Liputan6.com, Bali - Tari taruna jaya merupakan tarian tradisional Bali, khususnya masyarakat Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Tarian yang merupakan hasil karya putra Jagaraga ini telah terkenal hingga ke mancanegara.
Tarian ini juga menjadi salah satu daya tarik pariwisata di Bali. Mengutip dari jagaraga-buleleng.desa.id, tarian ini masih sering dipentaskan hingga saat ini. Tarian ini menggambarkan gerak gerik seorang pemuda yang baru menginjak usia dewasa.
Advertisement
Gerakan tersebut digambarkan dengan gerakan yang energik, penuh emosional, dan memikat hati. Namun, tarian ini justru biasanya ditarikan oleh penari putri.
Advertisement
Tarian ini termasuk dalam kategori tari balih-balihan atau tari hiburan. Oleh karena itu, tari Bali ini bisa dipentaskan di mana saja, baik di halaman pura, lapangan, panggung, dan tempat lainnya.
Baca Juga
Kemunculan tarian ini berawal dari tari kebyar legong. Pada 1915, seorang seniman tabuh dari Desa Jagaraga, I Wayan Paraupan atau Pan Wandres, menciptakan sebuah tarian yang dibawakan oleh dua orang.
Tarian yang ia ciptakan mengkombinasikan tari baris, jauk, dan legong. Kedua penari yang pertama memainkan tarian kebyar legong adalah I Gede Manik bersama pasangannya, Mangku Ongka.
Pada 1925, Gede Manik menunjukkan jati dirinya sebagai seorang kreator tari. Dengan tari kebyar legong yang sering ia bawakan, ia pun menggagas karya tari kebyar legong versi lain.
Tari kebyar legong yang ia ciptakan ini memiliki durasi yang lebih pendek tetapi tetap menunjukkan karakteristik tari yang dinamis. Sekitar 1950-an, tarian itu dipentaskan secara tunggal di depan Presiden Soekarno.
Karena takjub dengan tarian tersebut, Bung Karno pun memberi nama seni tari ciptaan I Gede Manik dari Desa Jagaraga ini dengan sebutan taruna jaya. Nama tersebut berarti taruna yang digjaya.
Hingga saat ini, tari taruna jaya masih sering diajarkan dan dimainkan. Beberapa sekolah, institut seni, dan sanggar-sanggar seni, masih terus mengajarkan tarian ini dari generasi ke generasi.
(Resla Aknaita Chak)