Liputan6.com, Bali - Rujak merupakan makanan tradisional yang terdapat di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya di Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Bali. Rujak umumnya merupakan sajian berupa campuran berbagai macam buah atau sayuran yang dilengkapi dengan sambal khusus.
Namun, masyarakat Tanjung Benoa memiliki sajian rujak unik yang tak menggunakan buah maupun sayur. Rujak tersebut diberi nama rujak batu-batu.
Rujak batu-batu merupakan sajian rujak yang menggunakan kerang laut sebagai bahan utamanya. Kerang laut tersebut kemudian disiram dengan kuah pedas dan dingin.
Advertisement
Baca Juga
Adapun julukan 'batu-batu' diambil dari bentuk kerang pada sajian yang menyerupai batu kerikil berwarna hitam dan putih. Selain kerang, rujak batu-batu biasanya juga menggunakan bahan keong atau siput laut.
Sajian ini memiliki perpaduan rasa yang manis, pedas, dan asam. Perpaduan rasa tersebut berpadu sempurna dengan kuah dingin yang terasa segar. Adapun tekstur batu-batunya terasa kenyal saat dikunyah.
Rujak batu-batu disuguhkan dengan racikan kuah cuka, garam, dan cabai. Selanjutnya, racikan tersebut dicampur dengan batu-batu.
Untuk mengolah batu-batu, biasanya hanya perlu membersihkannya terlebih dahulu. Lalu, batu-batu ini hanya perlu direbus sekitar 30 menit dengan diberi tambahan sedikit garam.
Rujak batu-batu banyak dijual di warung-warung di Desa Tanjung Benoa. Namun, sajian ini termasuk makanan khas musiman yang tidak setiap hari tersedia.
Penulis: Resla Aknaita Chak