Liputan6.com, Samarinda - Perpindahan Aparatur Sipil Negara (ASN) ke Ibu Kota Nusantara tinggal menunggu waktu. Hal ini seiring dengan progres pembangunan hunian pegawai yang menunjukkan perkembangan positif.
Tower-tower hunian kini sudah menjulang tinggi mewarnai Kawasan Inti Pusat Pemerintahan di IKN. Apalagi perpindahan tersebut akan dimulai sebelum Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia tahun ini.
Bank Indonesia Perwakilan Kaltim sudah memprediksi ada tekanan inflasi saat mobilisasi ASN ke ibu kota baru Indonesia. Secara umum, Bank Indonesia menyebut inflasi dipengaruhi tingginya tekanan inflasi global dan masifnya pembangunan IKN.
Advertisement
Baca Juga
“Pada triwulan II-2024, tantangan inflasi diprakirakan masih tetap tinggi yang disebabkan oleh peningkatan komoditas pangan yang dipengaruhi oleh perpindahan Aparatur Sipil Negara,” kata Kepala Perwakilan BI Kaltim Budi Widihartanto pada kegiatan Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Kalimantan Timur di Samarinda, Rabu (17/7/2024).
Inflasi Kaltim di tahun 2024 diprakirakan masih berada dalam rentang target kisaran 2,5±1% (yoy). Pada triwulan I 2024, inflasi kaltim tercatat sebesar 3,03% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yaitu 3,46% (yoy) dan nasional sebesar 3,05% (yoy).
Rendahnya inflasi Kaltim disebabkan oleh berlangsungnya masa panen sejumlah komoditas pangan di daerah penghasil yang mendukung ketersediaan pasokan di Kaltim. Melandainya inflasi Kaltim Triwulan I 2024 tertahan oleh meningkatnya permintaan masyarakat pada bulan Ramadhan dan pembangunan IKN yang semakin masif.
“Selain itu terjadi peningkatan HET beras pada Maret 2024 yang mendorong peningkatan harga komoditas beras dari sisi penawaran” ujarnya.
Andil IKN
Meski demikian, di tengah dinamika ekonomi keuangan global diliputi ketidakpastian dan eskalasi ketegangan geopolitik, Bank Indonesia memprakirakan perekonomian Kalimantan Timur pada 2024 masih tetap resilien dan optimis tumbuh pada kisaran 5,50% – 6,30% (yoy).
“Prakiraan tersebut lebih tinggi didasarkan dari kinerja LU (lapangan usaha) Pertambangan, Industri Pengolahan, Konstruksi, dan Perdagangan,” tambahnya.
Hal ini di dorong oleh upaya korporasi mengejar target akhir tahun 2024 di tengah permintaan batu bara yang masih relatif tinggi.
“Selain itu, berlanjutnya pembangunan Ibu kota Nusantara juga turut mendorong LU Konstruksi memberikan andil sebesar 1,04% (yoy),” kata Budi.
Advertisement