Wabah DBD Hantui Warga Kota Tasikmalaya, 6 Orang Meninggal Dunia

Sebanyak 12 orang terpaksa mendapatkan perawatan intensif pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soekardjo, dan enam orang diantaranya meninggal.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 22 Mei 2024, 05:00 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2024, 05:00 WIB
Salah seorang warga penderita DBD tengah mendapatkan perawatan di RSUD dr. Soekardjo, Tasikmalaya. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Salah seorang warga penderita DBD tengah mendapatkan perawatan di RSUD dr. Soekardjo, Tasikmalaya. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Tasikmalaya Penyebaran wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat cukup mengkhawatirkan. Tercatat dalam kurun interval Januria-Mei total kasus DBD mencapai 632 kasus.

Sebanyak 12 orang terpaksa mendapatkan perawatan intensif pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soekardjo, dan enam orang diantaranya meninggal akibar DBD.

Direktur RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya Budi Tirmadi mengatakan, perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan berpengaruh terhadap peningkatan kasus DBD. Naiknya nyamuk Aedes aegypti menjadi salah penyebab kenaikan kasus itu.

Tercatat dalam kurun waktu lima bulai terakhir, ratusan kasus DBD terdeteksi di kota Tasikmalaya. Rinciannya sebanyak 200 kasus menyerang anak-anak usia 0-9 tahun, serta 162 kasus menyerang anak usia 9-18 tahun.

“Ada sekitar enam orang meninggal karena tidak tertolong, tapi petugas berupaya maksimal untuk memberikan pertolongan,” kata dia.

Melihat data penyebaran kasus, Budi menyatakan sebagian besar kasus DBD di Tasikmalaya menyerang anak-anak dan remaja. “Virus yang masuknya itu lebih cepat menyerang mereka,” kata dia.

Saat ini ada sekitar 12 orang pasien DBD tengah menjalani perawatan di ruang Melati lantai 5 RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya. Angka itu terus menyusut dibanding pekan sebelumnya. “Beberapa hari sebelumnya jumlahnya di angka 16 orang dan mereka berangsur sehat,” kata dia.

Untuk mengindari penyebaran penyakit DBD. Budi meminta masyarakat menjaga kesehatan, rutin menguras, menutup, mengubur (3M) hingga pemberantasan sarang nyamuk aedes aegypti.

“Peningkatan jentik nyamuk masih banyak ditemukannya di dalam rumah dan masyarakat harus tetap waspada yakni membersihkan lingkungan sekitar,” kata dia mengingatkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya