Liputan6.com, Garut - Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat bertekad menjadi pemain utama penghasil jagung hibrida nasional dari Jawa Barat. Saat ini sekitar 60 persen produksi jagung pipil tersebut berasal dari Garut.
“Tahun lalu produksi jagung pipilan kami mencapai 482.916 ton atau sekitar 60 persen terhadap produksi Jagung Jawa Barat,” ujar Kepala Dinas Pertanian Garut, Haeruman, Kamis (2/5/2024).
Baca Juga
Menurutnya, produktivitas jagung pipil Garut terus meningkat setiap tahunnya. Tercatat beberapa kecamatan seperti Limbangan, Malangbong, Banyuresmi, Karangpawitan, Cikelet, Caringin, dan Kecamatan Pakenjeng, menjadi gudang penghasil jagung hibrida di Garut.
Advertisement
Untuk mendukung produktivitas jagung, lembaganya menggulirkan berbagai fasilitas program yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Garut, Provinsi, hingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari pusat.
Sebut saja fasilitas bantuan benih dan sarana produk jagung hibrida seluas 9.497 hektare, pemberian 1 unit vertical dyer jagung berkapasitas 10 ton, hingga pembangunan prasarana, salah satunya adalah jalan usaha tani.
Tahun ini, Dinas Pertanian Garut telah mengalokasikan pemberian bantuan benih jagung hibrida untuk areal seluas 15 ribu hektar, dan untuk tanaman padi seluas 13 ribu hektar di seluruh Kabupaten Garut.
“Untuk tahap pertama telah dilaksanakan penyaluran terhadap kelompok tani dengan luasan bantuan mencapai 2.605 hektare,” ujar dia.
Kemudian, program lain yang akan membantu memudahkan distribusi hasil pertanian, termasuk mobilisasi produksi ke sentra pengumpulan yakni pembangunan jalan usaha tani sepanjang 21 kilometer (km).
Ajak Petani Berinovasi
Camat Limbangan, Guriansyah Sukiran, mengatakan, dari 14 desa yang ada di Kecamatan Limbangan, sebanyak 9 desa tercatat sebagai lumbung penghasil jagung di Garut.
“Total ada sekitar 4.000 hektar tanaman jagung di Kecamatan Limbangan, dimana sekitar 1.200 hektare di antaranya berada di Desa Pangeureunan,” kata dia.
Pj. Bupati Garut, Barnas Adjidin, mengapresiasi panen raya yang telah dilakukan petani jagung di kuartal pertama tahun ini. Menurutnya, wilayah pertanian Garut memiliki potensi yang besar untuk menjadi penghasil jagung hibrida tingkat nasional.
Untuk mendukung produktivitas petani jagung kabupaten Garut. Pemerintah memberikan batuan fasilitas mesin pengering jagung ‘Vertical Dryer’ untuk memudahkan pengolahan pascapanen petani.
”Otomatis waktu sudah sangat singkat, lalu kemudian pendapatan juga meningkat karena apa? tidak ada jagung busuk, kalau hujan kan berarti di gulung lagi ada afkir (tidak produktif) gitu,” papar dia.
Selain meningkatkan produktivitas jagung, Barnas mengajak petani mulai memperhatikan packaging jagung agar lebih menarik, sehingga memberikan nilai tambah bagi petani.
“Kebayang kalau tidak dipacking, kehujanan, basah, busuk, terus kemudian kena lembab juga berbulu gitu ya, tapi kalau sudah disimpan di packaging yang baik, itu akan bisa bertahan 6 bulan,” papar dia.
Advertisement