Ancaman DBD, Waspada Dampak Buruk Fogging Nyamuk

Dalam jumlah kecil, asap yang terhirup tidak menimbulkan efek samping pada manusia. Akan tetapi, jika terhirup dalam jumlah besar, asap fogging bisa mengganggu kesehatan manusia.

oleh Arie Nugraha diperbarui 28 Apr 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2024, 08:00 WIB
Fogging Cegah Demam Berdarah
Petugas melakukan pengasapan atau fogging di kawasan perumahan Jalan Delima Raya, Jakarta Barat, Senin (25/10/2021). Pemyemprotan guna membasmi nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan penyakit demam berdarah (DBD) saat musim hujan di kawasan pemukiman warga. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Bandung - Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan infeksi yang ditularkan nyamuk. Gejalanya mirip flu namun lebih parah, berkisar dari ringan sampai berat. Dengan demikian, terkadang DBD membutuhkan rawat inap.

Penanggulangan penykait DBD ini terdiri dari banyak hal salah satunya adalah tindakan pengasapan sarang nyamuk alias fogging.

Menurut dr Sienny Agustin dicuplik dari laman Alo Dokter, Kamis, 25 April 2024, fogging dilakukan sebagai upaya mencegah penyakit yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk, misalnya demam berdarah atau malaria.

"Meski begitu, dampak negatif fogging juga bisa dirasakan manusia jika terpapar asap fogging dalam jumlah banyak," terang Sienny.

Tindakan fogging untuk membunuh nyamuk umumnya menggunakan racun insektisida jenis piretrin dan permetrin sintetis. Zat kimia ini juga terkandung dalam semprotan antinyamuk yang banyak dijual di pasaran.

Kabut fogging dibentuk dengan mengubah campuran insektisida dan air menjadi asap melalui mesin. Takaran insektisida yang terdapat dalam asap fogging sangat kecil, tetapi cukup untuk membunuh nyamuk.

"Dalam jumlah kecil, asap yang terhirup tidak menimbulkan efek samping pada manusia. Akan tetapi, jika terhirup dalam jumlah besar, asap fogging bisa mengganggu kesehatan manusia," ungkap Sienny.

Berikut ini adalah beberapa efek samping yang mungkin muncul jika seseorang terpapar asap fogging dalam jumlah besar:

1. Mata perih dan berair

2. Batuk-batuk

3. Sulit bernapas, mengi

4. Sakit kepala

5. Iritasi kulit

6. Lemas

Selain itu, dampak negatif fogging juga bisa dialami jika cairan racun mengenai kulit atau tidak sengaja tertelan.

Tak hanya beberapa gejala di atas, paparan insektisida dalam jumlah besar juga dapat menyebabkan keracunan insektisida yang ditandai dengan munculnya beberapa gejala, yaitu:

- Gangguan penglihatan

- Keringat berlebih-

Produksi air liur berlebih

- Muntah- Sesak napas

- Sakit perut

- Detak jantung dan tekanan darah menurun

Untuk kondisi yang cukup parah, keracunan insektisida dapat menyebabkan penderitanya kejang hingga kehilangan kesadaran. Kondisi ini tergolong berbahaya dan harus segera ditangani oleh dokter.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Tips Mencegah Paparan Racun Fogging Nyamuk

Untuk mencegah dampak negatif fogging, hindarilah area penyemprotan. Jika terpapar dan mengalami efek samping seperti yang telah disebutkan di atas, segera bilas bagian tubuh yang terkena asap fogging dengan air bersih, kemudian ganti dan cuci pakaian yang terpapar asap tersebut.

Apabila fogging dilakukan di dalam atau area sekitar rumah Anda, lakukan langkah-langkah berikut untuk mencegah efek samping yang mungkin terjadi:

- Kosongkan bak mandi atau wadah penampungan air sebelum penyemprotan dilakukan.

- Tutupi barang-barang di rumah dengan koran dan simpan benda-benda, seperti alat makan, baju, atau handuk, di tempat yang rapat.

- Jangan biarkan ada makanan atau bahan makanan yang diletakkan di tempat terbuka.

- Gunakan masker selama fogging dilakukan dan beberapa saat setelahnya.

- Bukalah jendela lebar-lebar agar terjadi pertukaran udara.

- Bersihkan permukaan furnitur atau perabot rumah tangga yang terkena asap.

"Fogging bertujuan untuk mengurangi populasi nyamuk, sehingga risiko penularan penyakit akibat gigitan nyamuk pun dapat ditekan. Namun, cara ini bukan satu-satunya upaya untuk memberantas nyamuk," tukas Sienny.

Kegiatan pencegahan yang disebut 3M Plus juga dianjurkan untuk dilakukan, karena dinilai lebih efektif dibandingkan hanya fogging saja.

Gerakan 3M Plus meliputi menguras bak dan tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Jika Anda mengalami dampak negatif fogging yang mengarah pada gejala keracunan insektisida, segera periksakan diri ke dokter agar penanganan yang tepat dapat dilakukan.

Upaya Pencegahan dengan 3M Plus

Seperti dikutip dari laman Ayo Sehat Kementerian Kesehatan RI, kasus demam berdarah terjadi karena perilaku hidup masyarakat yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan.

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan kematian dan dapat terjadi karena lingkungan yang kurang bersih.

Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah merebaknya wabah DBD. Salah satu caranya adalah dengan melakukan PSN 3M Plus seperti dibawah ini:

1. Menguras, merupakan kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya. Dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut. Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan.

2. Menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.

3. Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), kita juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

Yang dimaksudkan Plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti berikut:

- Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk

- Menggunakan obat anti nyamuk

- Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi

- Gotong Royong membersihkan lingkungan

- Periksa tempat-tempat penampungan air

- Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup

- Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras

- Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar

- Menanam tanaman pengusir nyamuk

Wabah DBD biasanya akan mulai meningkat saat pertengahan musim hujan, hal ini disebabkan oleh semakin bertambahnya tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk karena meningkatnya curah hujan.

Tidak heran jika hampir setiap tahunnya, wabah DBD digolongkan dalam kejadian luar biasa (KLB). Masyarakat diharapkan cukup berperan dalam hal ini.

Oleh karena itu, langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah upaya pencegahan DBD dengan 3M Plus.

 

Anjuran dari Dinkes Jabar

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jawa Barat Vini Adiani Dewi mengatakan, dalam mencegah penyebaran nyamuk demam berdarah dengan metode fogging (pengasapan), tidak akan efektif jika tidak dibarengi dengan upaya 3M Plus.

Menurut Vini cara yang paling efektif dalam mencegah demam berdarah dengue (DBD) yaitu dengan memastikan lingkungan agar tidak ada tempat hidup untuk nyamuk.

"Fogging itu tidak akan efektif ketika kita tidak menjalankan gerakan 3M Plus. Karena fogging itu berjalan maksimal hanya dua jam dan yang terkena itu hanya nyamuk yang beterbangan saja. Jentik-jentiknya masih ada di tempat perindukannya," ujar Vini dicuplik dari kanal Youtube Jabarprov TV, Kamis,(25/4/2024).

Lebih lanjut Vini mengatakan fogging akan dilakukan oleh Dinas Kesehatan dengan tata cara yang ketat. Tindakan pengasapan ini dilakukan usai adanya temuan atau laporan kasus DBD di suatu daerah.

Vini menegaskan gerakan 3M Plus merupakan upaya yang dianggap efektif dalam mencegah penyebaran nyamuk DBD dengan menguras dan menutup penyimpanan air serta membersihkan barang bekas yang bernilai ekonomis.

"Jangan sampai ada genangan air bersih yang berpotensi jadi tempat kembang biak nyamuk, contohnya di bagian bawah dispenser yang tidak sadari mungkin akan jadi tempat kembang biak nyamuk, itu harus kita bersihkan secara berkala minimal seminggu sekali," kata Vini.

Vini menuturkan setitik air yang menggenang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk untuk bertelur.

Lebih lanjut dia berpesan untuk selalu meningkatkan kewaspadaan yang dilakukan setiap hari di rumah, lingkungan sekitar, dan tempat kerja saat peralihan musim kemarau ke penghujan saat ini.

Vini menjelaskan bahwa, sebenarnya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk itu setiap tahun terjadi tapi yang paling tinggi kasusnya pada peralihan musim.

"Waspada ketika terjadi pergantian musim kemarau ke musim hujan pasti terjadi peningkatan DBD. Seperti contoh sekarang, biasanya yang agak meningkat itu sekitar Agustus, September, Oktober. Pada bulan (akhiran) 'ber' berhenti (kenaikannya), nanti kalau sudah selesai bulan 'ber' naik lagi di Februari, Maret dan April. Terus begitu antara musim kemarau dan musim hujan," jelas Vini.

Vini mengatakan pada masa peralihan musim kemarau ke penghujan, banyak barang yang berpotensi menampung genangan air seperti bekas kemasan makanan dan minuman.

Genangan air hujan yang turun sesaat ini sebut Vini, menjadi tempat kembang biak nyamuk. Sehingga populasi nyamuk yang menjadi medium penularan banyak.

"Beda halnya saat musim hujan. Pada musim hujan air yang turun terus terusan mengalir sehingga tidak ada tempat untuk nyamuk demam berdarah untuk berkembang biak. Tempat kembang biak nyamuk ini cukup dengan sedikit genangan air," sebut Vini.

Vini menegaskan pencegahan DBD harus dilakukan setiap hari karena masuk dalam kategori penyakit sepanjang tahun.

Salah satu contohnya adalah menutup tempat air, menguras dan melakukan daur ulang benda bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk.

"Itu harus dilakukan sepanjang tahun terutama tadi saat perubahan musim kemarau ke musim hujan antisipasinya harus lebih giat," sebut Vini.

 

Rumah Sakit Kota Bandung Siaga DBD

Dicuplik dari laman Regional, Liputan6, sebanyak 41 rumah sakit di Kota Bandung dipastikan siap menangani kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang merebak beberapa waktu ini.

Terkait itu, Pemerintah Kota Bandung pun disebut telah menggelar rapat koordinasi dengan para direktur dan kepala rumah sakit.

Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono mengaku telah meminta secara langsung agar rumah sakit memberikan pelayanan maksimal bagi pasien DBD.

"Hari ini kita undang para direktur rumah sakit, mari kita bersama tangani kasus demam berdarah yang cukup tinggi. Kita bersepakat, kalau terjadi kasus DBD maka akan diberikan ruang oleh teman-teman rumah sakit untuk segera ditangani," kata Bambang dalam keterangannya di Bandung, Kamis (28/3/2024).

Pihak rumah sakit juga diminta untuk terus memperbaharui data pasien DBD secara berkala sehingga data yang didapat valid dan real-time. Data menjadi salah satu penunjang dalam intervensi penanggulangan DBD.

"Sampai dengan minggu ketiga bulan Maret ada penurunan kasus dibanding awal Maret. Mudah-mudahan datanya valid dan real-time, kita bangun sistem informasinya update," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian mengatakan, saat ini tingkat keterisian rumah sakit mencapai 73,6 persen. Ia menyebut di beberapa rumah sakit didominasi pasien DBD.

Untuk itu, perlu adanya sinergisitas antara pemerintah dan rumah sakit agar tidak terjadi lonjakan kasus DBD yang dirawat di rumah sakit.

"Kota Bandung sedang terjadi kenaikan kasus demam berdarah yang cukup signifikan dan ini menjadi beban juga bagi rumah sakit karena dari data yang kami dapatkan ketelisian tempat tidur di rumah sakit saat ini 73,6 persen itu cukup tinggi sebetulnya," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya