Liputan6.com, Bandung - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir baru-baru ini mengangkat Tsamara Amany sebagai staf khusus menteri. Tsamara ditunjuk langsung oleh Erick Thohir untuk menjadi staf khusus di bidang kebijakan publik atau public policy.
“Sekarang saya tambah lagi Bu Tsamara nih, ini Bu atau mbak. Nah ini staf khusus baru yang saya minta untuk fokus di public policy,” kata Erick Thohir melansir dari Antara.
Alasan Erick Thohir mempertimbangkan Tsamara untuk menjadi staf khusus karena Kementerian BUMN disebut membutuhkan suara anak muda. Sehingga bisa menjadi jembatan untuk menyambung aspirasi yang diperlukan oleh anak muda.
Advertisement
Selain itu, peran Tsamara dalam kebijakan publik di Kementerian BUMN salah satunya adalah memasukan masalah kesehatan mental dalam program Employee Well-Being Policy. Erick menyebutkan bahwa 70 persen generasi muda ada indikasi mental health.
“Salah satu diskusi dengan Tsamara adalah mental health, bahwa 70 persen generasi muda itu ada indikasi mental health. Dengan inspirasi itu, saya diskusi dengan Pak Tedi (Tedi Bharata Deputi SDM BUMN) akhirnya kami terapkan,” ucapnya.
Sebagai informasi, Kementerian BUMN baru meluncurkan program Employee Well-Being Policy. Program tersebut untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan bahagia.
Terutama untuk mendorong produktivitas, motivasi, kepuasan dan ketertarikan karyawan yang berpengaruh langsung kepada kinerja perusahaan. Adapun program ini menghasilkan beberapa layanan baru yang diterapkan di dalamnya.
Layanan baru tersebut di antaranya jaminan kesehatan selain BPJS, layanan kesehatan mental, pengelolaan jaminan kesehatan, komunitas olahraga, literasi finansial hingga layanan daycare.
“Salah satu contoh yang penting sekali daycare ini diterapkan di seluruh perusahaan-perusahaan, financial support literasi, itu perlu karena kadang kita lupa menabung, padahal namanya jabatan umur ada saatnya,” ujar Erick.
Profil Tsamara Amany
Melansir dari beberapa sumber, Tsamara Amany merupakan perempuan kelahiran 24 Juni 1996. Ia merupakan anak dari Muhammad Abdurachman Alatas seorang pengusaha pertambangan.
Diketahui Tsamara pernah menikah muda pada Mei 2015 dengan seorang wartawan bernama Ismeth Alatas. Namun pernikahan tersebut tidak berlangsung lama dan keduanya bercerai pada 2017.
Tsamara kemudian menikah lagi pada 19 Oktober 2019 dengan seorang profesor dari New York University bernama Ismail Fajrie Alatas. Meski berbeda usia 13 tahun namun keduanya sering membagikan momen kebersamaannya di media sosial.
Advertisement
Pendidikan Tsamara Amany
Tsamara Amany pernah menempuh pendidikan sarjana di Universitas Paramadina dengan bidang Ilmu Komunikasi. Ia lulus dengan predikat magna cumlaude dan IPK 3,86 dan menyelesaikan kuliah dalam waktu 3,5 tahun.
Tsamara mengikuti wisuda pada 21 April 2018 dan mendapatkan gelar S1 tersebut dengan skripsi berjudul “Pengaruh Kampanye Multimedia Partai Solidaritas Indonesia di Facebook Terhadap Minat Anak Muda Berbagai Informasi Politik”.
Kemudian pada 2020 Tsamara mengumumkan bahwa ia diterima kuliah studi magister di New York University. Pendidikan tersebut berhasil ia raih dengan beasiswa Fulbright dan melanjutkan studi master bidang Public Policy & Media Studies.
Perjalanan Karier Tsamara Amany
Saat ini Tsamara dikenal sebagai seorang politikus yang namanya mulai dikenal publik saat menjelang Pemilu 2019. Kala itu Tsamara bertugas menjadi juru bicara pasangan capres dan cawapres Jokowi dan Ma’ruf Amin.
Tsamara juga pernah menjadi anggota partai politik Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk periode 2017-2022. Kala itu Tsamara mengumumkan bahwa dirinya telah keluar dari PSI karena ingin fokus terhadap isu perempuan.
Perempuan berusia 27 tahun ini pernah menjadi saksi dalam uji materi syarat calon independen dan turut mengajukan revisi UU Pilkada yang berkaitan dengan calon independen. Tsamara juga pernah menjadi staf magang Gubernur DKI pada Januari hingga April 2016.
Tsamara pernah menjabat sebagai ketua DPP bidang eksternal PSI selama lima tahun dan banyak berbicara terkait isu anti korupsi, toleransi, hingga isu perempuan. Dia juga pernah maju sebagai calon legislatif dari daerah pemilihan Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Luar Negeri.
Melalui Pemilu 2019 tersebut Tsamara meraih suara terbesar kedua (140.000) di daerah pemilihannya. Namun meski meraih suara besar Tsamara gagal masuk ke DPR karena partainya tidak berhasil mencapai 4% ambang batas parlemen.
Advertisement