Jelang 28 September, Maulid Nabi Jadi Ajang Konsolidasi Warga Kampung Tua Tolak Penggusuran di Rempang

Ratusan Warga Melayu dari 16 kampung di Pulau Rempang berkumpul di Masjid Alfajri, Kampung Sembulang, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang pada Senin (25/9/2023)

oleh Ajang Nurdin diperbarui 26 Sep 2023, 01:27 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2023, 01:15 WIB
Warga Kampung Tua memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus konsolidasi menolak penggusuran. (Foto: Liputan6.com/Ajang Nurdin)
Warga Kampung Tua memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus konsolidasi menolak penggusuran. (Foto: Liputan6.com/Ajang Nurdin)

Liputan6.com, Batam - Ratusan Warga Melayu dari 16 kampung di Pulau Rempang berkumpul di Masjid Alfajri, Kampung Sembulang, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang pada Senin (25/9/2023). Warga menggelar doa bersama dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad 1445 Hijriyah/2023.

Berkumpulnya perwakilan 16 Kampung yang ada di Rempang dan Galang ini sebagai bentuk solidaritas dan konsolidasi masyarakat yang terus berupaya menjaga kampung-kampung dan bertahan dari rencana pemerintah melakukan penggusuran.

Kegiatan ini diawali dengan sholawat dan dzikir sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan Rasulnya.

Diringi dengan lantunan sholawat rombongan demi rombongan warga berbagai kampung tua berdatangan menggunakan sepeda motor atau pikap. Ramai juga warga yang datang berjalan kaki ke masjid.

Kegiatan berlanjut dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, sambutan panitia pelaksana, dilanjutkan dengan ceramah dan doa.

“Inilah yang dapat kami lakukan, berharap dengan doa dan safaat Nabi Muhammad, kampung kami tidak digusur,” kata Yudi bin Kamis bin Muhammad Musa (62) warga Sembulang yang hadir dalam pengajian ini.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Melawan Penjajah

Warga Kampung Tua memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus konsolidasi menolak penggusuran. (Foto: Liputan6.com/Ajang Nurdin)
Warga Kampung Tua memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus konsolidasi menolak penggusuran. (Foto: Liputan6.com/Ajang Nurdin)

Yudi berharap pemerintah tidak melakukan penggusuran kampung yang telah mereka huni sejak ratusan tahun lalu secara turun temurun. Warga tidak ingin diusik karena telah nyaman dan tenang tinggal di kampung yang diwariskan nenek moyang mereka.

“Orangtua kami melawan penjajah untuk mempertahankan kampung ini. Maka kami ingin menjaga kampung yang ditinggalkan nenek moyang kami,” ucapnya.

Yudi mengatakan mengenai batas waktu untuk meninggalkan Kapung hingga tanggal Kamis (28/9/23) belum mendapatkan informasi yang sebenarnya.

"Kami tidak akan melawan dan akan tetap bertahan," ucap Yudi.

Dalam sesi doa sebagai penutup, beberapa warga nampak berurai air mata. Terisak bersama doa yang dilantunkan.

 

Impian Nenek Halimah Dikubur di Kampung Tua

Warga Kampung Tua memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus konsolidasi menolak penggusuran. (Foto: Liputan6.com/Ajang Nurdin)
Warga Kampung Tua memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus konsolidasi menolak penggusuran. (Foto: Liputan6.com/Ajang Nurdin)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Nenek Halimah (81). Keinginannya bahwa Kampung Tua tempat dia dilahirkan menjadi tempat kubur dia kelak.

"Kami tak mau digusur tetap bertahan, ini kampung leluhur dan ini tempat menjadi kubur saye sebagaimana Datuk kami dikubur," ucap Halimah.

Nenek Halimah juga mengatakan batas waktu hingga tanggal 28 warga kampung tua harus pergi meninggalkan kampungnya secara paksa informasinya masih simpang siur.

"Kalu dengar-dengarnya sampai tanggal 28," kata Nek Halimah.

Usai menggelar pengajian seluruh warga perwakilan dari I6 kampung tua di Pulau Rempang menyatakan sikap menolak digusur dan tetap bertahan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya