Terkendala Berbagai Faktor, PVMBG Badan Geologi Tetap Kirimkan Tim ke Lokasi Tambang Longsor Gorontalo

Tanah longsor melanda di kawasan tambang mineral di Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Minggu pagi (7/7), pukul 09.00 waktu setempat atau Wita.

oleh Arie Nugraha diperbarui 17 Jul 2024, 10:50 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2024, 10:43 WIB
Tambang Longsor
Basarnas Gorontalo yang dibantu TNI-Polri saat melakukan pencarian korban longsor tambang Suwawa hari ke tiga. Foto: Basarnas (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengirimkan satu tim ke lokasi tambang longsor di tambang emas rakyat di Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Minggu pagi (7/7), pukul 09.00 waktu setempat atau Wita.

Menurut Ketua Tim Gerakan Tanah PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Oktory Prambada, meski banyak kendala yang dihadapi untuk menyelidiki gerakan tanah yang dipicu oleh manusia, tim yang bertugas akan melakukan pemetaan wilayah.

"Kami kirimkan walaupun akses ke sana sulit sekali. Maksudnya itu kan tambang ya? Tambang itu banyak yang berkepentingan di sana. Untuk tambang-tambang yang legal juga sebetulnya kami juga susah masuk ke kawasan tambang itu. Dan untuk yang longsor itu kalau tidak bukan lokasi longsor maka kami tidak akan masuk ke ranah itu, artinya sudah politis. Tapi yang Gowa kami berangkatkan tim sekalian pemataan di sana," ujar Oktory kepada Liputan6 ditulis Bandung, Selasa (16/7/2024).

Oktory menyebutkan untuk lokasi tambang rakyat di area Wini, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Minggu (14/7/2024) sekitar pukul 03.00 WIT yang mengalami tanah longsor tidak mengirimkan tim.

Selain berbagai kendala non teknis, Oktory menyebutkan jumlah pengamat dan tenaga ahli gerakan tanah yang dimiliki PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM sangat terbatas.

"Kita hanya punya 12 pengamat untuk memantau seluruh kejadian gerakan tanah di seluruh Indonesia. Untuk yang Papua kami tidak kirimkan karena itu tambang rakyat banyak kendala untuk masuknya," kata Oktory.

Oktory menjelaskan selain di Gorontalo dan Papua, penyelidikan tanah longsor juga dilakukan di Tasikmalaya, Garut, Brebes dan Natuna. Oktory mengaku otoritasnya mengalami kesulitan untuk menyelidiki kejadian tanah longsor yang terjadi di seluruh daerah dengan anggota yang sedikit.

"Nah ini bagaimana bisa kami mengirimkan tim dengan cepat. Karena sebagian tim kami lagi di luar (di lapangan). Untuk pemantauan longsor akibat banjir di Gorontalo itu sudah ditangani pihak dinas daerah aliran sungai setempat," ucap Oktory.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Evakuasi Tambang Emas Gorontalo

Tanah longsor melanda di kawasan tambang mineral di Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Minggu pagi (7/7), pukul 09.00 waktu setempat atau Wita.

Informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada lebih dari 200 personel gabungan melakukan upaya pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap mereka yang tertimpa material longsor. Selain hujan lebat, kondisi tanah labil menjadi kendala dalam pencarian korban hilang.

Pencarian juga terhambat beberapa faktor lain, yaitu jalan menuju lokasi terdampak tidak dapat diakses kendaraan. Sedangkan jarak tempuh dari pos lapangan yang berada di Desa Tulabolo selama 9 jam dengan berjalan kaki. Hanya ada satu jembatan yang menghubungkan lokasi terdampak.

Berdasarkan prakiraan cuaca, wilayah Kecamatan Suwawa Timur masih berpeluang hujan dengan intensitas ringan hingga lebat pada Rabu (10/7/2024).

Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) di kawasan tambang rakyat Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo yang longsor dihentikan pada hari ke tujuh meski belum semua korban ditemukan.

Operasi SAR di hari ke tujuh, Minggu (14/7), korban yang ditemukan meninggal dunia tercatat sejumlah 27 orang. Total jumlah korban dalam bencana tanah longsor tambang rakyat Suwawa Timur ini sebanyak 325 orang.

 


Aneka Bencana di Gorontalo

Dilansir Kanal Regional, Liputan6, bencana banjir dan tanah longsor masih menghantui beberapa wilayah di Provinsi Gorontalo. Bencana ini terjadi setelah hujan deras terus mengguyur tana serambi madinah tiga hari berturut-turut.

Dampak dari bencana ini sangat dirasakan oleh masyarakat, terutama di daerah perkotaan dan pegunungan. Menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gorontalo, bencana ini telah menyebabkan kerusakan parah.

Mulai dari tanah longsor tambang Suwawa, Bone Bolango, yang berdampak pada ratusan korban. Tak hanya itu, tragedi longsor tambang Suwawa juga mengakibatkan puluhan orang tewas seketika.

Selain itu, sejauh ini tercatat, banjir di wilayah Kota Gorontalo meluas hingga merendam 6 dari 9 kecamatan di Kota tersebut.

Banjir Gorontalo terparah menggenangi wilayah Kecamatan Dumbo Raya dan Kota Barat dengan ketinggian air mencapai di atas 50 sentimeter.

Hal ini membuat infrastruktur, rumah-rumah penduduk, serta lahan pertanian ikut terdampak. Beberapa jalan utama terputus akibat longsor, sehingga akses transportasi terganggu dan memperlambat proses evakuasi serta distribusi bantuan.

Menyikapi Situasi ini, Penjabat (Pj) Gubernur Gorontalo, Rudy Salahuddin segera merespons dengan menginstruksikan seluruh jajaran pemerintah daerah untuk bergerak cepat dalam penanganan bencana ini.

Selain itu, Rudy juga mengajak seluruh masyarakat Gorontalo untuk bersama-sama melaksanakan salat tolak bala. Memohon perlindungan dan pertolongan agar bencana ini segera berakhir dan tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar.

Imbauan ini tertuang dalam surat yang dikeluarkan Pj Gubernur Gorontalo per tanggal 11 Juli 2024. Surat tersebut ditujukan kepada Kepala Daerah yang ada di Kabupaten dan Kota se-Provinsi Gorontalo.

Isi Himbauan

"Dalam surat dengan nomor 800/1832/PemKesra itu tertulis, Sehubungan dengan telah terjadinya bencana alam di beberapa wilayah yang diakibatkan oleh tingginya curah hujan di Provinsi Gorontalo dan sebagai bentuk permohonan kita kepada Allah SWT agar dihindarkan dari segala marabahaya, bencana, serta musibah yang akan menimpa, dengan ini Pemerintah Provinsi Gorontalo menghimbau kepada seluruh tingkat Pemerintahan mulai dari Desa dan Kelurahan, Kecamatan sampai Kabupaten/Kota se-Provinsi Gorontalo agar dapat melaksanakan Shalat Tolak Bala (Shalat Lidaf'ill Bala) bersama di wilayah masing-masing yang Insya Allah dilaksanakan serentak pada Jumat 12 Juli 2024 setelah Shalat Jumat."

"Demikian himbauan ini disampaikan untuk menjadi perhatian kita bersama, atasnya diucapkan terima kasih."

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya