Liputan6.com, Jakarta - Berbagai alat musik Betawi memiliki unsur dari berbagai budaya lain, seperti Arab, China, Sunda, India, dan berbagai suku lainnya. Keberagaman budaya ini menghasilkan alat musik khas Betawi yang unik.
Namun, tak jarang alat musik ini juga memiliki kemiripan dengan alat musik dari daerah lain. Seni musik tradisional Betawi sebenarnya memang memiliki banyak fungsi, mulai dari hiburan, nasihat, pewarisan nilai, hingga memelihara keseimbangan lahir dan batin.
Masih mempertahankan fungsi utamanya, berikut beberapa ragam alat musik Betawi:
Advertisement
Baca Juga
1. Bangsing
Bangsing adalah alah musik khas Betawi yang menyerupai suling atau seruling. Alat musik ini terbuat dari bambu kecil berbentuk bulat panjang dengan enam buah lubang nada yang bisa dimainkan secara horizontal.
2. Gambang dan Kromong
Musik gambang kromong mungkin sudah sering didengar. Musik tersebut sebenarnya berasal dari dua alat musik, yakni gambang dan kromong.
Hingga awal abad ke-19, lagu-lagu yang diiringi musik gambang kromong masih menggunakan bahasa China. Kemudian pada dasawarsa pertama abad ke-20, repertoar lagu-lagunya mulai diciptakan dalam bahasa Betawi.
Gambang merupakan alat musik yang terbuat dari kayu dan mempunyai 18 buah bilah sumber suara. Bentuk resonator gambang menyerupai perahu dengan dua alat pemukul. Alat musik ini berbentuk bulat dan biasanya dibalut dengan kain.
Sementara kromong adalah alat musik yang bentuknya mirip seperti bonang. Alat musik yang merupakan kumpulan sepuluh buah gong perunggu atau kuningan ini disusun menjadi dua baris dalam sebuah rak dari kayu.
Terdapat kotak-kotak kecil di dalam rak yang berfungsi untuk menaruh gong. Alat musik kromong diisi dengan lima gong pada tiap barisnya. Nada yang dihasilkan adalah 'siang-liuh-u-kong-che' pada baris pertama atau luar dan nada 'che-kong-siang-liuh-u' pada baris kedua.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Gong dan Kempul
3. Gong dan Kempul
Gong dan kempul adalah alat musik Betawi yang dibuat dari kuningan atau perunggu. Alat musik ini berbentuk lingkaran yang bagian tengahnya menonjol.
Gong memiliki ukuran sekitar 85 cm dan berfungsi sebagai penentu irama dasar. Sementara kempul hanya berukuran sekitar 45 cm atau setengahnya dan berfungsi sebagai pembatas ritme melodi.
4. Kecrek
Kecrek atau pan umumnya dibuat dari 2-4 lempengan logam tipis, seperti besi, kuningan, atau perunggu. Logam-logam tersebut disusun di atas sebuah papan kayu.
Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan palu khusus atau tongkat kayu pendek. Saat dimainkan, alat musik ini akan menghasilkan bunyi crek-crek-crek yang khas.
5. Kongahyan, Tehyan, dan Sukong
Kongahyan (kong-a-hian), tehyan (teh-hian), dan sukong (su-kong) adalah alat musik gesek dengan dua dawai. Alat musik ini digesek dengan menggunakan tongkat bersenar plastik atau kenur.
Ketiga alat musik ini terdiri atas resonator dari tempurung kelapa yang dibelah dan dilapisi kulit tipis. Terdapat tiang kayu berbentuk bulat panjang dan purilan atau alat penegang dawai.
Ketiganya memiliki bentuk yang sama, hanya saja ukuran badan dan gagangnya berbeda-beda. Ukuran paling kecil adalah kongahyan dengan nada liuh (G) dan che (D), ukuran sedang adalah tehyan yang bernada siang (E) dan liuh (G), serta yang terbesar adalah sukong yang bernada su (A) dan kong (E).
Â
Advertisement
Ningnong (Sio-lo)
6. Ningnong (Sio-lo)
Ningnong atau sio-lo adalah alat musik Betawi berupa dua piringan logam perunggu atau kuningan. Dua piringan tersebut biasanya berdiameter sekitar 10 cm.
Alat musik Betawi ini ditempatkan pada sebuah bingkai kayu bertangkai satu. Ningnong dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tongkat besi kecil secara bergantian dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
7. Rebana
Pada dasarnya, ada tiga jenis rebana yang paling sering dimainkan oleh suku Betawi, yaitu rebana hadro, ketimpring, dan biang. Rebana hadro biasanya memiliki ukuran diameter 25-35 cm.
Rebana ini terbuat dari kayu dan memiliki tiga pasang lingkaran logam dengan fungsi sebagai kecrek. Rebana jenis ini terdiri atas tiga instrumen yang posisi maupun fungsinya bisa dibilang agak mirip, yakni bawa sebagai komando, ganjil atau seling sebagai pengiring, dan gedug sebagai pengiring.
Adapun rebana ketimpring umumnya memiliki diameter 20-25 cm. Dalam satu grup rebana ketimpring terdapat tiga buah rebana, yaitu rebana tiga, rebana empat, dan rebana lima.
Sementara itu, rebana dengan ukuran paling besar adalah biang. Rebana ini juga terdiri dari tiga buah rebana, yakni gendang (diameter 30 cm), kotek (diameter 60 cm), san biang (diameter 60-80 cm).
(Resla Aknaita Chak)