Liputan6.com, Jakarta - Mata lelah adalah masalah umum yang seringkali dialami oleh banyak orang, terutama pada era digital di mana paparan sinar yang keluar dari layar gawai sangat tinggi.
Saat mata dalam keadaan gelap, seperti saat tidur, maka proses pemulihan mata akan lebih optimal. Mata akan beristirahat dari rangsangan cahaya yang dapat menyebabkan kelelahan.
Dirangkum dari berbagai sumber, mitos yang mengatakan bahwa mematikan lampu saat tidur dapat mengurangi mata lelah sebenarnya memiliki dasar yang dapat dipertimbangkan, namun juga ada faktor lain yang perlu diperhatikan.
Advertisement
Baca Juga
Kondisi gelap saat tidur juga dapat membantu meningkatkan kualitas tidur Anda. Cahaya yang terlalu terang dapat mengganggu ritme sirkadian dan merusak pola tidur.
Gelap juga merangsang produksi hormon melatonin, yang membantu mengatur pola tidur dan bangun serta memiliki efek positif pada kesehatan mata. Kondisimata lelah juga dapat disebabkan oleh kelebihan atau kekurangan cahaya.
Jika lingkungan terlalu gelap, Anda mungkin perlu meraba-raba untuk melakukan aktivitas sederhana di ruangan tersebut, yang justru bisa menyebabkan ketegangan mata.
Mata lelah sering kali disebabkan oleh faktor lain seperti paparan layar gawai yang berlebihan, kelelahan umum, atau masalah refraksi mata. Mematikan lampu saja mungkin tidak secara signifikan mengatasi masalah ini.
Manfaat Kesehatan
Beberapa orang merasa lebih nyaman tidur dengan sedikit cahaya di sekitar mereka, seperti cahaya tidur malam. Mematikan lampu sepenuhnya mungkin tidak nyaman bagi sebagian orang.
Mematikan lampu saat tidur dapat memiliki manfaat bagi kesehatan mata dan kualitas tidur Anda. Namun, hal ini perlu disesuaikan dengan preferensi pribadi dan kebutuhan kenyamanan Anda.
Penting juga untuk diingat bahwa mata lelah bisa disebabkan oleh berbagai faktor, dan mengelola penggunaan layar gawai serta beristirahat secara cukup juga merupakan bagian penting dari menjaga kesehatan mata Anda.
Jika Anda sering mengalami mata lelah yang parah atau kronis, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional medis atau ahli mata.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement