Moringa Sabun Kreasi Mahasiswa Unej yang Berbahan Dasar Daun Kelor, Cocok untuk Warga Pesisir Pantai

Produk ini dijamin bebas dari deterjen dan dirancang khusus untuk menjaga kelembaban kulit, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 09 Agu 2024, 18:06 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2024, 18:06 WIB
Sabun Moringa karya mahasiswa Jember, diklaim bisa menambah nutrisi kulit dan mengangkat sel mati, membersihkan kulit dari kotoran dan kuman. (Istimewa)
Sabun Moringa karya mahasiswa Jember, diklaim bisa menambah nutrisi kulit dan mengangkat sel mati, membersihkan kulit dari kotoran dan kuman. (Istimewa)

 

 

Liputan6.com, Jember - Mahasiswa Universitas Jember (Unej) membuat inovasi baru berupa sabun berbahan dasar daun kelor yang diberi nama Sabun Moringa.

Produk ini dijamin bebas dari deterjen dan dirancang khusus untuk menjaga kelembaban kulit, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir.

Ketua Tim Keris Morindev Unej Soetriono, menjelaskan, inovasi ini merupakan hasil kolaborasi antara Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian Unej. Sabun berbahan dasar daun kelor ini adalah salah satu solusi untuk menjaga kelembaban kulit masyarakat pesisir, yang sering kali terpapar kondisi cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan kulit kering.

“Secara geografis, masyarakat Desa Pakandangan Sangra berada di wilayah pesisir, yang seringkali membuat kulit mereka lebih rentan terhadap kekeringan akibat paparan sinar matahari dan air laut. Inisiasi pembuatan sabun berbahan dasar daun kelor ini dilakukan agar masyarakat dapat menjaga kelembaban kulit mereka secara alami, tanpa harus khawatir akan efek samping dari bahan kimia keras seperti deterjen," ujar Soetriono saat penyerahan hibah alat dan praktek produksi sabun di Desa Pakandangan Sangra Sumenep, Jumat (9/8/2024).

Andi Eko Wiyono, Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember menjelaskan, sabun Moringa mengandung bahan aktif dari daun kelor dan minyak nabati yang dapat berfungsi sebagai agen pembunuh kuman dan agen pembusa alami.

Sabun Moringa ini bebas dari bahan kimia sintetis seperti SLS (Sodium Lauryl Sulfate) dan COCO DEA yang umum ditemukan pada sabun komersial. Selain itu, sabun ini juga tidak mengandung bahan pengawet dan bersifat ramah lingkungan karena mudah terdegradasi oleh alam,” jelas Andi Eko Wiyono.

 

Menambah Nutrisi Kulit dan Mengangkat Sel Mati

Ia lalu menambahkan, Keunggulan lain dari Sabun Moringa ini antara lain, menambah nutrisi kulit dan mengangkat sel mati, membersihkan kulit dari kotoran dan kuman, melembabkan kulit secara alami dan memberikan efek relaksasi melalui aroma terapi dari essential/fragrance oil yang ditambahkan dan dapat disesuaikan.

Ahmad Nurdi, Ketua Kelompok Tani Desa Pakandangan Sangra, mengungkapkan rasa terkejut dan syukurnya atas inovasi ini. “Awalnya saya tidak mengira bahwa produk turunan dari daun kelor sangat banyak. Dengan adanya sabun kelor ini, masyarakat bisa memanfaatkan potensi kelor yang melimpah di desa kami, sekaligus menjaga kesehatan kulit,” katanya.

Kolaborasi antara Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember dalam proyek ini menjadi contoh nyata dari bagaimana perguruan tinggi dapat berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui inovasi yang berkelanjutan.

Bahan baku daun kelor yang dihasilkan tidak hanya memberikan manfaat kesehatan dan beberapa produk turunan telah diciptakan diantaranya, serbuk, teh celup, snack, kapsul dan oil, hal ini juga diharapkan dapat menjadi produk unggulan yang memiliki nilai ekonomi tinggi untuk masyarakat pesisir di Sumenep.

Infografis Progres Pembangunan Istana Negara di IKN Nusantara. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Progres Pembangunan Istana Negara di IKN Nusantara. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya