Tradisi Menyuguhkan Okomama untuk Tamu di Masyarakat Suku Dawan

Okomama menjadi tanda atau bentuk penghormatan yang dapat menaikkan harga diri seseorang.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 16 Jan 2023, 07:00 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2023, 07:00 WIB
Menikmati Eksotisme Pemandangan Alam Pulau Rinca
Pemandangan sebuah teluk di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, NTT, Minggu (14/10). Selain terkenal dengan komodonya, Pulau Rinca memiliki pemandangan alam yang indah dan memikat wisatawan. (Merdeka.com/Arie basuki)

Liputan6.com, Kupang - Suku Dawan merupakan etnis terbesar yang mendiami Pulau Timor bagian Barat. Suku ini memiliki kekayaaan budaya yang umumnya masih berbentuk tradisi, salah satunya okomama.

Okomama merupakan tempat sirih pinang yang digunakan untuk melayani tamu. Okomama menjadi tanda atau bentuk penghormatan yang dapat menaikkan harga diri seseorang.

Mengutip dari 'Okomama Menurut Tradisi Masyarakat Suku Dawan di Oelbiteno Kecamatan Fatuleu Tengah Kabupaten Kupang' oleh Oktoviana Meluk, Moses Kollo, dan Diana Rohi, pada pandangan atau falsafah hidup masyarakat setempat, okomama digunakan sebagai pedoman arah dalam berinteraksi dengan sesama.

Makna dan fungsi okomama menurut tradisi masyarakat Suku Dawan di Desa Oelbiteno, Fatuleu Tengah Kabupaten Kupang, memiliki tiga bagian. Masing-masing bagian tersebut juga memiliki fungsinya masing-masing.

Fungsi pertama adalah okomama tanan atau okomama isi bagian atas yang mempunyai fungsi untuk menyimpan sirih (manus), pinang (puah), kapur (aob), dan tembakau (s’bot mnekut). Isian tersebut nantinya akan diberikan dan disuguhkan kepada orang tamu.

Fungsi kedua yakni okomama ainan atau okomama bagian tengah yang berfungsi untuk menyimpan sirih yang telah dipatahkan dan pinang yang telah dibelah. Sirih dan pinang tersebut kemudian akan diambil untuk disimpan pada isi bagian atas jika dalam isi sirih pinang bagian atas telah kosong.

Adapun fungsi ketiga yaitu okomama sukin atau okomama bagian bawah yang berfungsi untuk menyimpan barang-barang berupa jarum, benang, paniti, uang, baik uang kertas maupun uang logam tempo dulu. Meski ketiga bentuk okomama memiliki bentuk penampilan yang berbeda-beda, tetapi ketiganya merupakan satu keutuhan yang dirangkai dengan mempersatukan bentuk dan fungsi yang berbeda dengan satu tujuan.

Tujuan utamanya adalah sebagai sebuah penghormatan untuk orang yang dihargai dengan cara menyuguhkannya sesuai dengan isian yang telah ditentukan. Tak hanya itu, okomama juga merupakan sebuah simbol tanggung-jawab dalam berkeluarga.

Okomama juga memiliki fungsi sebagai pemersatu dalam kesatuan bagi kehidupan masyarakat Dawan Di Desa Oelbiteno. Nilai ini tercermin dalam komponen-komponen okomama yang terdiri dari sirih (manus), pinang (puah), dan kapur (ao).

Sirih (manus) melambangkan pembujuk hati untuk bertemu dalam satu pendapat yang awalnya berbeda. Sementara itu, pinang (puah) yang berkelopak ditandai sebagai keutuhan atau kebersamaan dalam kegiatan keseharian, seperti bertani, melindungi hutan, tanah, air, dan berbagai kegiatan adat perkawinan maupun kegiatan adat lainnya.

Adapun kapur (ao) ditandai sebagai ketulusan hati dalam berinteraksi dengan orang lain untuk melakukan kegiatan tertentu. Sementara itu, cairan ludah merah mempunyai makna keberanian bertanggung-jawab untuk mengukuhkan kesempatan di antara mereka yang berinteraksi dengan okomama.

(Resla Aknaita Chak)

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya