Kelom Geulis Khas Tasikmalaya, Sandal Kayu Sarat Akulturasi Budaya

Kelom geulis dapat diartikan sebagai sandal kayu yang cantik.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 16 Des 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 16 Des 2022, 18:00 WIB
Oleh-Oleh Tasikmalaya
Produk dari Kelom Geulis untuk jadi salah satu oleh-oleh dari Tasikmalaya, Jawa Barat. (dok. Instagram @kelomcampernik/https://www.instagram.com/p/CYc6sxHv3-n/)

Liputan6.com, Tasikmalaya - Kelom geulis merupakan salah satu kerajinan dari Tasikmalaya, Jawa Barat, berupa alas kaki wanita. Kerajinan ini umumnya terbuat dari kayu.

Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, kata 'kelom' diambil dari bahasa Belanda 'klomp' yang berarti kelom. Dalam KBBI Edisi V, kelom merupakan kependekan dari kata kelompen. Kelompen merupakan alas kaki yang dibuat dari kayu, bakiak, dan sandal (selop) untuk wanita.

Adapun kata 'geulis' berasal dari bahasa Sunda yang artinya cantik. Secara keseluruhan, kelom geulis dapat diartikan sebagai sandal kayu yang cantik.

Nama kelom geulis diberikan karena alas kaki tersebut tampak indah dengan cat warna-warni. Selain itu, sandal ini juga dibubuhi dengan berbagai ukiran motif yang menarik.

Konon, para wanita yang memakai alas kaki tersebut akan tampak cantik, anggun, dan memesona. Kerajinan ini juga menyimpan aspek budaya.

Aspek budaya yang paling tampak adalah pada motifnya. Bukan semata-mata mengubah bongkahan kayu menjadi sepasang alas kaki, pembuat kelom geulis juga harus memiliki pengetahuan terkait cara membuat alas kaki, memahami bentuk desain, dan mengerti motif gambar yang dipilih.

Adapun motif yang digunakan biasanya berkaitan dengan ranah budaya para pengrajinnya. Menariknya lagi, proses pembuatan sandal kayu ini juga memiliki proses pengadopsian teknik membatik pada motifnya.

Ada proses akulturasi dalam motif gambar pada kelom geulis, yakni motif naga atau barong karena pada masanya kelom geulis banyak digunakan oleh perempuan keturunan China. Akulturasi tersebut juga tampak pada penamaan kelom geulis yang menggabungkan bahasa Belanda dan bahasa Sunda.

Dalam pembuatannya, para perajin mendapatkan warisan pengetahuan keterampilan dari lingkungan keluarga. Secara turun-temurun, kerajinan ini terus dibuat oleh masyarakat setempat.

Saat ini, kelom geulis masih diproduksi dan digunakan masyarakat. Bahkan, sandal kayu ini juga sering kali dijadikan oleh-oleh Tasikmalaya yang diburu para wisatawan.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya