AGSI Dorong Dewan Pakar Ajukan Babad Banyumas Sebagai Memory of World

AGSI Provinsi Jawa Tengah terus mendorong agar Babad Banyumas dapat diajukan ke Unesco menjadi Memory of World (MoW)

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 14 Agu 2023, 23:00 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2023, 23:00 WIB
Babad Banyumas: Adit Menyusur Lorong Waktu karya Tim House of Comic 8
Babad Banyumas: Adit Menyusuri Lorong Waktu karya Tim House of Comic 8 diterbitkan bersamaan dengan peringatan HUT Banyumas ke 451 pada 22 Februari 2022.

Liputan6.com, Banjarnegara - Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Provinsi Jawa Tengah terus mendorong agar Babad Banyumas dapat diajukan ke Unesco menjadi Memory of World (MoW).

Hal itu disampaikan Ketua AGSI Jawa Tengah Heni Purwono kepada Dewan Pakar AGSI Jawa Tengah Prof Sugeng Priyadi saat silaturahmi di Kampus UMP Purwokerto, Jumat (11/8/2023) lalu.

"Kami silaturahim karena Prof Sugeng baru pulang ibadah haji, sekaligus mendorong kembali beliau untuk berusaha mengajukan Babad Banyumas sebagai MoW, karena potensinya sangat besar," jelas Heni.

Selain versi Babad Banyumas yang sampai saat ini ada 65, dari sisi jumlah naskah mencapai ratusan. "Jadi dibanding Babad Diponegoro, saya rasa Babad Banyumas jelas lebih kaya dari sisi jumlah maupun versinya. Juga karya Babad Banyumas nyaris merata keberadaannya di seluruh wilayah Banyumas Raya, bahkan di luar itupun banyak," tambahnya.

Prof Sugeng Priyadi yakin Babad Banyumas merupakan salah satu babad terbesar yang ada di Indonesia. "Mungkin hanya I La Galigo saja yang isinya lebih panjang dari Babad Banyumas. Namun dari sisi jumlah, sepengetahuan saya yang terbanyak karena lebih dari seratus. Itupun yang sudah ditemukan, belum lagi yang masih tersimpan saya yakin juga masih ada," jelas Sugeng.

Banyaknya versi dan jumlah naskah, tambah Sugeng, tidak lepas dari tradisi literasi yang tinggi pada masyarakat Banyumas.

"Jadi sejak abad 16, yang tertua kami temukan naskah Kalibening, Babad Banyumas selalu eksis, sampai sekarang. Banyak sekali yang memiliki dan menulis ulang Babad. Bahkan beberapa versi saya anggap pseudo babad, atau babad semu. Karena isinya lebih mirip buku sejarah, karenanya sangat penting dilestarikan," tambahnya.

Prof Sugeng berharap, ke depan ada dukungan dari berbagai pihak, utamanya pemerintah, untuk memajukan kebudayaan, salah satunya Babad Banyumas. Hal itu karena saat ini semakin sedikit orang yang peduli dengan babad. "Ya harus ada political will pemerintah. Kalau tidak, ya bisa punah," tandasnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

AGSI Banjarnegara Divisitasi BPK Wilayah X

Agsi Banyumas dorong dewan pakar mengajukan Babad Banyumas jadi MOW. (Foto: Liputan6.com/Agsi Jateng)
Agsi Banyumas dorong dewan pakar mengajukan Babad Banyumas jadi MOW. (Foto: Liputan6.com/Agsi Jateng)

Keseriusan Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Kabupaten Banjarnegara dan Provinsi Jawa Tengah dalam mengangkat Babad Banyumas untuk ditetapkan menjadi Memory of World (MoW) terlihat jelas dengan proposal akan dilaksanakannya Workshop Pemajuan Kebudayaan Pelestarian Babad Banyumas.

Karenanya, kegiatan yang rencananya akan difasilitasi dengan bantuan pemerintah tersebut, Sabtu (12/8/2023) divisitasi proposalnya oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X.

Hadir dari BPK Wilayah X Bergas Prakoso Wiharso dan Titok Nurwidadi memvisitasi AGSI Banjarnegara yang diketuai Candra Bahara di Sekretariat SMAN 1 Sigaluh.

Bergas mengatakan, visitasi ini sebagai langkah awal, mengkonfirmasi keaslian dokumen-dokumen organisasi dan kesekretariatan. Juga untuk menelisik seberapa siap organisasi untuk melaksanakan program yang diajukan dalam proposal.

"Karena harus melalui visitasi, maka pengumuman kelolosan proposal kita tunda sampai 22 Agustus mendatang," jelas Bergas.

Ketua AGSI Banjarnegara Candra Bahara mengungkapkan pihaknya merencanakan adanya workshop untuk 100 guru di Barlingmascakeb agar para guru tersebut dapat menelusuri, membaca, menerjemahkan dan mempublikasikan ulang Babad Banyumas dengan cara yang bisa diterima kaum millennial.

"Ini salah satu ikhtiar kami untuk melestarikan Babad Banyumas yang memiliki ratusan naskah dengan 65 versi. Kami rencananya akan mengundang Prof Sugeng Priyadi, bahkan bukan tidak mungkin kami meminta Prof Peter Carey untuk membantu kami karena beliau memiliki best practice dalam menjadikan Babad Diponegoro sebagai MoW. Kami harap proposal kami lolos, sehingga mimpi kami menjadikan Babad Banyumas sebagai MoW perlahan menjadi kenyataan," harap Candra.

Pen: Heni Purwono

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya