Santri di Pondok Al Hanifiyyah Kediri Dianiaya Kakak Kelas hingga Tewas, 4 Orang Ditangkap

Polisi akhirnya menangkap 4 santri terkait penganiayaan sesama santri hingga meninggal dunia di Pondok Pesantren Al Hanifiyyah Kediri Jatim.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 27 Feb 2024, 09:42 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2024, 09:42 WIB
ilustrasi muda mudi dianiaya
ilustrasi muda mudi dianiaya

 

Liputan6.com, Kediri - Polisi akhirnya menangkap 4 santri terkait penganiayaan sesama santri hingga meninggal dunia di Pondok Pesantren Al Hanifiyyah, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jatim. 

Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji mengatakan, pihaknya menindaklanjuti laporan keluarga. Kendati laporannya di Banyuwangi, Polres Kediri Kota tetap menindaklanjuti dengan melakukan olah tempat kejadian perkara serta pemeriksaan sejumlah saksi.

"Kasus ini terjadi di salah satu pondok pesantren di Mojo, Kabupaten Kediri. Kami tetapkan empat tersangka dan kami lakukan penahanan untuk proses penyelidikan lebih lanjut," kata Bramastyo.

Keempat tersangka yang ditangkap antara lain MN (18) asal Sidoarjo, MA (18) asal Kabupaten Nganjuk, AF (16) asal Denpasar Bali, dan AK (17) asal Surabaya.

Sedangkan korban berinisial BM (14), yang merupakan adik kelas para pelaku. Korban berasal dari Afdeling Kampunganyar, Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi.

Bramastyo juga mengatakan, kasus penganiayaan terjadi berulang-ulang. Diduga, terjadi kesalahpahaman di antara anak-anak tersebut sehingga menyebabkan kejadian penganiayaan berulang.

Pihaknya juga masih mendalami kasus tersebut termasuk meminta keterangan dari pesantren maupun dokter yang memeriksa jenazah.

"Dari pondok juga kami dalami. Yang pasti kami sudah menetapkan empat tersangka," ujar dia.

Santri tersebut diketahui meninggal dunia pada Jumat (23/2). Kasusnya dilaporkan ke Polsek Glenmore, Banyuwangi, pada Sabtu (24/2).

Keempat pelaku terancam Pasal 80 ayat 2 tentang perubahan Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Pihak Ponpes Buka Suara

Sementara itu, pengasuh pondok pesantren Al Hanifiyyah tempat santri tersebut menimba ilmu di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Fatihunada, mengaku dirinya tidak tahu kejadian itu. Pada Jumat (23/2/2024) ia tiba-tiba diberi laporan jika santrinya itu sudah meninggal dunia.

"Saat itu saya capai dan dibangunkan. Saya dapat laporan anak itu jatuh terpeleset di kamar mandi. Saat itu juga tidak muncul dugaan dan saya tidak sempat melihat karena mengurus ambulans dan keperluan untuk berangkat ke sana (Banyuwangi)," kata Gus Fatih, sapaan akrabnya.

Gus fatih kemudian mencari nomor telepon keluarga santri tersebut dan menghubunginya. Keluarga berencana memakamkan di Banyuwangi, sehingga ia juga mencari mobil ambulans untuk membawa jenazah. Hingga kemudian ia di rumah duka ada kejadian viral itu, yaitu video keluarga tidak terima dengan kematian santri tersebut.

Dirinya mengaku tidak tega saat melihat kondisi tubuh santri tersebut saat dibuka di rumah duka, Banyuwangi. Ada memar dan wajahnya bengkak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya