Aktivitas Vulkanik Gunung Karangetang Didominasi Gempa Embusan

Data Pos PGA Karangetang, sejak Minggu (1/10/2023), gempa embusan lebih banyak bila dibandingkan dengan aktivitas kegempaan lainnya seperti gempa guguran, gempa hybrid/fase banyak ataupun gempa tektonik jauh.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 07 Okt 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2023, 10:00 WIB
Gunung Karangetang
Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Provinsi Sulut,

Liputan6.com, Sitaro - Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, mencatat gempa embusan mendominasi aktivitas kegempaan gunung yang berada di Pulau Siau tersebut.

Data Pos PGA Karangetang, sejak Minggu (1/10/2023), gempa embusan lebih banyak bila dibandingkan dengan aktivitas kegempaan lainnya seperti gempa guguran, gempa hybrid/fase banyak ataupun gempa tektonik jauh.

"Gempa embusan menandakan adanya tekanan gas keluar secara tiba-tiba dan terkadang disertai material di kawah," ujar Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia P Tatipang, Kamis (5/10/2023).

Pada periode tersebut, Pos PGA merekam sebanyak 41 kali gempa embusan, enam kali gempa guguran, 11 kali gempa tektonik jauh dan 10 kali gempa hybrid/fase banyak.

"Hingga saat ini status Gunung Karangetang masih siaga level tiga," kata Yudia.

Pada tingkat aktivitas siaga tersebut, Yudia berharap warga mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG agar terhindari dari bahaya-bahaya yang tidak diinginkan.

Rekomendasi tersebut yaitu, masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua (kawah utara) dan kawah utama (selatan). Juga area perluasan sektoral ke arah barat daya, selatan, dan tenggara sejauh 3,5 kilometer.

"Diharapkan mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu dari penumpukan material lava sebelumnya karena kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama ke sektor selatan, tenggara, barat dan barat daya," ujarnya.

Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang diharapkan meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya