegenda, bukan hanya sekedar dianggap sebagai hewan yang ajaib, namun kuda terbang menjadi sebuah lambang.
Di Sumenep, kuda terbang dipercaya sebagai kendaraan Jokotole, salah satu penguasa Sumenep yang diyakini memerintah pada abad 14. Informasi tertulis mengenai ini banyak tertuang dalam buku Babad Songennep karya Werdisastra.
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Sembrani di Mataram
Selanjutnya, cerita rakyat mengenai Sembrani juga berkembang di kalangan kerajaan Mataram kala itu.
Sultan Agung selaku raja juga menggunakan Sembrani sebagai alat transportasinya, hal tersebut terangkum melalui buku Cerita Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta karya Bambang Suwondo.
Selanjutnya hewan ini dikisahkan sangat berani, bahkan bagi masyarakat pulau Jawa keberadaannya dianggap sebagai mustika.
Bahkan sejumlah lokasi disebut sebagai petilasan Sembrani, misalnya di lereng Gunung Merbabu, tepatnya di Pakis, Kabupaten Magelang.
Mitos mengenai Sembrani juga muncul di Desa Jenalas, Gemolong, Sragen. Bahkan, penamaan Desa Jenalas berawal dari cerita warga sekitar yang memergoki keberadaan hewan misterius tersebut.
Advertisement