Pj Gubernur Sulsel Targetkan Wilayahnya Jadi Penghasil Pisang Terbesar di Dunia

Tekad Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Bahtiar Baharuddin, menjadikan wilayahnya sebagai penghasil pisang terbesar di dunia, tak terbendung. Melalui jalan berlumpur dan berbatu, ia masuk pelosok desa demi memasyarakatkan pisang cavendish.

oleh Marifka Wahyu Hidayat diperbarui 12 Jan 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2024, 18:38 WIB
Bahtiar Baharuddin
Dok. Pj Gubernur Sulsel/ Bahtiar Baharuddin

Liputan6.com, Jakarta - Tekad Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Bahtiar Baharuddin, menjadikan wilayahnya sebagai penghasil pisang terbesar di dunia, tak terbendung. Melalui jalan berlumpur dan berbatu, ia masuk pelosok desa demi memasyarakatkan pisang cavendish.

Empat bulan menjabat sebagai Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar terus menjalankan program prioritasnya, khususnya di bidang ketahanan pangan. Budidaya pisang cavendish, sukun, dan nangka madu, diyakininya dapat menyelesaikan sejumlah persoalan di masyarakat.

Komitmen ditunjukkan Bahtiar dengan turun ke 24 kabupaten dan kota yang ada di Sulsel. Bahkan, ia harus mengunjungi desa terpencil, yang sangat sulit diakses dan tanpa jaringan telekomunikasi.

Di Desa Ulaweng Riaja, Kecamatan Amali, Kabupaten Bone, Bahtiar melakukan penanaman budidaya pisang Cavendish pada sore hari. Dengan penerangan yang terbatas, diriya harus melewati titian dari bambu.

Saat tiba, ia terkesima dengan tanaman pisang cavendish yang sudah ditanam oleh Abdul Hafid Mappatoba bersama kelompok tani Tani Mitra Utama 1 di desa ini. Awalnya dari enam bibit yang dibeli online, kini menjadi ribuan.

"Bapak Abdul Hafid ini adalah kepala sekolah dan penceramah juga. Wah, beliau paham Al Qur'an Surah Al Waqi'ah. Ayo kita tanam," ucap Bahtiar dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/01/2023).

Sebelumnya tiba di Bone, Bahtiar juga menggalakkan Program Ketahanan Pangan dengan melakukan penanaman pisang cavendish dan sukun di Desa Bonto Masunggu, Kecamatan Tellulimpoe.

Berbagai jenis tanaman hortikultura digalakkannya. Bukan hanya pisang Cavendish, tetapi juga sukun, nangka, nanas, cabai, dan timun.

"Kampung masyarakat kita di sini yang sangat terpencil. Kita melakukan perjalanan ini juga untuk mengetahui kondisi Sulsel yang luas sekali wilayahnya, dan potensi alamnya luar biasa sekali," pungkas Bahtiar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya