Demonstran Paling Getol Minta Usut Kebun Sawit Ilegal ke Kejati Minta Maaf, Kenapa?

Demonstran Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Kota Pekanbaru yang dulu mendesak kebun sawit ilegal ke Kejati Riau tiba-tiba minta maaf dan berencana cabut laporan.

oleh Syukur diperbarui 29 Okt 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2022, 12:00 WIB
Demonstran yang dulunya mendesak penegak hukum mengusut kebun sawit dalam kawasan hutan saat berdemo minta maaf.
Demonstran yang dulunya mendesak penegak hukum mengusut kebun sawit dalam kawasan hutan saat berdemo minta maaf. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Dalam beberapa pekan terakhir, kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau jadi langganan demonstrasi terkait dugaan kebun sawit di kawasan hutan. Pendemo mengatasnamakan Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Kota Pekanbaru (APMKP) itu bahkan membuat laporan.

Selain di Kejati Riau, demonstrasi bahkan berlangsung ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Demonstran mendesak jaksa mengusut PT SDG terkait dugaan kebun sawit ilegal di Bumi Lancang Kuning.

Terakhir, puluhan massa langsung berdemo di kantor PT SDG di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru. Hanya saja, demonstran tak segarang seperti sebelumnya.

Bukan lagi menuntut penegakan hukum tapi menyampaikan permohonan maaf. Mereka bahkan menyatakan bakal mencabut laporan terhadap perusahaan sawit tersebut.

Tidak diketahui latar belakang permintaan maaf ini, apakah ada tekanan?

Kordinator aksi APMKP, Irfan Adriansyah menerangkan, pihaknya telah melakukan serangkaian telaah dan kajian atas tuntutan yang selama ini disampaikan ke Kejati Riau.

"Kami menyesali semua pernyataan dan mencabut kembali laporan tersebut, serta meminta maaf," kata Irfan.

Sebelumnya, Irfan dan kawan-kawan menyebut PT SDG melalui sejumlah anak perusahaan telah mendirikan kebun sawit di kawasan hutan. Kebun itu didirikan tanpa hak guna usaha.

 

 

Minta Maaf

Tak tanggung-tanggung, kebun tanpa HGU itu ada ribuan hektare di Kabupaten Pelalawan. Belakangan, Irfan menyebut tudingannya itu tidak benar.

"Jadi, apa yang kami sampai dalam aksi demo sebelumnya tidak benar setelah kami melakukan kajian bersama KLHK," sebut Irfan.

Irfan meminta maaf kepada PT SDG. Hal serupa juga akan diklarifikasi ke Kejati Riau terkait laporan yang telah dibuat.

Saat meminta maaf ini, pendemo hanya disambut sejumlah sekuriti. Sementara pihak berwenang di PT SDG tidak terlihat hingga pendemo membubarkan diri.

Informasi dirangkum, massa AMKP sendiri sudah terpecah. Pasalnya usai demonstrasi permintaan maaf itu, seorang pria bernama David Sitinjak menyampaikan yang meminta maaf itu bukan bagian dari pergerakannya.

David menyatakan tetap pada jalannya dan tetap menindaklanjuti laporannya hingga ke Kejaksaan Agung.

"Saya selaku koordinator dalam gerakan ini menyampaikan bahwa mereka itu bukan bagian dari kami dan poinnya kami masih tetap menyuarakan ini," tegas David.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya