Liputan6.com, Bandung - Bencana hidrometeorologi dipahami sebagai suatu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi) yang dapat menyebabkan hilangnya nyawa, cedera atau dampak kesehatan lainnya.
Selain itu, kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan.
Advertisement
Baca Juga
Bencana hidrometeorologi jadi bencana yang sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Ada beberapa macam yang digolongkan sebagai bencana hidrometeorologi tersebut. Apa saja bencana tersebut?
Berikut penjelasan mengenai ragam bencana hidrometeorologi dilansir berdasarkan lembar informasi yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Curah Hujan Ekstrem
Curah hujan adalah curah hujan yang jatuh di suatu lokasi tertentu dengan intensitas tinggi melebihi batas atas curah hujan biasanya dalarn waktu tertentu (menit, jam, hari, bulan).
Curah hujan ekstrem dipicu oleh pertumbuhan awan konventif (cumulonimbus) yang masif dan mencapai atmosfer yang tinggi. Selain curah hujan intensitas tinggi, awan cumolonimbus juga umumnya dapat disertai golakan angin kencang, hujan es dan potensi puting beliung.
Angin Kencang
Angin kencang adalah naiknya kecepatan angin lebih dari 27,8 km/jam dari wilayah dengan tekanan udara yang lebih tinggi ke wilayah dengan tekanan udara yang lebih rendah.
Apabila terjadi secara tiba-tiba atau mendadak yang berangsung hujan beberapa detik atau menit maka disebut sebagai gusty yang berkaitan dengan pertumbuhan awan cumulonimbus.
Puting Beliung
Puting beliung adalah angin angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit hingga beberapa menit. Angin puting beliung umumnya terjadi pada siang hingga sore hari pada pergantian musim hujan ke musim kemarau (pancaroba).
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Banjir hingga Kualitas Udara Buruk
Banjir
Banjir adalah luapan air yang merendam tanah yang biasanya kering. Banjir dapat terjadi sebagai limpahan air dari badan air, seperti sungai, danau, atau laut, di mana air melewati atau memecah tanggul, yang mengakibatkan sebagian air keluar dari batas atau mungkin terjadi karena akumulasi air hujan di tanah yang sudah jenuh.
Longsor
Tanah longsor terjadi di lingkungan, yang ditandai oleh kemiringan lereng yang curam atau landai dengan sudut tertentu, pegunungan hingga tebing pantai atau di dasar laut.
Dalam banyak kasus, tanah longsor dipicu oleh peristiwa tertentu (seperti hujan lebat, gempa bumi, lereng miring untuk membangun jalan, dan banyak lainnya).
Kekeringan
Kekeringan adalah defisit curah hujan pada suatu wilayah dalam periode tertentu. Hal ini juga dapat menyebabkan penurunan kelembaban tanah yang menyebabkan kerusakan tanaman. Dampaknya dapat dirasakan dibeberapa sektor seperti sektor pertanian, sosial dan ekonomi.
Kebakaran Hutan dan Lahan
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) adalah penurunan terbakarnya banyak pohon, semak, paku-pakuan dan rumput di suatu wilayah. Penyebab dari Karhutla bisa karena faktor alam (kekeringan, musim kemarau yang berkepanjangan dan sambaran petir) serta bisa karena faktor ulah manusia (pembakaran hutan secara sengaja untuk membuka lahan baru, membuang puntung rokok dan membakar sampah di dekat area hutan). Di Indonesia, 95% karhutla disebabkan oleh ulah manusia.
Kualitas Udara Buruk
Kualitas udara mengacu pada kondisi udara di sekitar kita. Kualitas udara yang buruk berkaitan tentang tingkat polusi udara yang tinggi disebabkan oleh asap, debu dan kabut asap serta pengotor udara lainnya. Kualitas udara ditentukan oleh nilai konsentrasi polutan di udara atau berdasarkan indeks-indeks kualitas udara lainnya.
Advertisement