Sedekah yang Bermanfaat bagi Orang yang Meninggal, Jenis dan Keutamaannya

Ketahui berbagai jenis sedekah jariyah yang pahalanya terus mengalir untuk orang yang telah meninggal dunia, serta tata cara bersedekah untuk almarhum agar amalan diterima Allah SWT.

oleh Woro Anjar Verianty Diperbarui 28 Feb 2025, 11:05 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2025, 11:05 WIB
Ilustrasi sedekah
Ilustrasi sedekah. Photo by Freepik... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Sedekah merupakan salah satu ibadah yang memiliki kedudukan istimewa dalam ajaran Islam. Tidak hanya memberi manfaat bagi orang yang masih hidup, sedekah juga dapat memberikan keberkahan bagi mereka yang telah meninggal dunia. Sebagai bentuk amal jariyah, sedekah yang dikeluarkan atas nama orang yang telah wafat dapat menjadi sumber pahala yang terus mengalir dan memberikan manfaat di alam baka.

Dalam praktik kehidupan sehari-hari, banyak umat Muslim yang melaksanakan sedekah sebagai bentuk ibadah sosial yang memiliki nilai ganda, yakni membantu sesama manusia sekaligus mendapatkan ganjaran pahala dari Allah SWT. Sedekah memiliki keistimewaan tersendiri karena dapat dilakukan dengan berbagai cara dan bentuk, mulai dari pemberian materi hingga non-materi, sehingga setiap orang memiliki kesempatan untuk melakukannya sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Berdasarkan dalil-dalil dalam Al-Qur'an dan Hadits, terdapat beberapa jenis sedekah yang sangat bermanfaat bagi orang yang telah meninggal dunia. Kegiatan bersedekah ini dapat menjadi bentuk bakti kita kepada orang tua, kerabat, atau siapa pun yang telah mendahului kita. Melalui artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang berbagai bentuk sedekah yang dapat menjadi investasi akhirat bagi orang yang telah meninggal dunia.

Lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber informasi lengkapnya, pada Rabu (26/2).

Promosi 1

Wakaf: Amal Jariyah yang Abadi

Sedekah
Ilustrasi/copyright shutterstock.com... Selengkapnya

Wakaf merupakan salah satu bentuk sedekah jariyah yang paling utama. Dengan mewakafkan harta benda seperti tanah, bangunan, atau dana untuk kepentingan umum, seperti masjid, sekolah, atau panti asuhan, pahala akan terus mengalir kepada pewakaf meskipun ia telah meninggal dunia. Wakaf bersifat permanen dan pengelolaannya diatur sesuai syariat Islam, memastikan keberlanjutan manfaatnya bagi masyarakat.

Keberkahan wakaf tidak hanya dirasakan oleh penerima manfaat, tetapi juga bagi pewakafnya. Pahala wakaf akan terus mengalir selama harta wakaf tersebut dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Oleh karena itu, wakaf menjadi investasi akhirat yang sangat bernilai dan dianjurkan dalam ajaran Islam.

Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk berwakaf. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim menjelaskan keutamaan wakaf. (Sebutkan hadits dan terjemahannya jika tersedia).

Wakaf dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, sesuai dengan kemampuan dan keinginan pewakaf. Konsultasikan dengan lembaga pengelola wakaf untuk memastikan proses wakaf berjalan sesuai syariat Islam.

Sumur dan Sumber Air Bersih: Sedekah yang Menyegarkan

Mengalirkan air merupakan salah satu bentuk sedekah jariyah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggali sumur, membangun saluran air, atau menyediakan akses air bersih untuk kepentingan khalayak umum.

Keutamaan sedekah dalam bentuk air ini dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Sa'ad bin Ubadah RA:

"Wahai Rasulullah, sungguh ibuku telah meninggal dunia, apakah boleh aku bersedekah atas namanya?" Jawab Rasulullah, "Iya, boleh." Sa'ad bertanya lagi, "Lalu sedekah apa yang paling afdal?" Jawab Rasulullah, "Memberi minum air." (HR An-Nasai)

Hadits ini menunjukkan bahwa memberi minum air merupakan salah satu bentuk sedekah yang paling utama. Dalam konteks masa kini, sedekah air dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti membangun sumur atau instalasi air bersih di daerah yang kekurangan akses air, menyumbang untuk program penyediaan air minum di sekolah-sekolah atau fasilitas umum, atau berpartisipasi dalam proyek sanitasi air untuk masyarakat terpencil.

Dengan kemajuan teknologi dan infrastruktur modern, sedekah air juga dapat mencakup pembangunan sistem irigasi untuk pertanian, sistem penampungan air hujan, atau teknologi penyulingan air untuk daerah yang terdampak bencana atau krisis air bersih. Semua bentuk sedekah air ini dapat menjadi investasi akhirat yang pahalanya terus mengalir bagi orang yang telah meninggal dunia.

Mendirikan Masjid dan Mushola: Rumah Allah yang Memberi Berkah

Membangun masjid merupakan salah satu bentuk sedekah jariyah yang sangat bermanfaat bagi orang yang telah meninggal dunia. Masjid berfungsi sebagai tempat ibadah umat Muslim untuk melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan seperti salat, belajar, mengaji, dan kegiatan keagamaan lainnya.

Ketika masjid terus digunakan untuk kegiatan-kegiatan positif dan ibadah, maka pahala bagi orang yang mendirikannya akan terus mengalir tanpa terputus. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

"Barangsiapa yang membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membuatkan rumah di surga untuknya." (HR Muslim)

Membangun masjid tidak harus dalam bentuk mendirikan bangunan masjid secara keseluruhan. Kontribusi dalam bentuk apa pun, seperti menyumbang untuk pembangunan, renovasi, atau pemeliharaan masjid, juga termasuk dalam kategori ini. Bahkan menyediakan fasilitas untuk masjid seperti karpet, lampu, atau perlengkapan lainnya juga dapat menjadi bagian dari sedekah jariyah ini.

Dalam konteks modern, mendirikan masjid juga dapat dilakukan dengan cara berpartisipasi dalam program wakaf masjid atau menyumbangkan sebagian harta untuk pembangunan masjid di daerah yang membutuhkan. Dengan begitu, pahala dari sedekah jariyah ini akan terus mengalir dan memberikan manfaat bagi orang yang telah meninggal dunia.

Memberi Makan Orang yang Membutuhkan: Sedekah yang Memberi Kenyang

Jenis sedekah jariyah kedua yang bermanfaat bagi orang yang telah meninggal dunia adalah memberi makan orang yang membutuhkan. Sedekah dalam bentuk makanan ini dapat dilakukan secara langsung maupun melalui penyediaan sumber pangan berkelanjutan.

Pahala dari sedekah makanan akan tercatat bagi si pemberi jika makanan tersebut dapat mengenyangkan perut orang yang kelaparan. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:

"Siapa memberikan makan orang mukmin sehingga dia kenyang dari kelaparannya, maka Allah SWT akan memasukkannya ke satu pintu dari pintu-pintunya surga, tidak ada lagi yang masuk melalui pintu tersebut kecuali orang yang serupa dengannya."

Sedekah makanan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti menyiapkan hidangan untuk berbuka puasa (iftar) di bulan Ramadhan, membagikan sembako kepada keluarga tidak mampu, atau mendukung program bantuan pangan bagi masyarakat yang membutuhkan.

Dalam konteks modern, sedekah makanan juga dapat dilakukan dengan cara mendukung program-program bantuan pangan berkelanjutan, seperti berkontribusi pada lembaga yang menyediakan makanan bagi tunawisma, mendukung program dapur umum untuk korban bencana, atau mensponsori program makan siang untuk anak-anak di sekolah yang membutuhkan. Semua bentuk bantuan pangan ini dapat menjadi sedekah jariyah yang pahalanya terus mengalir bagi orang yang telah meninggal dunia.

Pengembangan Ilmu Pengetahuan: Warisan yang Bermanfaat

Membantu pengembangan ilmu pengetahuan merupakan bentuk sedekah jariyah yang sangat bernilai. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti menerbitkan buku atau Al-Qur'an, membiayai pendidikan anak-anak dari keluarga tidak mampu, atau mendukung pembangunan sarana pendidikan.

Keutamaan sedekah dalam bentuk pengembangan ilmu ini dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, di mana Rasulullah SAW bersabda:

"Amal saleh dan kebaikan seorang mukmin yang tetap lestari setelah kematiannya adalah; ilmu yang diamalkan dan disebarkan, anak saleh yang di tinggalkan, buku yang diwariskan, masjid yang di bangun, rumah yang didirikan untuk ibnu sabil, saluran air yang dialirkan, atau sedekah yang ia keluarkan sewaktu masih sehat ketika masih hidup. Sedekah ini akan tetap lestari setelah ia meninggal." (HR Ibnu Majah)

Hadits ini menunjukkan bahwa ilmu yang diamalkan dan disebarkan merupakan salah satu amal yang pahalanya tetap lestari setelah kematian seseorang. Dalam konteks modern, sedekah dalam bentuk pengembangan ilmu dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

  • Menyumbangkan buku-buku atau Al-Qur'an untuk perpustakaan, masjid, atau lembaga pendidikan
  • Membiayai beasiswa pendidikan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu
  • Mendukung pembangunan atau pemeliharaan sarana pendidikan seperti sekolah, madrasah, atau pondok pesantren
  • Mendanai penelitian ilmiah atau program pengembangan ilmu pengetahuan
  • Menerbitkan atau mendistribusikan karya-karya ilmiah yang bermanfaat

Semua bentuk kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan ini dapat menjadi sedekah jariyah yang pahalanya terus mengalir dan memberikan manfaat bagi orang yang telah meninggal dunia.

Cara Melaksanakan Sedekah Jariyah untuk Orang yang Telah Meninggal

Untuk melaksanakan sedekah jariyah bagi orang yang telah meninggal dunia, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar sedekah tersebut menjadi amal yang pahalanya terus mengalir dan sampai kepada yang bersangkutan.

1. Niat yang Ikhlas

Niat merupakan aspek fundamental dalam setiap ibadah, termasuk sedekah. Ketika bersedekah atas nama orang yang telah meninggal dunia, penting untuk menanamkan niat yang ikhlas semata-mata karena Allah SWT dan berharap pahala sedekah tersebut sampai kepada orang yang dimaksud.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surah Al-Bayyinah ayat 5:

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ ۗوَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِ

Artinya: "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."

Ayat ini menekankan pentingnya keikhlasan dalam beribadah, termasuk dalam bersedekah. Keikhlasan ini menjadi kunci agar sedekah diterima oleh Allah SWT dan pahalanya sampai kepada orang yang telah meninggal dunia.

2. Menyebutkan Nama Orang yang Diperuntukkan

Ketika bersedekah atas nama orang yang telah meninggal dunia, penting untuk menyebutkan nama orang tersebut dengan jelas. Hal ini akan membantu dalam mengarahkan pahala sedekah kepada orang yang dimaksud.

Doa yang dapat dibaca misalnya: "Ya Allah, aku bersedekah ini atas nama [nama orang yang telah meninggal], semoga pahala sedekah ini sampai kepadanya dan menjadi amal jariyah yang bermanfaat baginya di alam kubur hingga hari kiamat."

3. Memilih Bentuk Sedekah yang Berkelanjutan

Untuk memaksimalkan manfaat sedekah bagi orang yang telah meninggal dunia, disarankan untuk memilih bentuk sedekah yang berkelanjutan atau memiliki efek jangka panjang. Hal ini sesuai dengan konsep sedekah jariyah, di mana pahala akan terus mengalir selama manfaat dari sedekah tersebut masih dirasakan.

Beberapa contoh sedekah berkelanjutan yang dapat dilakukan antara lain:

  • Wakaf tanah untuk pembangunan masjid atau lembaga pendidikan
  • Penerbitan dan pendistribusian buku-buku agama atau Al-Qur'an
  • Pembangunan sumur atau fasilitas air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka panjang
  • Pendirian lembaga sosial atau yayasan yang memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat
 

Keutamaan dan Dampak Sedekah bagi Orang yang Meninggal Dunia

Sedekah yang dilakukan atas nama orang yang telah meninggal dunia memiliki berbagai keutamaan dan dampak positif, baik bagi yang telah meninggal maupun bagi yang masih hidup.

1. Pahala yang Terus Mengalir

Keutamaan utama dari sedekah jariyah adalah pahala yang terus mengalir meskipun orang tersebut telah meninggal dunia. Hal ini berdasarkan hadits yang telah disebutkan sebelumnya:

"Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali dari tiga hal ini, yakni; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakannya." (HR Muslim)

Dengan melakukan sedekah jariyah atas nama orang yang telah meninggal, pahala dari sedekah tersebut akan terus mengalir dan memberikan manfaat bagi mereka di alam kubur hingga hari kiamat.

2. Meringankan Beban di Alam Kubur

Dalam beberapa hadits disebutkan bahwa amalan-amalan baik, termasuk sedekah, dapat meringankan beban atau siksa kubur. Dengan melakukan sedekah atas nama orang yang telah meninggal, diharapkan dapat membantu meringankan beban mereka di alam kubur.

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya' Ulumuddin menyebutkan bahwa sedekah merupakan salah satu amalan yang dapat melindungi orang dari siksa kubur. Oleh karena itu, melakukan sedekah jariyah atas nama orang yang telah meninggal dapat menjadi bentuk pertolongan bagi mereka di alam kubur.

3. Meneruskan Amal Kebaikan

Dengan melakukan sedekah atas nama orang yang telah meninggal, kita sebenarnya telah meneruskan amal kebaikan yang mungkin sering mereka lakukan ketika masih hidup. Hal ini dapat menjadi bentuk bakti kita kepada mereka, sekaligus mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada generasi selanjutnya.

 

Sedekah merupakan salah satu bentuk ibadah yang memiliki keutamaan luar biasa dalam Islam. Tidak hanya bermanfaat bagi yang masih hidup, sedekah juga dapat memberikan manfaat bagi orang yang telah meninggal dunia dalam bentuk sedekah jariyah, di mana pahalanya akan terus mengalir meskipun orang tersebut telah tiada.

Beberapa bentuk sedekah jariyah yang sangat bermanfaat bagi orang yang telah meninggal dunia antara lain mendirikan masjid, memberi makan orang yang membutuhkan, mengalirkan air, dan membantu pengembangan ilmu pengetahuan. Semua bentuk sedekah ini memiliki dampak jangka panjang dan manfaat yang berkelanjutan, sehingga pahalanya pun akan terus mengalir kepada orang yang telah meninggal dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya