Bebek Songkem, Kuliner Khas Madura Simbol Penghormatan untuk Kiai

Pulau garam ini memiliki kuliner khas yang disebut bebek songkem.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 28 Jan 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2023, 10:00 WIB
Resep Bebek Songkem khas Madura
Ilustrasi Bebek Songkem khas Madura Credit: pexels.com/Charta

Liputan6.com, Madura - Satai menjadi salah satu kuliner yang populer dan sangat melekat dengan Madura. Namun, ternyata Madura juga memiliki kuliner khas lainnya yang tak kalah menggoda.

Pulau garam ini memiliki kuliner khas yang disebut bebek songkem. Sajian ini berasal dari Kabupaten Sampang, Madura.

Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, keistimewaan dari bebek songkem adalah tekstur daging bebek yang sangat empuk. Daging bebek tersebut diolah dengan cara dikukus selama 3-4 jam.

Selain teksturnya yang empuk, lamanya proses pengukusan juga membuat bumbu rempah meresap sempurna ke dalam daging. Tak heran jika sajian ini juga terkenal dengan cita rasanya yang begitu kental akan rempah khas nusantara.

Saat mengukus, para pembuat sajian ini tidak menggunakan air. Sebagai gantinya, mereka meletakkan daging bebek di atas belahan batang pisang.

Proses dengan penggunaan batang pisang ini akan menghasilkan uap air yang memberikan aroma khas hingga ke dalam daging. Tak hanya itu, bebek songkem juga disajikan dengan balutan daun pisang yang membuat masakan ini terasa lebih beraroma.

Hal lain yang tak kalah penting adalah, proses pengolahan dengan cara dikukus membuat sajian kuliner Madura ini menjadi rendah kolesterol.

Adapun penamaan songkem diambil dari posisi 'songkem' yang berarti posisi leher dan kepala bebek menunduk seperti sedang sungkem. Dalam proses memasak, bagian kepala dan leher bebek memang sengaja ditekuk, sehingga saat matang akan memiliki bentuk yang mirip seperti posisi orang sungkem.

Secara historis, posisi bebek yang mirip dengan orang sungkem merupakan simbol atau bentuk apresiasi dan rasa hormat masyarakat Madura terhadap kiai mereka. Kiai ini merupakan tokoh agama yang mengajari anak-anak mereka mengaji.

Dahulu, setiap desa di Madura umumnya memiliki seorang kiai yang mengajari anak-anak mengaji. Saat wali murid datang ke rumah kiai untuk songkeman (sungkem), mereka akan membawa bebek songkem sebagai buah tangan.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya