Melihat Uniknya Pewarnaan Alami Tenun Sumba

Perajin tenun akan mengumpulkan tanaman-tanaman tersebut yang banyak tumbuh di alam.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 11 Apr 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2023, 09:00 WIB
Pesona Andien Dalam Balutan Kain Tenun Sumba
September yang baru saja lewat meninggalkan kesan mendalam bagi penyanyi Andien. Pelantun “Gemintang” dan “Pulang” beroleh kesempatan istimewa tampil di depan Presiden Jokowi. Bukan untuk nyanyi melainkan membawakan sajak yang menggambarkan kekuatan Indonesia untuk bangkit meraih kemajuan. Penampilannya pun sangat Indonesia, memakai tenun Sumba. (Foto: Dok. Instagram @andienaisyah)

Liputan6.com, NTT - Kain tenun merupakan salah satu produk kebudayaan nusantara. Salah satu proses yang tak bisa dilepaskan dari menenun adalah proses pewarnaannya.

Teknik pewarnaan untuk setiap jenis tenun nusantara memang cukup kompleks. Namun, sebagian besar pewarnaan tersebut menggunakan bahan alami, tak terkecuali kain tenun Sumba.

Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Waingpau, Sumba Timur, NTT, merupakan salah satu daerah pengrajin tenun ikat dengan pewarna alami. Pewarnaan tersebut memanfaatkan tanaman-tanaman endemik lokal, seperti tanaman wuira (nila), akar mengkudu, serta daun, dan kulit loba.

Perajin tenun akan mengumpulkan tanaman-tanaman tersebut yang banyak tumbuh di alam. Untuk bahan dasar warna biru atau indigo akan menggunakan tanaman wuira atau nila. Adapun untuk warna dasar merah dihasilkan dari akar mengkudu.

Setelah memanen tanaman wuira, selanjutnya adalah meremas tanaman tersebut dan merendamnya di dalam air yang dicampur dengan kapur. Rendaman tersebut dibiarkan selama beberapa hari, sehingga akan menghasilkan endapan warna indigo.

Sementara itu, untuk membuat warna merah dilakukan dengan cara menumbuk bahan-bahan pewarna merah hingga halus. Kemudian, bahan-bahan tersebut direndam dan diaduk dalam air, sehingga mengasilkan olahan seperti bubur.

Sebelum mencelupkan benang ke larutan pewarna merah, benang harus melalui proses peminyakan terlebih dulu. Benang dicelupkan ke dalam larutan bahan-bahan alami, seperti kemiri, agar warna merah dari larutan mengkudu dapat lebih meresap ke dalam benang.

Kemudian, benang akan diberi gambar atau motif terlebih dahulu sebelum dicelupkan ke dalam larutan mengkudu. Motif yang dibuat pun umumnya terinspirasi dari alam sekitar yang memiliki makna tersendiri, seperti kuda, buaya, burung, dan ayam.

Selanjutnya, benang akan dicelupkan ke dalam larutan warna. Pencelupan tersebut dilakukan beberapa kali, sesuai dengan kepekatan warna yang diinginkan penenun.

Benang yang dicelupkan ke larutan indigo akan menghasilkan warna biru atau biru kehitaman, sedangkan benang yang dicelupkan ke larutan mengkudu dapat menghasilkan warna merah atau cokelat.

Setelah proses pencelupan selesai, selanjutnya benang akan dijemur hingga kering. Setelah kering, maka benang-benang tersebut sudah siap untuk ditenun menjadi kain tenun Sumba yang menawan.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya