15 Tahun Gelar Salat Tarawih Kilat di Indramayu, Azun Mauzun: Jemaah Bertambah

Biasanya, tarawih dilakukan usai melaksanakan salat Isya. Salat tarawih bisa dilakukan berjemaah di masjid maupun di rumah.

oleh Panji Prayitno diperbarui 26 Mar 2023, 16:30 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2023, 16:30 WIB
15 Tahun Gelar Salat Tarawih Kilat di Indramayu, Azun Mauzun: Jamaah Bertambah
Pemuda Desa Dukuhjati Indramayu Jawa Barat saat mengikut Salat Tarawih Tercepat. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Indramayu - Melaksanakan salat tarawih menjadi salah satu ibadah yang biasa dilaksanakan umat muslim selama Ramadan. 

Biasanya, tarawih dilakukan usai melaksanakan solat Isya. Solat tarawih bisa dilakukan berjamaah di masjid maupun dirumah. 

Umumnya, masyarakat Indonesia melaksanakan salat tarawih berjemaah di masjid. Seperti yang dilakukan warga sekitar Ponpes Al-Quraniyah Desa Dukuhjati Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu. 

Uniknya, di ponpes tersebut, warga mengikuti pelaksanaan ibadah salat Tarawih kilat.

"Tepatnya sudah 15 tahun kami menggelar solat tarawih kilat. Meski sempat pada tahun lalu tidak menggelar tarawih kilat karena ada jamaah sesuatu yang tidak perlu saya jelaskan," kata Pengasuh Ponpes Al-Quraniyah Indramayu Azun Mauzun, Rabu (24/3/2023).

Azun terbiasa menjadi imam salat tarawih kilat tiap tahunnya. Dia menyebutkan, hingga saat ini tarawih kilat sudah berjalan selama 15 tahun. 

Bahkan, Azun menyebutkan salat tarawih kilat tersebut sudah menjadi tradisi di lingkungan ponpes dan Desa Dukuhjati Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu.

"Salat tarawih kilat ini dilaksanakan sebanyak 23 rokaat, termasuk witir. Salat bisa berlangsung dengan cepat karena dalam pelaksanaannya hanya mengambil yang rukun-rukunnya saja," jelas Azun.

Berbeda dengan waktu zaman pandemi Covid-19 tahun lalu. Usai solat tarawih kilat, jamaah yang sebagian besar adalah anak muda tersebut langsung ikut tadarusan.

Saksikan Video Pilihan Ini:

Merespons Kaum Muda

Dia menjelaskan, gagasan salat tarawih tercepat tersebut merespons kaum muda desa yang sebagian besar tidak pernah ikut tarawih setiap Ramadan.

Para pemuda di Desa Dukuhjati saat itu enggan ikut tarawih dan memilih berkumpul di warung. Para pemuda desa tak ikut tarawih lantaran malu karena kumpul dengan orang tua. 

"Kami sudah bolak balik mengajak ikut Tarawih tapi tetap tidak mau akhirnya kami tawarkan salat tarawih tercepat di tempat khusus dan Alhamdulillah mau bahkan sudah mulai mengkaji kitab kuning. Makanya Tarawih kilat ini banyak salah tafsir karena khusus untuk anak muda semua," kata dia. 

Azun mengaku, pelaksanaan salat tarawih kilat yang dilaksanakan tiap tahun mendapat respons baik. Banyak anak muda di desanya yang menyediakan waktu ikut tarawih dulu sebelum melanjutkan aktivitasnya berdagang.

Bahkan, Azun mengatakan, jemaah solat tarawih kilat tiap tahun semakin bertambah. Dulu ketika awal menggagas tarawih kilat hanya diikuti 20 jamaah. 

"Sekarang sekitar 90 jamaah yang ikut tarawih kilat. Setelah tarawih ada yang langsung jualan, buka toko dan ada yang ikut tadarus," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya