Banjir Lahar Dingin Gunung Lewotobi Laki-Laki Ancam Warga Kecamatan Wulanggitang

Potensi ancaman banjir lahar dingin Gunung Lewotobi Laki-Laki mengintai warga di Kecamatan Wulanggitang dan sekitarnya.

oleh Tim Regional diperbarui 19 Feb 2024, 10:34 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2024, 10:34 WIB
Gunung Lewotobi Laki-Laki erupsi. (Foto: Liputan6.com/Ola Keda)
Gunung Lewotobi Laki-Laki erupsi. (Foto: Liputan6.com/Ola Keda)

 

Liputan6.com, Kupang - Potensi ancaman banjir lahar dingin Gunung Lewotobi Laki-Laki mengintai warga di Kecamatan Wulanggitang dan sekitarnya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur telah mewanti-wanti warga untuk waspada terhadap ancaman tersebut.

"Saat ini memang sejumlah pengungsi yang sebelumnya mengungsi sudah kembali ke rumah mereka masing-masing, namun kewaspadaan perlu ditingkatkan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Flores Timur Maria Avelina M Hallan, Senin (19/2/2024).

Hal ini disampaikan Maria berkaitan dengan antisipasi yang dilakukan oleh BPBD Flores Timur bagi masyarakat di Kecamatan Wulanggitang yang merupakan korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.

Maria juga mengatakan, beberapa hari terakhir curah hujan cukup tinggi di daerah itu, khususnya di puncak gunung api tersebut.

Bahkan pada Minggu (18/2/2024) awan tebal dilaporkan ada di puncak gunung tersebut sehingga masyarakat diimbau untuk selalu waspada dengan banjir lahar dingin.

"Jadi, memang kami selalu mendapatkan informasi dari pihak PVMBG terkait perkembangan cuaca dan erupsi gunung tersebut, sehingga kami juga ingin agar masyarakat dapat mewaspadai," ujar dia.

 

Desa yang Berpotensi Kena Banjir Lahar Dingin

Maria mengatakan bahwa ada beberapa desa yang berpotensi terkena banjir lahar dingin jika terjadi hujan lebat di puncak gunung tersebut.

Sejumlah desa itu yakni Desa Dulipali, Desa Nobo, dan Desa Waiula. Jalur aliran banjir bisa mencapai tiga desa tersebut yang warganya juga sempat mengungsi saat erupsi mulai dari 1 Januari hingga awal Februari 2024.

Terkait pengungsi saat ini, ujar dia, seluruh pengungsi telah kembali ke rumahnya masing-masing. Terakhir yang kembali ke rumah adalah pengungsi dari Desa Klatanlo.

Hal ini mengingat ancaman erupsi telah berkurang dari radius empat kilometer menjadi tiga kilometer, sehingga kemudian berdasarkan rekomendasi dari PVMBG tersebut pihaknya memulangkan warga ke rumah masing-masing.

Meskipun dipulangkan, proses pemantauan terus dilakukan untuk memastikan keselamatan warga jika terjadi sesuatu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya