Di Kota Ini, Durasi Puasa Hanya 1 Jam

Puasa Ramadan umumnya berlangsung selama belasan jam, tergantung pada durasi siang di suatu wilayah.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 07 Mar 2025, 21:00 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2025, 21:00 WIB
Mencicip Sensasi 'Traveling' ke Kota Tanpa Sinar Matahari
Murmansk, kota di mana sinar matahari tak tampak selama 40 hari.... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Di kota Murmansk, Rusia, umat Muslim menjalani puasa Ramadan dengan durasi yang sangat singkat, hanya sekitar satu jam. Fenomena ini terjadi karena letak geografis Murmansk yang berada di dekat Kutub Utara.

Hal inilah yang menyebabkan perbedaan ekstrem dalam durasi siang dan malam. Puasa Ramadan umumnya berlangsung selama belasan jam, tergantung pada durasi siang di suatu wilayah.

Akan tetapi, di Murmansk Rusia, umat Muslim mengalami kondisi yang sangat berbeda. Kota ini terletak di dekat Kutub Utara, di mana fenomena alam yang unik memengaruhi waktu siang dan malam.

Mengutip dari berbagai sumber, pada musim dingin, Murmansk mengalami fenomena malam kutub atau polar night, di mana matahari tidak terbit sama sekali selama sebulan penuh. Hal ini menyebabkan durasi siang hari menjadi sangat singkat, bahkan hampir tidak ada.

Akibatnya, jadwal ibadah, termasuk waktu puasa, menjadi sangat berbeda dibandingkan dengan wilayah lain. Pada bulan Desember, selisih antara waktu salat zuhur dan asar hanya sekitar 10 menit.

Bahkan, satu menit setelah salat asar, waktu maghrib sudah tiba. Kondisi ini membuat waktu berbuka puasa menjadi sangat cepat.

Durasi puasa di Murmansk bisa berlangsung hanya sekitar satu jam. Secara umum, durasi puasa di Rusia hampir sama dengan di Indonesia, yaitu sekitar 15 jam.

Akan tetapi, di Murmansk, perbedaan ini sangat mencolok karena pengaruh letak geografisnya. Fenomena ini merupakan kondisi alam dapat memengaruhi praktik ibadah, termasuk puasa di bulan Ramadan.

Meskipun durasi puasa sangat singkat, umat Muslim di Murmansk menjalankan ibadah dengan semestinya. Mereka menyesuaikan diri dengan kondisi alam yang ekstrem untuk tetap melakukan ibadah di bulan suci Ramadan.

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya