Menangkal Bencana Banjir di Manado

Dolfie P Pandara memaparkan, revitalisasi kawasan DAS Bailang termasuk sempadan sungai menjadi kawasan depan dengan potensi ekologis dan ekonomis perlu didukung oleh pemikiran dan gagasan futuristik.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 02 Okt 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2023, 19:00 WIB
Program Kemitraan Masyarakat terkait mitigasi bencana banjir yang digelar oleh Prodi Fisika FMIPA Unsrat, Jumat (29/9/2023), di Kelurahan Tumumpa 1, Kecamatan Tuminting, Kota Manado, Sulut.
Program Kemitraan Masyarakat terkait mitigasi bencana banjir yang digelar oleh Prodi Fisika FMIPA Unsrat, Jumat (29/9/2023), di Kelurahan Tumumpa 1, Kecamatan Tuminting, Kota Manado, Sulut.

Liputan6.com, Manado - Bencana hidrometeorologi yang sering melanda kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bailang, Kota Manado, Sulut, adalah berupa banjir seperti yang terjadi di awal tahun 2023.

Terkait kondisi ini, Program Studi (Prodi) Fisika, FMIPA Unsrat menggelar kegiatan sosialisasi dan diskusi pada, Jumat (29/9/2023). Kegiatan ini diikuti perangkat kelurahan dan masyarakat Tumumpa Satu dan Tumumpa Dua, Kecamatan Tuminting, Kota Manado.

“Berefleksi dari kejadian banjir, maka sosialisasi dan diskusi pemahaman mitigasi dan adaptasi bencana banjir mutlak diperlukan sebagai upaya edukasi fundamental agar masyarakat memiliki inisiatif, daya kritis, tetapi juga partisipatif sehingga memiliki ketangguhan menghadapi bencana,” papar Ketua Tim Pengabdian Masyarakat dari Prodi Fisika FMIPA Unsrat Dr Dolfie P Pandara SPd MSi.

Dolfie P Pandara memaparkan, revitalisasi kawasan DAS Bailang termasuk sempadan sungai menjadi kawasan depan dengan potensi ekologis dan ekonomis perlu didukung oleh pemikiran dan gagasan futuristik.

Tim dosen Prodi Fisika FMIPA Unsrat Ferdy SSi MSi menambahkan, upaya mitigasi perlu didukung pula dengan pemanfaatan teknologi IOT (Internet of Things). Hal ini untuk monitoring curah hujan, ketinggian air sungai dan foto kondisi sungai secara terus menerus.

Sementara itu, salah satu peserta sosialisasi, Jein M Samehe yang juga Ketua Lingkungan IV, Kelurahan Tumumpa Dua, menyatakan bahwa edukasi mitigasi sangat diperlukan masyarakat.

“Upaya-upaya mitigasi sederhana untuk mencegah banjir seperti pembuatan biopori harus terus digalakkan,” ujarnya.

Para peserta terlihat sangat antusias saat memberikan persepsinya secara tertulis menyangkut perencanaan penanggulangan bencana, pengurangan resiko bencana, pencegahan, analisis resiko bencana, dan edukasi.

Lurah Kelurahan Tumumpa Satu Maria Mahdalena Howan SH sangat antusias dan kolaboratif dengan kesediaan membuka kegiatan. Dia juga membagi pengalaman terkait manajemen saat dan pascabencana banjir yang terjadi awal tahun 2023 yang lalu.

Diskusi yang berkembang mengarah pada kesimpulan bahwa mitigasi merupakan pilar dalam manajemen bencana banjir. 

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya