Liputan6.com, Jakarta - Indonesia mencabut larangan penjualan iPhone 16 setelah berbulan-bulan negosiasi alot dengan Apple. Kabar tentang Indonesia yang mencabut larangan penjualan iPhone 16 ini ramai diberitakan oleh media-media asing.
Media Bloomberg juga dikutip oleh Reuters menyebutkan, Indonesia dan Apple menyepakati persyaratan untuk mencabut larangan terhadap iPhone 16.
Advertisement
Baca Juga
Dilaporkan Bloomberg, kesepakatan bisa terjadi paling cepat minggu ini. Lebih lanjut dituliskan "Indonesia melarang (penjualan) iPhone 16 pada bulan Oktober 2024 setelah Apple gagal memenuhi persyaratan bahwa smartphone yang dijual di dalam negeri harus memenuhi 40 persen komponen lokal."
Advertisement
Setelah adanya larangan tersebut, Menteri Investasi RI Rosan Roeslani menyebut, Apple memiliki rencana untuk investasi sebesar USD 1 miliar, membuat pabrik yang memproduksi komponen untuk smartphone dan produk lainnya.Â
Apple juga disebutkan memiliki komitmen melatih sumber daya lokal dalam hal penelitian dan pengembangan produk-produknya melalui Apple Academy dan program-program lainnya.Â
Sementara itu, ABC News melaporkan, "Apple akan diiiznkan menjual smartphone terbarunya di salah satu pasar terbesar di Asia, setelah raksasa teknologi AS itu mencapai kesepakatan dengan pemerintah, menyusul negosiasi "keras" yang berlangsung selama lima bulan."
Serupa dengan Bloomberg, ABC juga menuliskan, bahwa penjualan iPhone 16 di Indonesia dilarang karena Apple tak bisa memenuhi peraturan yang mengharuskan 40 persen ponsel dibuat dari komponen lokal.Â
Disebutkan pula, pada Rabu lalu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan kalau Apple berjanji mendirikan fasilitas penelitian dan pengembangan semikonduktor di Indonesia.Â
Sebelumnya, Kemenperin juga menyebutkan kalau pihaknya menyetujui rencana investasi Apple yang bernilai Rp 2,6 triliun untuk 2005-2028.Â
Apple juga sebelumnya berkomitmen untuk membangun pabrik AirTag di Batam, dengan nilai investasi Rp 2,4 miliar. Fasilitas ini dijadwalkan selesai dibangun pada awal 2026.Â
Â
Apple Pilih Bangun Pabrik RnD di Indonesia
Sementara itu, Apple baru saja mengumumkan rencananya untuk membangun fasilitas R&D (Research and Development) di Indonesia.
Keputusan ini cukup mengejutkan banyak pihak, terutama karena sebelumnya Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersikeras Apple membangun pabrik di Indonesia.
Kala itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berharap, pembangunan pabrik di Indonesia mampu menciptakan lapangan kerja dan memberikan dampak ekonomi luas bagi masyarakat.
Berjalannya waktu, Pemerintah dan Apple pun akhirnya mencapai kesepakatan dengan ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MoU), di mana salah satu poin di Nota Kesepahaman tersebut adalah untuk membangun fasilitas R&D, bukan pabrik iPhone.
Sayangnya, Menperin Agus tidak mengungkap alasan kenapa pabrik iPhone batal dibangun di Indonesia. Dia hanya mengatakan, Apple melihat potensi besar di Indonesia, terutama dalam hal sumber daya manusia (SDM).
"Normatifnya, Indonesia negara sangat penting bagi Apple. Mereka lihat kemampuan SDM kita sudah siap mendukung pembentukan R&D," ujarnya dalam sebuah konferensi pers, sebagaimana dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com, Kamis (27/2/2025).
Alasan Apple Memilih R&D di IndonesiaSalah satu alasan utama perusahaan memilih untuk membangun fasilitas R&D Apple adalah karena Indonesia memiliki potensi besar dalam bidang SDM siap bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan global.
Advertisement
Libatkan 15 Kampus
Pendirian R&D Center ini melibatkan kampus-kampus besar seperti ITB, UI, UGM, dan ITS. Sebanyak 15 kampus telah bergabung dalam inisiatif yang disebut Indonesia Chip Design Collaborative Center (ICDEX).
ICDEX ini diharapkan dapat memainkan peran sentral dalam pengembangan teknologi chip dan perangkat lunak inovatif. Agus menegaskan, kerjasama ini tidak hanya menguntungkan pihak Apple, tetapi juga pihak Indonesia. Dengan melibatkan universitas, Apple berharap dapat meningkatkan kualitas SDM yang ada di Tanah Air.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga menawarkan sejumlah insentif untuk menarik investasi Apple. Salah satunya adalah keringanan pajak bagi perusahaan yang bersedia membangun pabrik di Indonesia.
Meskipun insentif ini penting, Agus menekankan bahwa peningkatan kualitas SDM dan infrastruktur pendukung juga harus diperhatikan.
Dampak Positif Investasi Apple
Investasi Apple di Indonesia tidak hanya berdampak positif bagi perekonomian secara makro, tetapi juga akan memberikan dampak signifikan bagi industri manufaktur lokal. Pembangunan pabrik dan fasilitas produksi akan menciptakan lapangan kerja baru, mentransfer teknologi, dan meningkatkan kemampuan produksi dalam negeri.
Keterlibatan perusahaan lokal dalam rantai pasokan Apple juga akan meningkatkan daya saing mereka di pasar global. Hal ini akan mendorong inovasi dan peningkatan kualitas produk lokal, sehingga dapat bersaing dengan produk impor.
Pemerintah Indonesia telah lama berupaya untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur lokal. Kesepakatan dengan Apple ini menjadi bukti nyata keberhasilan upaya tersebut. Investasi ini diharapkan akan menjadi katalis bagi pertumbuhan industri manufaktur lainnya di Indonesia.
Dengan semakin banyaknya perusahaan teknologi global yang berinvestasi di Indonesia, negara ini akan semakin terintegrasi ke dalam rantai pasokan global. Hal ini akan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar internasional dan membuka peluang kerja yang lebih banyak bagi masyarakat Indonesia.
Advertisement
