Sejarah dan Alasan Hadirnya Hari Ular Sedunia 16 Juli

Hari Ular Sedunia hadir untuk memberi pemahaman kepada dunia bahwa berbagai jenis ular perlu dilestarikan.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 04 Agu 2024, 18:47 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2024, 17:00 WIB
ilustrasi ular
Ilustrasi mimpi melihat ular banyak bermacam macam/Copyright pexels/Worldspectrum

Liputan6.com, Yogyakarta - Hari Ular Sedunia diperingati pada 16 Juli setiap tahunnya. Melalui momen ini, diharapkan masyarakat dunia bisa lebih meningkatkan kesadaran untuk melestarikan ular.

Mengutip dari berbagai sumber, hewan reptil ini diperkirakan berasal dari kadal darat yang telah hidup ratusan juta tahun lalu. Ular telah hidup di Inggris sekitar 167 juta tahun lalu, sehingga dikategorikan sebagai salah satu fosil tertua.

Tak hanya sebagai hewan biasa, ular juga sudah dikenal di berbagai kebudayaan. Ular telah disebutkan dalam mitologi kuno dan juga merupakan bagian integral dari berbagai agama.

Seiring berjalannya waktu, ular menjadi hewan yang sering disalahartikan. Oleh karena itu, hadirlah Hari Ular Sedunia sebagai bentuk menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya mengenal dan melestarikan ular.

Mengutip dari National Today, peringatan ini sekaligus sebagai wujud konservasi terhadap ular. Selama ini, ular kerap dianggap sebagai hewan berbahaya. Dari 3.500 jenis ular di dunia, tidak semuanya berbahaya.

Sayangnya, banyak orang yang mengenal ular dengan reputasi buruk karena kurang memahami perilaku alami mereka. Akhirnya, lahir mitos-mitos yang sering disalahpahami tentang ular, salah satunya ular dianggap agresif dan selalu ingin menggigit.

Pada dasarnya, ular adalah makhluk yang cukup pemalu. Naluri mereka adalah menjauh dari makhluk lainnya, bukan menyerang.

Ular memandang manusia sebagai predator, bukan mangsa. Sehingga, perilaku menggigit dari ular merupakan perilaku alami sebagai bentuk membela diri.

Ular memilih untuk tidak berada di dekat manusia karena bagi mereka manusia adalah makhluk yang besar dan canggung. Secara umum, ular sebenarnya juga takut dengan manusia.

Tak seperti kebanyakan hewan lainnya, ular tidak memiliki teritorial. Mereka sejatinya tidak memiliki karakteristik agresif secara inheren dan hanya akan menggigit jika merasa terjebak atau terancam.

Hari Ular Sedunia hadir untuk memberi pemahaman kepada dunia bahwa berbagai jenis ular perlu dilestarikan. Ular harus diperlakukan secara layak agar habitatnya tidak musnah karena perubahan iklim dan ketidakpahaman manusia terhadap ular.

Ular berperan penting dalam ekosistem. Mereka dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika.

Sayangnya, banyak spesies ular yang terancam punah akibat hilangnya habitat, perburuan, dan perdagangan satwa liar ilegal. Oleh karena itu, Hari Ular Sedunia diharapkan bisa menjadi momen untuk mempelajari dan melestarikan reptil ini.

 

Penulis: Resla

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya