Penyebab Ruam Popok pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Berdasarkan data epidemiologi, secara global, prevalensi iritasi kulit akibat ruam popok atau diaper rash mencapai 16-65 persen

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 04 Sep 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2023, 06:00 WIB
Buang Air
Ilustrasi Bayi Menangis Credit: pexels.com/cottonbro

Liputan6.com, Jakarta - Ketika dilahirkan, kondisi kulit bayi belum berkembang sempurna, dengan kata lain kulitnya masih terlindungi selimut pelindung lembut pertamanya yang disebut Vernix Caseosa atau lapisan keju untuk melindungi dari infeksi.

Berdasarkan data epidemiologi, secara global, prevalensi iritasi kulit akibat ruam popok atau diaper rash mencapai 16-65 persen. Adapun kasus tertinggi biasanya terjadi pada bayi usia 6-12 bulan.

Dokter Spesialis Anak dr. Ferdy Limawal, SpA mengatakan kulit bayi yang masih sangat tipis, wajar rentan iritasi. Salah satu gangguan kulit yang sering terjadi pada bayi adalah ruam popok.

“Penyebabnya biasanya karena terlalu lama terpapar feses atau urine. Selain itu bisa jadi karena popok atau diaper yang digunakan bayi bahannya kurang lembut atau bahkan mengandung zat kimia berbahaya seperti pemutih dan pewangi,” katanya dalam keterangan yang diterima ANTARA, Sabtu.

Lebih lanjut Ferdy mengatakan, meski ruam popok merupakan kasus yang umum terjadi dan tidak mengancam jiwa, tapi tetap harus segera diatasi dan diketahui penyebabnya, karena dapat menimbulkan infeksi dan luka di sekitar lipatan paha dan bokong.

Dengan infeksi itu bayi bisa terus rewel dan merasa tidak nyaman sehingga tumbuh kembang si kecil bisa terganggu.

Ferdy menyarankan untuk memilih popok atau diaper bayi yang bebas dari bahan kimia berbahaya. Kemudian jika sering menggunakan tisu basah untuk membersihkan kulit bayi, baik saat mengganti popok atau membersihkan tangan dan mulutnya sesudah makan, maka pastikan juga tisu basah yang digunakan terbuat dari bahan yang aman dan bebas pewangi.

“Intinya, pastikan semua produk yang bersentuhan dengan kulit bayi itu aman alias bebas dari bahan kimia berbahaya, terutama bebas dari chlorine atau pemutih, yang dalam jangka waktu panjang bisa memicu timbulnya kanker. Akan lebih baik lagi jika produk yang dipilih terbuat dari bahan organik,” tegas Ferdy.

Kulit bayi baru lahir sepertiga kali lebih tipis dari kulit orang dewasa, sehingga sangat sensitif dan rentan teriritasi. Itu sebabnya, penting memilih produk yang tepat, aman dan terpercaya untuk si kecil. Terlebih produk yang berhubungan langsung dengan kulit bayi, seperti tisu basah dan popok sekali pakai atau diaper.

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya