Mengunjungi Gereja Santo Antonius Purbayan, Gereja Katolik Pertama di Solo

Gereja ini merupakan gereja Katolik pertama di Solo yang dibangun pada November 1916.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 16 Jul 2023, 11:00 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2023, 11:00 WIB
Sniper Jaga Gereja di Solo
Sejumlah personel Brimob dengan senjata lengkap berjaga di depan Gereja Katolik Santo Antonius Solo, Selasa (23/12).(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - Gereja Santo Antonius Purbayan berlokasi di Jalan Arifin No.1, Surakarta. Gereja ini berada persis di sisi utara Balai Kota Surakarta.

Gereja Katolik Santo Antonius Purbayan merupakan gereja Katolik pertama di Solo. Bangunan gereja ini terlihat sangat kokoh dengan dinding tembok yang tebal.

Terkait arsitekturnya, gereja ini memiliki tampilan arsitektur khas gaya Eropa. Hal itu terlihat dari detail ornamennya yang cantik.

Pada bagian dalam, terdapat jendela dengan mozaik kaca bergambar dan kaya warna yang terletak di atas mimbar. Sementara jendela yang berada di dinding tembok kanan dan kiri juga dihiasi mozaik kaca yang indah.

Pada bagin belakang altar mimbar, terdapat ornamen garis yang dipadukan dengan lampu-lampu kecil yang redup. Selain itu, di sekeliling ruangan gereja terdapat beberapa patung orang-orang kudus yang dihormati oleh umat Katolik.

Adapun bangku-bangku yang digunakan oleh para umat untuk berdoa tampak lawas tetapi kokoh. Bangku-bangku tersebut terbuat dari kayu jati yang kuat.

Secara keseluruhan, gereja ini masih mempertahankan bentuk aslinya. Hal itu bisa dilihat dari tiang atau pilar-pilar penyangga yang memiliki ornamen ukiran salib.

Mengutip dari surakarta.go.id, Gereja Santo Antonius Purbayan memiliki perjalanan sejarah yang panjang. Gereja ini merupakan gereja Katolik pertama di Solo yang dibangun pada November 1916.

Gereja ini berdiri atas prakarsa Romo Cornelis Stiphout, SJ. Pembangunan gereja ini dilakukan untuk pelayanan misionaris dan pengenalan agama Katolik oleh Pemerintah Belanda di Solo. 

 

Simak Video Pilihan Ini:

Cagar Budaya

Bangunan yang sudah dinyatakan sebagai cagar budaya ini juga menjadi saksi peristiwa pembaptisan Brigadir Jenderal (Anumerta) Ignatius Slamet Riyadi pada 1949. Ia merupakan seorang pahlawan nasional yang oleh Pemkot Surakarta diabadikan sebagai nama jalan dan patung, yaitu Jalan Brigjen Slamet Riyadi dan Patung Slamet Riyadi di kawasan Bundaran Gladak. 

Brigjen Ignatius Slamet Riyadi merupakan tokoh penting dari berbagai pertempuran di Kota Solo. Bahkan, Belanda sangat segan dengan keberanian dan kegigihan Slamet Riyadi di medan tempur.

Dengan usia yang masih muda, Slamet Riyadi memimpin berbagai pertempuran melawan Belanda di Kota Solo. Menurut sejarah, gereja ini tercatat sebagai gereja misi di zaman Belanda.

Sekitar 1827, Pemerintah Belanda mengutus Lambertus Prisen untuk melakukan misi penyebaran agama Katolik di Solo. Pastor Lambertus Prisen sebenarnya memang mendapatkan tugas untuk melayani umat di Jawa Tengah, termasuk Solo. Bersama rekannya, Pastor Yakobus Sholten, Pastor Prisen berusaha mengembangkan dan mengenalkan Katolik. Lambat laun, pengikut Katolik di Solo semakin bertambah.

Karena kala itu Solo masih menjadi stasi dari Paroki Ambarawa, maka ada keinginan untuk mendirikan paroki di Solo. Kemudian mulailah dibangun Gereja Santo Antonius Purbayan yang dimulai pada 29 Oktober 1905.

Hingga pada November 1916, Gereja Santo Antonius Purbayan berhasil didirikan dan Pastor Stiphout. Pastor Stiphout pun menjadi pastor pertama di Paroki Purbayan. Saat ini, Gereja Santo Antonius Purbayan masih berdiri kokoh dan terus mendukung toleransi di Kota Solo.

Tak jarang, pengurus gereja menerima kunjungan tamu dari tokoh-tokoh lintas agama dan iman serta mempersilakan halaman parkir gereja untuk digunakan sebagai tempat parkir para tamu saat ada acara peringatan keagamaan maupun kegiatan lain di Balai Kota Solo.

(Resla Aknaita Chak)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya