Pamali! Jangan Lakukan Hal Ini Biar Batuk Tidak Semakin Parah

Saat seseorang mengalami batuk, perlu dilakukan pengobatan sesuai dengan gejala maupun kondisi yang dialami, baik itu batuk berdahak atau batuk kering.

oleh Arie Nugraha diperbarui 17 Jul 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2024, 10:00 WIB
Batuk sebagai Penyakit Sehari-Hari Masyarakat dengan Mobilitas Tinggi
Batuk merupakan penyakit umum keseharian masyarakat yang memiliki mobilitas yang tinggi dan sangat dipengaruhi oleh cuaca. (Foto: Unsplash/Towfiqu barbhuiya)

Liputan6.com, Bandung - Batuk adalah salah satu cara tubuh membersihkan paru-paru dan saluran udara yang juga merupakan refleks protektif yang dapat menghilangkan zat yang mungkin terhirup, seperti debu.

Saat seseorang mengalami batuk, perlu dilakukan pengobatan sesuai dengan gejala maupun kondisi yang dialami, baik itu batuk berdahak atau batuk kering.

Berdasarkan keterangan dari General Practitioner Klinik Laboratorium Pramita, dr. Carla Pramudita Susanto, dari laman Hello Sehat, untuk meminimalisir tingkat keparahan batuk, gaya hidup tidak sehat juga perlu dihindari.

"Selama gejala batuk belum mereda, berhentilah melakukan beberapa kebiasaan yang berdampak buruk bagi kesehatan," ujar Carla dicuplik Sabtu (13/7/20204).

Berikut 4 kebiasaan buruk bagi kesehatan:

1. Merokok

Asap rokok dapat mengiritasi lapisan tenggorokan dan paru-paru sehingga batuk semakin parah pemulihan bahkan dapat meningkatkan risiko kanker.

Saat mengalami batuk akibat infeksi pernapasan biasa seperti pilek, merokok bisa menyebabkan masalah paru-paru, seperti bronkitis.

Tidak hanya perokok aktif yang perlu mewaspadai bahaya merokok saat batuk, perokok pasif juga perlu sebisa mungkin menghindari asap rokok, jika ingin batuknya segera mereda dan tidak mengalami komplikasi penyakit pernapasan.

2. Makan banyak saat malam hari

Saat batuk, usahakan untuk jangan makan berlebihan pada malam hari, terutama saat menjelang tidur.

Makan terlalu banyak sebelum tidur dapat memicu batuk menerus pada orang yang mengalami gastroesophageal reflux (GERD) alias penyakit asam lambung.

Akibatnya, asam lambung bisa mengalir kembali ke bagian atas saluran pencernaan dan menyebabkan iritasi sehingga memicu batuk. Jarak makan dan waktu tidur yang ideal minimalnya adalah 2 jam.

3. Tidur telentang

Posisi tubuh ketika tidur merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kondisi batuk, karena dapat memicu batuk di malam hari, terutama jika Anda memiliki batuk berdahak.

Posisi tidur ini bisa menyebabkan dahak menumpuk di saluran pernapasan sehingga memicu batuk menerus. Untuk mencegah batuk, cobalah tidur dengan posisi miring sehingga dahak dapat mengalir.

4. Bekerja terlalu larut

Lembur dan melakukan aktivitas berlebihan hingga terlalu malam juga perlu dihindari saat kondisi tubuh batuk.

Kelelahan akibat lembur bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh yang sangat berperan penting dalam melawan infeksi atau bakteri penyebab batuk.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Makanan Pereda dan Pemicu Batuk

Carla menerangkan ada beberapa jenis makanan yang disarankan untuk mengatasi dan meredakan batuk. Berikut contoh makanan yang dapat mempercepat meredakan batuk:

- Perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan sehari-hari.- Minum obat batuk alami dari campuran madu, teh herbal, dan lemon secara rutin. - Mengonsumsi makanan berkuah hangat dan kaya protein, seperti sup ayam. Makanan berkuah membantu mengencerkan dahak yang menyumbat saluran pernapasan. Selain itu, kombinasi sayuran dan kaldu dapat menjadi bahan ampuh yang membantu meredakan inflamasi di saluran napas.- Memperbanyak cairan agar terhindar dari dehidrasi sehingga proses penyembuhan bisa berlangsung lebih cepat.

Carla menjelaskan pengobatan batuk baik melalui obat batuk nonresep (over-the-counter/obat bebas), maupun obat batuk alami, tidak akan efektif apabila beberapa pantangan batuk, seperti konsumsi makanan dan minuman berikut ini diabaikan begitu saja.

Terdapat empat makanan dan minuman yang disarankan untuk dikosumsi. Diantaranya adalah:

1. Makanan yang digoreng

Olahan makanan yang digoreng patut dihindari saat batuk karena minyak yang digunakan untuk menggoreng bisa memperparah kondisi batuk.

Minyak, terutama minyak jelantah yang telah dipakai berulang kali, akan menghasilkan senyawa akrolein yang akan memicu rasa gatal menyiksa di tenggorokan.

Tidak hanya itu, tekstur kasar dari gorengan juga bisa membuat dinding tenggorokan mengalami iritasi, hal ini akan berdampak lebih parah pada kondisi batuk kering.

Makanan yang digoreng pun dapat menyebabkan naiknya asam lambung dan alergi makanan. Akibatnya, refluks asam lambung yang naik memicu penyempitan saluran napas hingga membuat refleks batuk.

2. Minuman yang mengandung kafein

Minuman mengandung kafein perlu dihindari konsumsinya secara berlebihan saat batuk karena kafein dapat memicu gas asam dari lambung naik kembali ke tenggorokan.

Kondisi ini bisa menyebabkan tenggorokan terasa gatal dan membuat keluhan batuk semakin memburuk dan tidak kunjung sembuh.

Kafein juga dapat ditemukan di dalam teh dan soda, sehingga penting untuk membatasinya saat mengalami batuk.

3. Makanan olahan

Pencegahan batuk agar tidak semakin parah dapat pula dilakukan dengan menjauhi makanan olahan, seperti makanan kemasan, fast food, dan keripik.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh British Journal of Nutrition, nutrisi memiliki peran penting untuk mendukung kerja sistem kekebalan tubuh yang akan melawan infeksi, seperti saat mengalami batuk.

Sementara itu, makanan olahan cenderung tidak padat gizi dan sebaiknya coba untuk beralih mengonsumsi dengan nutrisi lengkap ketika sakit, seperti kacang kedelai dan sayuran yang kaya protein nabati.

4. Makanan pemicu alergi

Selain infeksi virus, batuk bisa menjadi salah satu gejala dari reaksi alergi yang terjadi ketika adanya reaksi berlebihan dari sistem imun terhadap zat di dalam makanan.

Beberapa makanan penyebab alergi yang berpotensi memperburuk kondisi batuk antara lain berupa makanan laut, telur, atau kacang.

Selain menyebabkan batuk, terus mengonsumsi makanan penyebab alergi juga dapat memicu reaksi alergi yang lebih serius seperti kejang dan sesak napas.

"Ketika batuk, biasanya dokter akan memberi anjuran untuk tidak sering keluar malam, banyak beristirahat, dan menghindari stres," ucap Carla.

Selain itu, mematuhi pantangan makanan dan minuman yang dilarang saat batuk juga bisa bantu meredakan batuk supaya kondisi tubuh tidak semakin parah.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya