Demo Bela Al-Qur'an di Garut, Massa Tuntut Kedubes Swedia dan Belanda Ditutup

Aksi berulang yang dilakukan pemimpin partai Stram Kurs (Garis Keras) sayap kanan Denmark itu, mengusik kerukunan antarumat beragama di seluruh dunia.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 04 Feb 2023, 03:00 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2023, 03:00 WIB
Wabup Garut Helmi Budiman memimpin aksi demo bela alquran, di Bundaran Simpang Lima Garut (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Wabup Garut Helmi Budiman memimpin aksi demo bela alquran, di Bundaran Simpang Lima Garut (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Ribuan orang yang tergabung dalam aksi Aliansi Umat Islam Garut, Jawa Barat dalam aksi bela alquran, meminta pemerintah memutuskan hubungan diplomatik dengan Swedia dan Belanda.

“Saya menuntut secara kelembagaan usir kedubes kedua negara (Swedia dan Belanda) dari Indonesia dan putuskan hubungan dengan kedua negara itu,” ujar Wakil Ketua DPRD Garut Enan di sela-sela aksi bela Alquran, Rabu (1/2/2023).

Menurutnya, aksi bakar alquran yang dilakukan Rasmus Paludan, politisi anti-imigran asal Swedia itu sangat menyinggung perasaan masyarakat muslim di seluruh dunia.

Ada empat tuntutan dalam aksi tersebut, Pertama, meminta pemerintah segera menutup dubes Swedia dan Belanda di Indonesia. Kedua, meminta PBB untuk mengadili Rasmus Paludan di pengadilan Internasional.

Ketiga, meminta Belanda dan Swedia meminta maaf kepada seluruh umat muslim di dunia, Keempat, meminta Presiden Jokowi memutuskan hubungan diplomatik dengan Swedia dan Belanda.

Hal senada disampaikan Wakil Bupati Garut Helmi Budiman. Menurutnya Pemerintah Daerah (Pemda) Garut dan seluruh masyarakat mengutuk keras aksi pembakaran kitab suci umat muslim tersebut.

Helmi menilai, aksi berulang yang dilakukan pemimpin partai Stram Kurs (Garis Keras) sayap kanan Denmark itu, mengusik kerukunan antar umat beragama di seluruh dunia.

“Kami menuntut keadilan kepada dunia, inilah momentum yang baik untuk bersatu,” ujar dia di atas kendaraan yang disulap menjadi podium aksi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya