Begini Penjelasan Istilah Tone Deaf yang Sempat Ramai di Medsos

Bagi sebagian orang, tuli nada bisa terasa seperti suara musik yang tidak bermakna, mirip dengan mendengarkan bahasa asing yang tidak dimengerti

oleh Panji Prayitno diperbarui 02 Sep 2024, 01:00 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2024, 01:00 WIB
Begini Penjelasan Istilah Tone Deaf Sempat Ramai di Medsos
Ilustraso tone deaf. (Image by 8photo on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Jagat maya medsos sempat ramai dengan istilah unik tone deaf. Padahal, secara harfiah, tone deaf artinya tuli nada.

Sedangkan menurut kamus Oxford, tone deaf artinya tidak dapat mendengar perbedaan antara not musik. Pada orang yang mengalami tuli nada, salah satu ciri utamanya adalah ketidakmampuan mereka untuk menyanyi dengan nada yang tepat.

Mereka mungkin terdengar fals ketika mencoba mengikuti sebuah lagu. Hal ini sering kali membuat mereka merasa canggung atau tidak nyaman saat berada di lingkungan yang melibatkan musik, karena mereka tidak dapat menikmati musik sebagaimana orang lain.

Bagi sebagian orang, tuli nada bisa terasa seperti suara musik yang tidak bermakna, mirip dengan mendengarkan bahasa asing yang tidak dimengerti. Tuli nada dapat bersifat bawaan atau terjadi akibat cedera otak.

Pada kasus bawaan, seseorang mungkin dilahirkan dengan ketidakmampuan untuk memahami musik. Hal ini sering kali tidak terdeteksi sampai anak mulai berinteraksi dengan musik, misalnya saat mereka diajari menyanyi di sekolah.

Di sisi lain, tuli nada yang diperoleh biasanya terjadi akibat cedera pada area otak tertentu, seperti akibat stroke, cedera kepala, atau gangguan saraf lainnya. Walaupun tuli nada sering dianggap sebagai gangguan yang ringan, dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari bisa signifikan.

Musik adalah bagian penting dari banyak budaya dan tradisi, dan seseorang dengan tuli nada mungkin merasa terisolasi atau kehilangan hubungan emosional yang bisa dibangun melalui musik.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Proses Sensorik

Mereka juga mungkin kesulitan berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang melibatkan musik, seperti pesta, konser, atau bahkan acara-acara keagamaan.Namun, perlu dicatat bahwa orang dengan tuli nada tetap dapat menikmati musik, meskipun cara mereka merespons musik berbeda dari orang lain.

Mereka mungkin lebih fokus pada lirik, irama, atau elemen-elemen lain dari musik yang tidak terkait dengan nada. Beberapa orang bahkan menemukan cara untuk berhubungan dengan musik melalui pengalaman fisik, seperti merasakan getaran atau ritme.

Meskipun tidak ada obat untuk tuli nada, terapi musik dan pelatihan pendengaran terkadang bisa membantu seseorang untuk lebih baik dalam mengenali nada-nada musik.

Dengan pendekatan yang tepat, orang dengan tuli nada dapat memaksimalkan kemampuan mereka dalam berinteraksi dengan musik dan menikmati bentuk seni ini sesuai dengan kapasitas mereka.

Terlebih lagi, penting untuk menyadari bahwa kondisi ini adalah bagian dari keragaman manusia dalam hal pemrosesan sensorik.

Penulis: Belvana Fasya Saad

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya