Pencegahan dan Solusi Versi Pemerintah Jabar untuk Banjir Cimanggung Kabupaten Sumedang

Beberapa faktor penyebab banjir antara lain penyempitan jembatan akibat tumpukan sampah, pendangkalan dan penyempitan sungai, serta alih fungsi lahan.

oleh Arie Nugraha Diperbarui 21 Mar 2025, 23:00 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2025, 23:00 WIB
banjir, sumedang, jawa barat
Banjir di wilayah Kecamatan Cimanggung dan aliran Sungai Cimande, Kabupaten Sumedang, Minggu (16/3/2025). (sumber foto : Biro Adpim Jabar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Bandung - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Herman Suryatman, menegaskan pentingnya identifikasi penyebab banjir agar kejadian serupa dapat dicegah di masa mendatang saat meninjau langsung lokasi banjir di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Minggu (16/3/2025).

Sebelumnya pada Sabtu (15/3/2025), pukul 15.30 WIB, ratusan rumah di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, terendam banjir.

"Kecamatan Cimanggung ini, terdapat empat desa terdampak dengan total sekitar 575 kepala keluarga atau lebih dari 2.000 jiwa. Kami melakukan pengecekan, dan sesuai arahan Pak Gubernur, hal utama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi penyebab dan menangani akar masalahnya," ujar Herman dalam siaran medianya.

Berdasarkan hasil tinjauan sementara, Herman mengatakan beberapa faktor utama yang menyebabkan banjir antara lain penyempitan Jembatan Pangsor akibat tumpukan sampah, pendangkalan dan penyempitan Sungai Cimande, serta alih fungsi lahan di bagian hulu.

"Penyempitan Jembatan Pangsor ini terjadi karena sampah yang menumpuk, lalu ada pendangkalan dan penyempitan Sungai Cimande. Selain itu, alih fungsi lahan di daerah hulu membuat aliran air semakin deras dari atas ke bawah, sehingga banjir tak terhindarkan," jelas Herman.

Untuk langkah penanganan darurat, Pemerintah Jabar bersama Pemerintah Sumedang telah menurunkan alat berat dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) guna melakukan pengerukan sungai. Jika masih kurang, Pemdaprov Jabar siap mengerahkan tambahan alat berat.

"Kami juga akan mengecek kondisi di hilir, di Rancaekek, apakah ada penyempitan yang menyebabkan fenomena back water, yakni air yang seharusnya mengalir malah berbalik akibat hambatan," kata Herman.

Selain itu, Herman juga menyerahkan bantuan logistik dari Pemerintah Jabar senilai Rp289,6 juta dalam bentuk barang dan kebutuhan pokok melalui Dinas Sosial serta BPBD.

Bantuan tersebut telah diserahkan secara simbolis kepada Bupati Sumedang, Doni Ahmad Munir, dan Sekda Kabupaten Sumedang di Kantor Kecamatan Cimanggung. Herman juga mengingatkan pentingnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.

"Jangan hanya mengandalkan pemerintah. Pemerintah pasti bertindak, tapi masyarakat juga harus berperan, terutama dalam mengelola sampah sejak dari rumah. Jangan membuang sampah sembarangan," sebut Herman.

Terkait solusi jangka panjang, Herman menyebutkan opsi peninggian Jembatan Pangsor akan dikaji oleh Dinas Bina Marga dan berkoordinasi dengan Kementerian PU.

Jika memang diperlukan, jembatan bisa ditinggikan atau cukup dilakukan pengerukan agar aliran air lebih lancar.

"Normalisasi sungai juga akan dilakukan, tetapi tentu dengan mempertimbangkan kondisi permukiman di sekitar sungai," ungkap Herman.

Dengan langkah-langkah konkret yang dilakukan pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan risiko banjir di Cimanggung dapat diminimalkan di masa mendatang.

 

Promosi 1

Ratusan Rumah Terendam

Dilansir kanal Regional, Liputan6, ratusan rumah di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, terendam banjir pada Sabtu (15/3/2025), pukul 15.30 WIB. Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, sedikitnya 718 rumah di Sumedang terendam, dan menyebabkan 755 kepala keluarga atau 2.646 jiwa terdampak.

Dilaporkan ribuan warga yang terdampak tersebar di empat desa, antara lain Desa Cihanjuang, Desa Sindanggalih, Desa Sindangpakuon dan Desa Sukadana. Berdasarkan laporan, hujan deras disertai luapan Sungai Cimande memperparah banjir Sumedang hingga ketinggian air mencapai 200 sentimeter.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, selain rumah, banjir juga merendam dua fasilitas ibadah dan fasilitas pendidikan, serta area persawahan seluas 3,2 hektar terancam gagal panen.

"BPBD Sumedang telah mendistribusikan bantuan logistik berupa beras sebanyak 100 kg dan selimut sebanyak 20 lembar," katanya.

Personel juga telah diturunkan untuk melakukan pencarian dan pertolongan bersama dinas terkait. Dapur umum telah berdiri di Kantor Kecamatan Cimanggung untuk melayani kebutuhan permakanan warga terdampak.

Kondisi hingga Sabtu malam (15/3/2025), jaringan listrik masih padam, tim gabungan masih terus melakukan evakuasi warga, sementara banjir berangsur surut dengan ketinggian berkisar 100 sentimeter.

"Menyikapi peristiwa bencana yang kerap terjadi diberbagai daerah, BNPB mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam mengantisipasi ancaman potensi risiko bencana hidrometeorologi basah," katanya.

Segera lakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman jika terjadi hujan deras lebih dari satu jam dan jarak pandang (feasibility) kurang dari 100 meter. Selain itu, bagi warga yang rumahnya telah surut dari banjir, waspadai ancaman penyakit pasca banjir yang kerap terjadi seperti diare, demam berdarah, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan penyakit kulit.

Sementara pemerintah daerah diminta untuk segera memeriksa kesiapan perangkat, personel, serta sumber daya guna menghadapi potensi darurat di wilayahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya