Asal Usul Penemuan Ungu, Warna Janda atau Orang Kaya?

Warna ungu dahulu kala menjadi warna yang sangat sulit dijumpai dengan istilah lain sangat langka hingga menjadi warna kesukaan orang kaya.

oleh Panji Prayitno diperbarui 07 Des 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 07 Des 2022, 10:00 WIB
Simak Asal Usul Penemuan Warna Ungu
Ilustrasi Warna Ungu (sumber: freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Warna ungu di Indonesia selalu identik dengan sosok janda. Namun, siapa sangka secara psikologi warna ungu memberikan arti lain bahkan tidak ada korelasinya dengan janda.

Dirangkum dari berbagai sumber, warna ungu merupakan sebuah kekayaan atau royalti, kebijaksanaan, dan spiritualitas, keberanian dan kebenaran, artistik dan bijaksana.

Mengapa demikian? Karena pada zaman dahulu, ungu menjadi suatu warna istimewa. Mengingat barang-barang yang berwarna ungu memiliki harga yang sangat mahal dan hanya dimiliki oleh seorang konglomerat.

Warna ungu dahulu kala menjadi warna yang sangat sulit dijumpai dengan istilah lain sangat langka. Maka munculah pertanyaan terkait siapa yang menemukan warna ungu.

Diketahui, penemu warna ungu ini yaitu Sir William Henry Perkin. Seorang pria yang lahir di London Timur, Inggris pada tahun 1838. Penemuan ini berawal ketika Henry yang saat itu usianya masih remaja atau 18 tahun masuk ke dalam Royal College of Chemistry di London.

Saat itu, Henry sedang menjalani bimbingan dengan August William von Hofmann yang merupakan seorang ahli kimia asal Jerman. Henry bertugas membersihkan seluruh kotoran hitam dari gelas kimia yang digunakan Hofmann setelah melakukan sebuah percobaan yang gagal.

Hofmann yang merupakan pembimbing Henry saat itu tengah sibuk mencari rumusan kimia untuk membuat obat penangkal malaria yang merupakan penyakit mematikan masa itu.

Beberapa bekas percobaan ini menyisakan apparatus kotor yang harus dibersihkan oleh Henry. Ketika sedang sibuk membersihkan, tiba-tiba mata Henry menangkap sesuatu yang menarik.

 

**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

 

Status Sosial

Ia menemukan zat berwarna ungu dengan sifat pewarnaan yang dianggap sangat bagus. Tampak jelas dan pemandangan ini belum pernah ia lihat sepanjang hidupnya.

Henry kemudian menyadari adanya hal tersebut setelah sebuah zat yang dinilai sebagai zat aneh meninggalkan noda yang sangat jelas saat diencerkan dengan alkohol.

Karena tertarik, akhirnya Henry membuat ulang zat penemuannya tersebut secara terus menerus. Hingga akhirnya memasarkan hasil risetnya itu.

Zat ini kemudian diberi nama dengan sebutan Mauveine atau yang dikenal dengan Tyrian Purple. Mauveine inilah yang pada akhirnya menjadi pionir dari perkembangan industri pembuatan pewarna buatan.

Tiga tahun kemudian, Henry mendapatkan hak paten pada 1856 untuk memproduksi pewarna sintetis ini. Setelah adanya temuan itu, maka kalangan masyarakat elite selalu menggunakan pakaian berwarna ungu agar bisa menunjukkan status sosial dalam masyarakat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya