Mengenal Desa Resun Kepri yang Lahir dari Keresahan

Konon, Desa Resun tersebut pernah disinggahi dan ditinggali oleh orang Aceh.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 31 Jan 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2023, 18:00 WIB
Pulau Penyengat
Pulau Penyengat merupakan pulau yang bersejarah bagi peradaban Melayu di tiga negara, antara lain di Provinsi Kepri (Indonesia), Singapura, dan Johor (Malaysia). (Liputan6.com/ Ajang Nurdin)

Liputan6.com, Kepri - Desa Resun berlokasi di Kecamatan Lingga Utara, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau. Desa ini memiliki potensi wisata yang melimpah, salah satunya air terjun Resun yang sangat indah.

Selain destinasi wisata, desa ini juga memiliki sejumlah tradisi yang masih dilestarikan, seperti ratif saman, mandi safar, dan tradisi lainnya. Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, pemberian nama pada desa ini juga melalui sejarah yang cukup panjang.

Konon, Desa Resun tersebut pernah disinggahi dan ditinggali oleh orang Aceh. Namun, mereka tidak bertahan lama karena adanya wabah penyakit yang membahayakan jiwa di desa tersebut.

Masyarakat setempat menyebutnya sebagai penyakit ta'un yang berasal dari makhluk halus atau roh jahat. Makhluk ini juga sering menampakkan wujudnya yang membuat warga ketakutan.

Selain gangguan dari makhluk halus, warga dusun juga sering didatangi kawanan perampok. Tak hanya menjarah harta benda, mereka juga memperkosa dan membunuh orang-orang yang berusaha melawan.

Untuk menghindari berbagai gangguan tersebut, mereka pun berpindah ke pulau-pulau kecil di sekitar Lingga. Setelah mendengar desa yang ditinggalkan itu bebas dari berbagai gangguan, mereka kemudian berbondong-bondong kembali ke tempat semula.

Sayangnya, hal tersebut tak bertahan lama karena beberapa gangguan kembali datang. Mereka pun meninggalkan desa tersebut untuk kedua kalinya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Desa Resah

Mereka kemudian menjuluki daerah tersebut dengan julukan 'Desa Resah' karena kondisinya yang meresahkan. Namun, kabar tentang daerah yang meresahkan ini tampaknya tidak sampai ke Bangka.

Sebaliknya, masyarakat Bangka justru mendengar Pulau Lingga merupakan wilayah yang tanahnya sangat subur. Mereka kemudian berdatangan ke Pulau Lingga di bawah pimpinan Haji Muhammad Yusuf bin Haji Hasan.

Mereka mendirikan perkampungan yang dahulu pernah ditinggali oleh orang-orang Aceh. Selanjutnya, mereka mencoba mengolah segala hal yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Sayangnya, hal tak menyenangkan yang dialami penghuni sebelumnya juga mereka rasakan. Banyak korban meninggal karena penyakit ta’un atau ulah perampok.

Suasana pun menjadi sangat meresahkan, sehingga banyak yang ingin berpindah ke pulau lain. Namun, keinginan itu tidak terlaksana karena Haji Muhammad Yusuf bin Haji Hasan mengimbau agar mereka bersabar.

Untuk meredakan keresahan pengikutnya, sang pemimpin yang saat itu sering bepergian ke daerah Serawak dan Brunei untuk berdagang pun membawa empat 'orang pintar' dari daerah tersebut untuk membantu mengatasi bencana di desanya. Namun, ternyata mereka tidak dapat mengatasinya. Mereka justru terserang panyakit ta’un dan meninggal dunia.

Kemudian, mereka dikubur secara bersusun dalam satu liang lahat. Untuk menghormati keempat orang tersebut, nama 'Resah' yang sebelumnya disematkan pada desa tersebut kemudian diganti menjadi 'Resun'.

Kata 'Resun' merupakan gabungan dari kata resah dan susun. Saat ini, Desa Resun sudah aman dan memiliki berbagai potensi wisata yang menawan, tradisi yang masih dilestarikan, serta aneka kuliner olahan sagu yang menggoda.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya