Hari Buruh 1 Mei, Ini Deretan Pahlawan Buruh Nasional

Beberapa tokoh berperan penting dalam setiap gerakan buruh masa lalu. Pada 1 Mei 2022, Partai Buruh bersama sejumlah serikat pekerja telah memberikan gelar Pahlawan Buruh Nasional kepada empat tokoh.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 01 Mei 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2024, 09:00 WIB
Para buruh yang tergabung dalam berbagai serikat menggelar aksi memperingati 22 tahun tanpa keadilan "Malam Marah Marsinah" di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Jakarta, Jumat (8/5/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Para buruh yang tergabung dalam berbagai serikat menggelar aksi memperingati 22 tahun tanpa keadilan "Malam Marah Marsinah" di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Jakarta, Jumat (8/5/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Yogyakarta - Hari Buruh atau May Day diperingati pada 1 Mei setiap tahunnya. Peringatan ini menjadi momen penting untuk menghormati sekaligus mengenang jasa-jasa perjuangan buruh dalam melawan pelanggaran hak-hak mereka.

Mengutip dari berbagai sumber, Hari Buruh berkaitan dengan gerakan buruh pada abad ke-19 di Amerika Serikat. Gerakan tersebut menuntut hak-hak pekerja, salah satunya terkait jam kerja menjadi maksimal 8 jam per hari.

Perjuangan buruh yang terjadi di berbagai belahan dunia ini juga terjadi di Indonesia. Beberapa tokoh berperan penting dalam setiap gerakan buruh masa lalu. Pada 1 Mei 2022, Partai Buruh bersama sejumlah serikat pekerja telah memberikan gelar Pahlawan Buruh Nasional kepada empat tokoh.

Berikut pahlawan buruh nasional.

1. Marsinah

Sosok Marsinah sudah tidak asing lagi di kalangan aktivis. Sosoknya dikenal karena aksi unjuk rasa buruh di perusahaan arloji bernama PT Catur Putra Surya (PT CPS) di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Pada 3-4 Mei 1993, Marsinah memimpin unjuk rasa. Pada 5 Mei 1995, Marsinah dinyatakan hilang setelah melayangkan surat protes. Jasadnya ditemukan tiga hari kemudian di pinggiran hutan jati wilangan, Desa Jegong, Kecamatan Wilangan Nganjuk.

Hingga kini, Marsinah masih dikenang sebagai pahlawan buruh nasional. Atas jasanya, ia juga dianugerahi Penghargaan Yap Thiam Hien pada 1993.

 

Jacob Nuwa Wea

2. Jacob Nuwa Wea

Jacob Nuwa Wea adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) pada periode 2001-2004. Sosoknya merupakan Menakertrans pertama yang datang dari kalangan buruh.

Awalnya, Jacob menjabat sebagai Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) sejak 2000. Sampai akhirnya, ia ditunjuk oleh Presiden Megawati sebagai menteri pada 2001.

Salah satu terobosannya adalah Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Jacob Nuwa Wea meninggal dunia pada 9 April 2016 karena stroke.

3. Muchtar Pakpahan

Muchtar Pakpahan adalah tokoh buruh Indonesia yang mendirikan serikat buruh independen pertama di Indonesia, yakni DPP Serikat Buruh Sejahtera Indonesia. Sosoknya mulai aktif memperjuangkan nasib kaum buruh sejak era Orde Baru.

Muchtar Pakpahan bekerja sebagai pengacara pada 1978 dan menjadi advokat pada 1986. Saat itu, Muchtar bahkan memberikan konsultasi hukum gratis.

Karena usahanya yang gigih untuk memperjuangkan kenaikan gaji buruh, Muchtar memperoleh berbagai penghargaan hak asasi manusia dari dunia internasional. Pada 2003, ia meninggalkan Serikat Buruh dan mendirikan Partai Buruh Sosial Demokrat.

Ia meninggalkan partai tersebut pada 2010 dan memilih fokus di kantor pengacaranya Muchtar Pakpahan Associates dan mengajar di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI). Muchtar Pakpahan meninggal dunia pada 21 Maret 2021 karena kanker.

4. Thamrin Mosii

Thamrin Mosii merupakan salah satu sosok yang memprakarsai Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI). Ia pernah menjabat sebagai Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).

Thamrin Mosii yang berkontribusi besar pada pergerakan serikat buruh di Indonesia ini bekerja sebagai buruh di PT Panasonic Manufacturing Indonesia pada 1971-2002. Saat itu, ia mendirikan serikat pekerja lokal sekaligus menjadi Ketua Perikat Pabrik Panasonic pada 1978. Thamrin Mosii meninggal tepat di Hari Raya Idulfitri 1433 H, yakni pada 19 Agustus 2012.

(Resla)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya