Alasan Penderita Diabetes Rentan Terkena Gangguan Mental, Berikut Penjelasannya Secara Medis

Salah satu jenis gangguan mental yang sering ditemukan pada diabetesi adalah gangguan kecemasan.

oleh Arie Nugraha diperbarui 23 Agu 2024, 15:00 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2024, 15:00 WIB
Gangguan Jiwa Berat Kian Meningkat, BKKBN Dorong Bappeda Bangun RS dengan Layanan Kejiwaan
Gangguan Jiwa Berat Kian Meningkat, BKKBN Dorong Bappeda Bangun RS dengan Layanan Kejiwaan. Foto: freepik.

Liputan6.com, Bandung - Penderita diabetes dijelaskan secara medis rentan terkena gangguan mental meski masuk penyakit yang bisa dikelola.

Namun tak jarang, penderitanya mengalami stres dan kecemasan atas kondisi yang dialaminya. Menurut dr Sheila Amabel di laman Dokter Sehat, gangguan mental adalah penyakit yang memengaruhi emosi, cara berpikir, dan perilaku seseorang.

"Berbagai jenis gangguan mental yang umum ditemui, antara lain stres, gangguan kecemasan, dan depresi," ujar Sheila dicuplik Senin (19/8/2024).

Sheila mejelaskan diabetesi alias penderita diabetes rentan mengalami masalah mental. Hal ini tentu saja beralasan, mengingat penderita harus mengontrol penyakitnya.

Salah satu jenis gangguan mental yang sering ditemukan pada diabetesi adalah gangguan kecemasan. Gangguan ini terjadi ketika seseorang merasa takut atau gelisah.

"Kecemasan merupakan reaksi normal ketika seseorang menghadapi stres. Tak hanya itu, diabetesi juga lebih rentan mengalami depresi," ungkap Sheila.

Menurut penelitian, sebut Sheila, penderita diabetes tipe 2 lebih berisiko mengalami depresi dibandingkan dengan orang tanpa diabetes.

Sayangnya, menurut data hanya sebanyak 25-50 persen diabetesi dengan depresi yang didiagnosis dan mendapatkan pengobatan.

"Hubungan gangguan mental dengan diabetes tidak cukup sampai di situ. Sebuah penelitian lain menemukan bahwa gangguan kecemasan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, terlepas dari faktor risiko diabetes lain yang sudah ada," terang Sheila.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penyebab dan Cara Penanganan Gangguan Mental Diabetes

Pengidap diabetes rentan mengalami stres dan kecemasan karena harus selalu memastikan bahwa kadar gula di dalam darah mereka tetap normal.

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh diabetesi untuk mengontrol penyakitnya, antara lain:

- Konsumsi makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

- Memantau gula di dalam darah secara teratur sepanjang harinya.

- Mengatur dosis insulin.

Selain stres karena harus mengontrol penyakitnya, penderita diabetes juga rentan cemas karena adanya risiko komplikasi yang dapat menimpanya.

Sebagai catatan, seseorang dengan diabetes lebih rentan terhadap penyakit jantung, penyakit ginjal, dan stroke.

"Inilah yang pada akhirnya mengakibatkan diabetesi mengalami gangguan kecemasan dan stres," tutur Sheila.

Menurut penelitian, terapi kerja lebih efektif dibandingkan dengan obat-obatan. Namun, bicarakanlah dulu dengan dokter mengenai pengobatan yang paling tepat.

Selain itu, ada beberapa cara untuk menangani stres dan kecemasan yang bisa dilakukan, antara lain:

- Aktif bergerak. Anda bisa berjalan-jalan di sekitar rumah untuk mendapatkan ketenangan. Bahkan kabarnya, efek ini bisa bertahan hingga berjam-jam.

- Bercerita dengan teman atau kerabat yang bisa dipercaya. Cara ini bisa membantu Anda mendapatkan saran yang diharapkan.

- Cobalah beberapa latihan relaksasi, seperti yoga atau meditasi.

- Lakukan hal-hal yang menyenangkan. Anda bisa meluangkan waktu untuk rehat sejenak dari aktivitas. Pergilah keluar untuk melakukan hobi Anda.

- Batasi asupan kafein dan minuman beralkohol.

- Perbanyak konsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang serta istirahat yang cukup.

Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan untuk membantu meringankan gejala. Beberapa gejala tersebut, seperti:

- Antidepresan.

- Anti-kecemasan seperti buspirone.

- Benzodiazepine untuk meredakan serangan panik.

Bagi sebagian orang, diabetes bisa sangat berdampak terhadap kesehatan mental. Maka dari itu, bicarakan kepada dokter bila penyakit ini membuat Anda terbebani.

 


4 Alasan Pengidap Diabetes Harus Rutin Konsultasi ke Dokter

Pada umumnya, dokter spesialis endokrin menganjurkan pemeriksaan rutin merupakan bagian penting dari perawatan diabetes. Namun, kontrol rutin ke dokter ini masih dianggap sepele oleh orang yang baru menerima diagnosis diabetes.

Berikut ini adalah beberapa alasan tentang penting melakukan kontrol ke dokter secara rutin untuk penderita diabetes, antara lain:

1. Memantau Kesehatan Secara Keseluruhan

Terlalu banyak atau terlalu sedikit gula dalam pembuluh darah dapat menyebabkan masalah dalam tubuh. Jika tidak diatasi, dalam jangka panjang kondisi ini akan menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh dan membahayakan organ vital.

Pada pemeriksaan rutin, dokter pada umumnya akan melakukan beberapa tes darah, termasuk HbA1c yang mengukur rata-rata gula darah dalam 3 bulan.

Selain itu, dokter juga akan mengukur kadar kolesterol dalam darah dan tekanan darah untuk mencegah risiko komplikasi penyakit jantung, seperti serangan jantung dan stroke.

Pemeriksaan ini penting karena orang dengan diabetes memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung.

Dengan pemeriksaan rutin, dokter bisa mengetahui kondisi organ tubuh Anda secara lebih menyeluruh. Ketika sudah mengetahuinya, dokter dapat membantu Anda membuat rencana pengobatan yang tepat dan risiko komplikasi bisa diturunkan.

2. Menyesuaikan Efek Obat terhadap Gula Darah

Penderita diabetes pada umumnya perlu melakukan perubahan terhadap gaya hidup, termasuk konsumsi obat atau injeksi insulin secara rutin untuk menjaga kadar gula darah tetap normal.

Efek obat atau insulin pada setiap individu pasti berbeda-beda, oleh sebab itu melihat efek obat terhadap tubuh menjadi bagian penting ketika melakukan kontrol rutin dengan dokter.

Ketika tubuh pasien mengalami masalah terhadap obat yang diberikan, dokter akan mengganti obat atau melakukan penyesuaian dosis agar obat bisa diterima oleh tubuh.

3. Mencegah dan Mengobati Potensi Komplikasi Sedini Mungkin

Banyak penderita diabetes yang meremehkan risiko komplikasi. Penyakit komplikasi diabetes memang tidak menunjukkan gejala yang jelas pada awalnya.

Pemeriksaan rutin tidak hanya membantu Anda untuk mengontrol diabetes, tetapi juga dapat membantu mendeteksi adanya penyakit komplikasi yang belum menunjukkan gejala. Komplikasi yang umum terjadi akibat diabetes, termasuk:

- Penyakit kardiovaskuler.

- Kerusakan saraf.

- Kehilangan penglihatan.

- Masalah kaki.

- Masalah ginjal.

Ketika manajemen kontrol gula darah baik, maka risiko komplikasi juga akan rendah.

4. Menerima Arahan tentang Perawatan Diri

Perawatan diabetes memerlukan perubahan pola makan, olahraga, dan gaya hidup. Anda bisa mendapatkan edukasi tentang semua ini ketika berkunjung ke dokter.

Selain itu, dokter juga akan memberi tahu cara memeriksa kaki dan mata secara mandiri. Dokter akan memberitahu Anda untuk menghindari kerusakan kaki serta cara untuk merawatnya, seperti:

- Menghindari berjalan tanpa alas kaki, baik dalam maupun luar ruangan.

- Mencuci kaki secara rutin menggunakan sabun dan air hangat.

- Menghindari kaki basah terlalu lama untuk mencegah infeksi jamur.

- Melakukan pengamatan rutin pada kaki apakah terdapat luka.

Dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan mata secara berkala untuk melindungi dari kemungkinan kerusakan pembuluh darah atau kehilangan penglihatan. Anda sebaiknya segera melakukan konsultasi dengan dokter, apabila mengalami:

- Pandangan buram.

- Sensitif terhadap cahaya.

- Ada bintik hitam pada penglihatan.

 


Durasi Kontrol ke Dokter

Jumlah frekuensi konsultasi dokter bisa tergantung pada kondisi tubuh setiap individu. Oleh sebab itu, sebaiknya Anda membicarakan dengan dokter utama yang merawat tentang jadwal kunjungan ini. Namun, berikut adalah jangka waktu yang pada umumnya disarankan:

- Diabetes yang Terkontrol: Konsultasi Setiap 4-6 Bulan Sekali

Seseorang yang hanya konsumsi obat minum tanpa injeksi insulin serta gula darahnya dalam rentang normal tidak perlu sering mengunjungi dokter.

Penderita diabetes yang memiliki pola makan sehat, tetap olahraga, dan melakukan kontrol rutin terhadap gula darah secara mandiri pada umumnya memiliki kontrol yang bagus terhadap diabetes.

- Diabetes yang Tidak Terkontrol: Konsultasi Setiap 3 Bulan Sekali

Penderita diabetes yang merasakan energi tubuh rendah, mengalami gejala gula darah tinggi, bahkan gejala komplikasi diabetes (kesemutan atau kebas pada tangan atau kaki) sebaiknya melakukan pemeriksaan rutin lebih sering.

Pada akhirnya, menjalani pola hidup sehat, melakukan pemeriksaan tubuh mandiri, dan melakukan konsultasi ke dokter secara rutin penting dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh Anda.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya