Liputan6.com, Batang - Warga desa penyangga di sekitar Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) mulai direkrut perusahaan.
Warga yang direkrut tersebut merupakan warga yang telah mendapatkan pelatihan vokasi dan sertifikasi kompetensi yang diselenggarakan Kementerian Ketenagakerjaan.
Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan, Caswiyono Rusydie Cakrawangsa mengatakan, setelah melalui proses panjang berupa pelatihan dan sertifikasi, warga di sekitar KITB mulai direkrut oleh perusahaan di KITB.
Advertisement
Adapun untuk tahap I, sebanyak 50 orang direkrut PT Yih Quan Foot Wear.
"Hari ini kita pecah telor, tahap pertama pekerja lokal dari desa penyangga mulai bekerja di KITB. Ini sebagai bukti, bahwa apa yang dicita-citakan oleh publik, dan saya janjikan sebelumnya, hari ini terealisasi," kata Caswi pada Pembekalan dan Pelepasan Warga KITB di Anjungan Siap Kerja KITB, Batang, Jawa Tengah, Minggu (8/10/2023).
Kebutuhan Tenaga Kerja
Caswi menjelaskan, proses rekrutmen sendiri terdiri dari pelatihan kompetensi, sertifikasi, hingga penempatan. Untuk memastikan proses tersebut berjalan, pihaknya telah menghadirkan Anjungan Siap Kerja di KITB.
Anjungan Siap Kerja KITB sendiri saat ini sudah menggelar pelatihan bagi warga melalui 2 batch pelatihan, di mana setiap batch terdiri dari 100 orang.
"Namun dari hasil sertifikasi, baru masuk 50 calon pekerja yang siap dan memenuhi sertifikasi, untuk tahap pertama," jelasnya.
PT Yih Quan Foot Wear, sebut Caswi, adalah perusahaan alas kaki yang menjadi perusahaan pertama di KITB. Estimasi kebutuhan tenaga kerja perusahaan ini mencapai 500 orang.
"Ke depan secara bertahap, akan terus dipenuhi melalui sertifikasi secara berkelanjutan. Mudah-mudahan, talenta-talenta warga Batang, akan terus muncul, sehingga siap direkrut menjadi tenaga kerja di KITB, khususnya di PT Yih Quan Foot Wear," ujarnya.
Advertisement
Calon Pekerja
Direktur Bina Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi dan Pemagangan Kemnaker, Muhammad Ali menambahkan, sebelum bekerja, warga KITB diberikan pelatihan, sertifikasi, kemudian penempatan.
Menurutnya, pola di KITB ini dapat dikembangkan di kawasan industri lainnya di Indonesia.
"Pola yang dilakukan KITB bisa menjadi contoh. Dimana jika calon pekerja bisa mempersiapkan diri dengan baik, maka perusahaan sudah barang tentu, juga akan menerima mereka dengan baik," ujarnya.