Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Perindo Mahyudin mengatakan, sistem Pemilu yang ditentukan suara terbanyak selama ini menyebabkan rusaknya partai politik. Patokan suara terbanyak membuat persaingan para calon anggota legislatif di pemilu layaknya pasar bebas dan cenderung menghalalkan segala cara.
“Dalam rekrutmen para calon anggota legislatif, partai politik pun menjadi cenderung pragmatis demi memenangkan suara, seperti melakukan cara politik dinasti, dan merekrut para pemilik modal,” katanya, saat menjadi narasumber dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/kota Partai Perindo, tentang Peran Legislatif dalam penguatan partai, di Jakarta, Kamis (8/12/2024).
Baca Juga
Pragmatisme partai politik itu, membuat para calon anggota legislatif yang terpilih kurang mengutamakan kualitas dan kapabilitas. Sehingga tambah Mahyudin, lembaga legislatif yang berisi para kader partai politik belum maksimal menjalankan fungsi keterwakilan untuk kepentingan rakyat.
Advertisement
“Maka sangat wajar jika mayoritas masyarakat saat ini merasa jauh dari partai politik. Mereka seakan tidak percaya lagi dengan wakilnya yang duduk di legislatif,” katanya.
Menurut Mahyudin, kondisi rekrutmen para calon legislatif yang kurang mengutamakan kualitas itu harus dihilangkan, jika mau melahirkan para anggota legislatif yang memahami peran dan fungsinya.
Rekrutmen di Perindo
Di Partai Perindo, kata Mahyudin, ada mekanisme rekrutmen tertentu dan tidak sembarangan dalam mencari calon pemimpin atau pejabat publik.
“Akademi ini diharapkan menjadi sekolah partai yang bertujuan menciptakan kader-kader yang paham politik dengan benar, dan akan melahirkan kader-kader terbaik di legislatif dan eksekutif untuk mempercepat kesejahteraan dan kemajuan Indonesia,” katanya.
Selain itu, Mahyudin juga mendukung upaya Perindo dalam melakukan konvensi rakyat Partai Perindo untuk menjaring para calon anggota legislatif 2024 nanti. Melalui sistem konvensi ini menurutnya, akan lebih menjamin meningkatkan kesetaraan, keadilan, keterbukaan, dan akuntabilitas proses pencalonan anggota legislatif.
“Saya kira baru Perindo yang berani melakukan konvensi rakyat untuk menjaring para calon anggota legisltif 2024 nanti. Untuk itulah, trobosan ini harus terus dilakukan dengan kosisten demi melahirkan anggota legisltaif yang memahami peran dan tugasnya selaku wakil rakyat,” katanya.
Advertisement